Bertemu USTR, Zulhas Minta Dukungan Akselerasi Otorisasi GSP

Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) RI Zulkifli Hasan bertemu dengan United States Trade Representative (USTR) Duta Besar Katherine Tai, Kamis (22/9). Pertemuan tersebut membahas sejumlah isu dan peluang meningkatkan kerja sama perdagangan RI-AS, termasuk permintaan percepatan otorisasi pemberlakuan Generalized System of Preferences (GSP).
Mengutip laman kemlu.go.id, GSP merupakan fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk, yang diberikan secara unilateral oleh Pemerintah AS kepada negara-negara berkembang di dunia sejak tahun 1974.
"Kami meminta agar Duta Besar Tai dapat mendorong proses otorisasi pemberlakuan GSP oleh Kongres AS, mengingat prosesnya yang sampai saat ini telah memakan waktu hampir dua tahun semenjak keputusan perpanjangan GSP untuk Indonesia diumumkan," ungkap Zulhas dalam keterangan tertulis, Jumat (23/9/2022).
Pertemuan tersebut diselenggarakan di sela-sela G20 Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) di Nusa Dua, Badung, Bali. Dalam kesempatan itu, Zulhas menyampaikan Indonesia selalu menyambut baik peluang untuk membahas isu-isu penting dalam hubungan RI-AS.
"Indonesia menyambut baik setiap kesempatan dan forum kedua negara untuk membahas isu-isu yang penting dalam hubungan Indonesia dan AS," imbuhnya.
Zulhas juga mengucapkan selamat kepada Katherine yang telah sukses menyelenggarakan pertemuan tingkat Menteri Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) pada awal September lalu.
"Indonesia telah memutuskan untuk bergabung dengan semua pilar IPEF. Kami mendukung agar IPEF memiliki capaian konkret dan mudah dilakukan, serta memberikan manfaat nyata. Saya harap negosiasi IPEF akan selesai tepat waktu dengan semangat kolaborasi dan menjunjung fleksibilitas," tuturnya.
Selain itu, pertemuan antara Zulhas dan Katherine juga membahas rencana pelaksanaan Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) tingkat menteri. Zulhas berharap pembahasan dapat fokus pada kebijakan yang strategis dan konstruktif guna mendorong peningkatan kerja sama perdagangan serta investasi.
Sebagai tambahan informasi, total perdagangan Indonesia dan AS pada 2021 mencapai US$ 37 miliar, atau meningkat 36,17% dibanding 2020. Ekspor Indonesia ke AS tercatat mencapai US$ 25,8 miliar atau naik 38,71%. Di sisi lain, impor Indonesia dari AS sebesar US$ 11,2 miliar, atau naik 30,23%. Indonesia mencatatkan surplus US$ 14,6 miliar.
Pada 2021 pula, AS menjadi negara dengan peringkat ke-2 tujuan ekspor dan peringkat ke-4 sebagai tujuan impor. Produk ekspor utama Indonesia ke AS di antaranya minyak sawit, krustasea hidup, alas kaki kulit, krustasea dan moluska, serta furnitur. Sedangkan, produk impor utama Indonesia antara lain minyak bumi, kedelai, vaksin, residu pati dan tepung.