Banyak PR Jika Ingin Jadikan Manggarai Stasiun Sentral: Akses Jalan Sempit, Lahan Parkir Terbatas

6 June 2022 16:38 WIB
keteran-g.jpg

JAKARTA - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengingatkan adanya sejumlah permasalahan yang berpotensi mengganggu fungsi Stasiun Manggarai jika stasiun ini hendak dijadikan sebagai stasiun sentral untuk kereta rel listrik (KRL), kereta bandara, dan stasiun kereta api jarak jauh.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno menjelaskan, permasalahan paling mendesak adalah akses menuju Stasiun Manggarai yang kurang memadai, yakni akses jalan sempit dan lingkungan sekitar stasiun yang padat, semrawut dan tidak teratur.

"Ruas jalan Tambak dan Jalan Manggarai Utara adalah jalan sempit. Selain itu, terdapat beberapa titik penyempitan jalan yang menjadi penyebab kemacetan. Antara lain di terowongan lintas bawah Manggarai, area drop off depan stasiun dan jembatan dekat pintu air," ujar Djoko dalam keterangannya, Senin (6/6/2022).

Karena itu, pemerintah harus menuntaskan persoalan tersebut. Satu di antaranya memikirkan daya tampung Stasiun Manggarai.

Akses jalan dan kapasitas jalan di sekitar Stasiun Manggarai tidak jauh berbeda dengan di Stasiun Gambir. Diingatkan juga soal luasan lahan parkir perlu untuk kendaraan bermotor dan tidak bermotor.

Djoko menerangkan, jika Stasiun Manggarai disiapkan sebagai pusat perlintasan kereta bandara dan kereta listrik commuter line (KRL) maka fungsi Stasiun Gambir akan beralih menjadi stasiun biasa sebagaimana stasiun lain yang dilintasi KRL.

Stasiun Manggarai adalah stasiun sentral yang pengembangannya masih memungkinkan berdasarkan pertambahan frekuensi jumlah perjalanan KA, meliputi KRL, KA Jarak Jauh maupun Kereta Bandara.

Dengan pemusatan di Stasiun Manggarai, Djoko mengatakan bottleneck berupa perlambatan headway atau akses satu kereta ke kereta selanjutnya untuk masuk ke stasiun berikutnya tidak akan terjadi seperti sekarang ini.

"Sekarang ini bottleneck-nya itu ketika KRL mau masuk Stasiun Manggarai, harus menunggu kereta yang lain lewat dulu. Katakanlah kereta jarak jauh atau kereta barang. Ke depan tidak akan seperti itu," imbuh Djoko.

Kemudian, menurut Djoko, di Stasiun Gambir juga masih terlihat, ke depan tidak akan lama menunggunya untuk kereta listrik. Peralihan sinyal atau switch over adalah salah satu upaya menata lalu lintas kereta di dalam Stasiun Manggarai.

Baik itu KRL, kereta jarak jauh, kereta bandara pun bisa dipusatkan di Stasiun Manggarai. Karena pengembangan Stasiun Manggarai memang didesain untuk perencanaan pengembangan jika kapasitas penumpang sudah semakin tinggi.

"Kendati demikian, yang perlu diperhatikan jika Stasiun Manggarai menjadi pusat perlintasan dan persinggahan kereta maka akses atau jangkauannya perlu ditambah," kata Djoko.

Djoko berujar, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu dilibatkan. Sebab, masyarakat dari Bogor, Depok, Tangerang yang memanfaatkan KRL dominan bekerja di Jakarta.

Keterlibatan Pemprov DKI Jakarta dapat dilakukan dengan membuka lahan yang saat ini banyak dimanfaatkan warga sebagai tempat hunian di sekitar Manggarai.

"Koordinasi harus dengan Kementerian Perhubungan, BUMN, PT KAI, Pemprov DKI Jakarta untuk bagaimana merangkul masyarakat sekitar," tutur Djoko. 

  

stasiun manggarai

Fenomena Terkini






Trending