Samsung Kembali Kuasai Pasar Smartphone Global di Kuartal Pertama 2025

16 April 2025 09:31 WIB
galaxy-s25-ultra-2_169.jpeg

Samsung berhasil merebut kembali posisi teratas dalam persaingan pasar ponsel pintar global pada kuartal pertama tahun 2025. Temuan ini berdasarkan laporan awal dari International Data Corporation (IDC) melalui laporan triwulanan mereka, Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker.

Menurut data IDC, pengiriman global smartphone meningkat sebesar 1,5% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi 304,9 juta unit. Lonjakan ini tak lepas dari strategi para produsen yang mempercepat distribusi produk untuk mengantisipasi kemungkinan penerapan tarif impor baru oleh Amerika Serikat terhadap barang-barang asal Tiongkok.

Strategi Vendor dalam Menanggapi Ketidakpastian Global

Wakil Presiden IDC untuk Divisi Client Devices, Francisco Jeronimo, menyatakan bahwa meningkatnya ketegangan geopolitik dan ancaman kenaikan bea masuk dari AS membuat banyak perusahaan memutuskan untuk mempercepat produksi serta pengiriman—khususnya ke pasar AS.

"Lonjakan pengiriman pada kuartal ini tidak semata didorong oleh permintaan konsumen, melainkan juga sebagai respons terhadap potensi gangguan biaya dan pasokan," ujar Jeronimo dalam pernyataan resminya.

Sementara itu, Ryan Reith selaku Wakil Presiden Grup Pelacak Perangkat IDC, menambahkan bahwa adanya pengecualian sementara terhadap tarif impor untuk smartphone dari Tiongkok telah memberikan ruang bernapas bagi perusahaan. Namun, ketergantungan terhadap rantai pasok dari Tiongkok tetap menjadi faktor risiko besar di tengah fluktuasi kebijakan perdagangan global.

“Para pemain besar, khususnya dari AS, kini memanfaatkan momentum pengecualian tarif ini untuk memaksimalkan produksi dan distribusi,” terang Reith.

Pasar AS Bertumbuh di Tengah Tekanan

Di pasar Amerika Serikat, penjualan smartphone mencatatkan pertumbuhan lebih dari 5% pada Q1 2025, meskipun berada di tengah tekanan tarif dan ketegangan perdagangan. Anthony Scarsella, Direktur Riset Client Devices IDC, menjelaskan bahwa minat terhadap model terbaru dari merek ternama serta kekhawatiran akan potensi kenaikan harga mendorong lonjakan permintaan.

"Penangguhan tarif selama 90 hari ke depan juga diperkirakan akan meningkatkan angka penjualan pada kuartal kedua, seiring konsumen bergegas membeli sebelum harga kembali naik," jelas Scarsella.

Persaingan Ketat Antar Vendor: Samsung Unggul, China Menyusul

Secara global, Samsung mengungguli para pesaing berkat performa gemilang dari lini premium Galaxy S25 serta keberhasilan seri Galaxy A seperti A36 dan A56 di kelas menengah yang menonjolkan fitur AI dengan harga yang lebih ramah.

Sementara itu, Apple mencetak rekor pengiriman tertinggi untuk Q1, meski menghadapi tekanan di pasar Tiongkok. Model Pro mereka tidak masuk dalam program subsidi pemerintah, menyebabkan performanya tertahan di sana.

Vendor-vendor Tiongkok seperti Xiaomi, OPPO, dan Vivo tetap menunjukkan tren pertumbuhan positif. Xiaomi mencatat pertumbuhan signifikan di dalam negeri berkat dukungan subsidi pemerintah untuk ponsel dengan harga di bawah 6.000 yuan (sekitar 820 dolar AS). Vivo mengalami peningkatan penjualan sebesar 6,3% secara tahunan, baik di pasar domestik maupun internasional. Di sisi lain, OPPO mengalami penurunan akibat lemahnya performa di luar China.

Pemerintah Tiongkok memperluas skema subsidi untuk smartphone sejak Januari 2025, yang secara langsung mendorong konsumsi perangkat di segmen menengah ke bawah dan memberikan dorongan besar bagi para vendor lokal.

Tantangan di Tengah Pertumbuhan

Meski pasar global smartphone menunjukkan sinyal pemulihan, IDC mengingatkan bahwa ketidakpastian ekonomi dunia masih menjadi ancaman bagi daya beli konsumen dalam beberapa bulan mendatang. Vendor dituntut untuk lebih cermat dalam menyeimbangkan produksi, penetapan harga, dan strategi distribusi di tengah dinamika geopolitik dan tantangan perdagangan global.

Samsung
oppo
pasar global
idc

teknologi

Fenomena Terkini






Trending