Kuatbaca.com - Upaya pemerataan infrastruktur digital di Indonesia kini menunjukkan hasil yang sangat signifikan. Melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), di bawah Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), pemerintah berhasil menghadirkan layanan internet di 27.858 lokasi layanan publik dan 6.747 desa di berbagai wilayah, termasuk kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Langkah ini memperkuat komitmen pemerintah dalam memastikan setiap warga negara, tanpa memandang lokasi geografisnya, dapat menikmati kemajuan teknologi informasi.
Keberhasilan ini diumumkan dalam kegiatan monitoring konektivitas digital yang dilaksanakan secara daring dan dihadiri langsung oleh Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, pada 12 Juni 2025. Salah satu lokasi monitoring adalah Desa Kalali, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, sebagai representasi daerah pelosok yang kini telah menikmati akses internet yang lebih baik.
1. Percepatan Infrastruktur Melalui Teknologi Satelit dan Microwave
Dalam beberapa tahun terakhir, BAKTI Komdigi telah gencar membangun jaringan internet melalui proyek infrastruktur BTS Universal Service Obligation (USO). Sebelumnya, kapasitas internet di daerah-daerah ini masih terbatas, seperti di Desa Kalali yang hanya memiliki kecepatan sekitar 4 Mbps. Seiring meningkatnya kebutuhan akses digital, kecepatan ini dirasa tidak mencukupi.
Sebagai solusi, dilakukan modernisasi transmisi dari teknologi VSAT ke microwave yang lebih stabil dan cepat. Pemerintah juga menggandeng Telkomsat untuk menyediakan Committed Information Rate (CIR) sebesar 8 Mbps per titik, menjadikan kualitas jaringan lebih baik dengan penurunan latency dan minimnya packet loss. Peningkatan ini sangat penting untuk mendukung aktivitas pendidikan, kesehatan, pemerintahan, hingga usaha mikro yang kini semakin mengandalkan dunia digital.
2. Monitoring Digital Secara Aktif dan Partisipatif
Kegiatan monitoring yang dilakukan oleh Menkomdigi bukan sekadar tinjauan teknis, tetapi juga menjadi forum dialog langsung antara pemerintah pusat dengan pemangku kepentingan lokal. Dalam sesi daring yang berlangsung interaktif, hadir sejumlah tokoh penting seperti Gubernur NTT, Gubernur Maluku Utara, kepala desa, kepala puskesmas, dan perwakilan prajurit TNI di wilayah perbatasan RI-Timor Leste.
Direktur Utama BAKTI Komdigi, Fadhilah Mathar, menjelaskan bahwa monitoring kali ini berbeda karena memfokuskan pada lokasi penyediaan sinyal seluler 4G yang telah dimigrasikan dan ditingkatkan kapasitasnya sejak Februari 2025. Ia juga menegaskan bahwa pertemuan seperti ini telah dilakukan secara rutin, termasuk sebelumnya di wilayah Papua dan Aceh.
3. Digitalisasi untuk Mendukung Ekonomi Daerah
Salah satu dampak positif dari hadirnya internet adalah peningkatan potensi ekonomi lokal. Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menyampaikan bahwa digitalisasi membuka peluang baru dalam pengembangan program One Village One Product (OVOP). Dengan akses internet yang stabil, masyarakat bisa memasarkan produk unggulan daerahnya melalui e-commerce dan menjangkau pasar nasional maupun global.
Infrastruktur digital juga mendukung layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan. Guru-guru di desa kini bisa mengakses bahan ajar daring, siswa dapat belajar lebih luas, sementara puskesmas mampu terhubung dengan sistem data kesehatan nasional secara real-time. Ini adalah transformasi nyata yang menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat pelosok.
4. Arahan Menkomdigi: Manfaatkan Internet Secara Bijak
Mengakhiri pertemuan digital, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid memberikan pesan penting kepada masyarakat untuk menggunakan internet secara bijak dan produktif. Ia menegaskan bahwa program ini adalah bentuk keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat 3T, serta bagian dari amanah Presiden Prabowo Subianto dalam melanjutkan program transformasi digital nasional.
Internet bukan lagi sekadar fasilitas tambahan, melainkan menjadi infrastruktur dasar penunjang kehidupan modern. Oleh karena itu, literasi digital juga menjadi hal penting untuk terus ditingkatkan agar masyarakat mampu menyaring informasi, memanfaatkan platform digital secara optimal, dan menciptakan ekosistem digital yang sehat dan produktif.