Satelit Satria-1 Telah Terisi 70%, Internet Tembus Ribuan Titik Pelosok Indonesia

14 June 2025 17:10 WIB
bakti-komdigi-1749879688883_169.jpeg

1. Satria-1 Bantu Pemerataan Koneksi Internet di Daerah 3T

Kuatbaca.com - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) mengumumkan bahwa penggunaan Satelit Republik Indonesia (Satria-1) telah mencapai 70% dari total kapasitasnya pada pertengahan tahun 2025. Capaian ini menandai kemajuan besar dalam pemerataan konektivitas digital, terutama untuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Menurut Direktur Utama Bakti Komdigi, Fadhilah Mathar, peningkatan pemanfaatan satelit ini menjadi bukti konkret bahwa kehadiran Satria-1 memberi solusi nyata dalam menyediakan akses internet untuk layanan publik pemerintah, seperti sekolah, puskesmas, dan kantor pemerintahan di wilayah pelosok.

“Saat ini sudah lebih dari 70% digunakan kapasitas Satria-1,” ujar Fadhilah saat meninjau layanan internet di Puskesmas Camplong, Kabupaten Kupang, pada Rabu (11/6/2025). Ia juga menyebutkan bahwa pembangunan IP transit di berbagai wilayah dilakukan agar konektivitas bisa dimaksimalkan secara nasional.

Dengan kapasitas yang terbatas, Bakti juga mengarahkan pemanfaatan Satria-1 untuk prioritas layanan esensial, guna memastikan internet tersalurkan secara efisien ke area paling membutuhkan.

2. Internet Telah Menjangkau 27.858 Lokasi Layanan Publik

Data terakhir per 10 Juni 2025 menunjukkan bahwa upaya kolaboratif pemerintah telah membuahkan hasil signifikan: 27.858 titik layanan publik dan 6.747 desa telah mendapatkan akses internet dan sinyal seluler melalui satelit Satria-1. Informasi ini disampaikan dalam rapat monitoring digital yang dihadiri langsung oleh Menteri Komdigi, Meutya Hafid.

Hadirnya internet di pelosok dipandang sebagai bentuk nyata keadilan sosial digital, memastikan bahwa masyarakat yang sebelumnya tidak terjangkau layanan digital kini dapat menikmati kemudahan akses informasi, pendidikan, dan layanan kesehatan.

“Dengan kolaborasi lintas sektor, kita tidak hanya membangun koneksi, tapi juga membuka peluang baru bagi masyarakat 3T,” ujar Fadhilah yang akrab disapa Indah. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan program digitalisasi, terutama untuk mendukung layanan publik yang kini makin berbasis teknologi.

Namun, karena kapasitas satelit bersifat terbatas, Bakti menyusun strategi pelengkap agar transformasi digital tetap berjalan optimal di semua wilayah.

3. Kolaborasi dengan Telkomsat: Tambahan Koneksi dari Satelit Merah Putih

Untuk mengatasi keterbatasan kapasitas Satria-1 yang kini semakin menipis, Bakti Komdigi menggandeng Telkomsat, anak usaha Telkom Group, guna memanfaatkan Satelit Merah Putih. Langkah ini bertujuan meningkatkan kecepatan dan stabilitas internet, terutama pada jaringan Base Transceiver Station (BTS) yang dibangun di bawah program Universal Service Obligation (USO).

Kerja sama ini memperkuat ekosistem digital nasional, dengan fokus khusus pada akses internet di daerah yang belum terjangkau jaringan fiber optic atau BTS terestrial. Dengan sinergi ini, layanan vital seperti pendidikan dan kesehatan digital dapat terus berfungsi tanpa kendala.

Sebagai informasi, proyek Satria-1 sendiri digarap melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), dengan Bakti sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK). Konsorsium pemenang lelang, yakni PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), mendirikan PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) untuk melaksanakan pembangunan dan peluncuran.

Satelit Satria-1 resmi meluncur dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada 18 Juni 2023 menggunakan roket Falcon 9

milik SpaceX, dan mulai aktif beroperasi enam bulan kemudian.

4. Satria-1 Siap Layani 37.000 Titik Internet Publik

Dengan total kapasitas hingga 150 Gbps, Satelit Satria-1 ditargetkan untuk melayani 37.000 titik fasilitas layanan publik di seluruh wilayah Indonesia, khususnya wilayah 3T. Fasilitas ini mencakup puskesmas, sekolah, kantor desa, pos keamanan, hingga tempat ibadah, yang sebelumnya kesulitan mendapatkan akses internet memadai.

Pembangunan dan peluncuran proyek ambisius ini menelan dana sekitar Rp 8 triliun, namun sepadan dengan manfaat jangka panjangnya bagi pengembangan SDM dan transformasi layanan publik nasional.

Ke depan, Bakti Komdigi akan terus mendorong pemanfaatan optimal kapasitas satelit serta menyusun strategi lanjutan, termasuk pembangunan Satria generasi berikutnya untuk memperluas dan memperkuat konektivitas nasional.

teknologi

Fenomena Terkini






Trending