Mengenal Amazon Kuiper yang Mau Masuk RI, Calon Rival Starlink

20 March 2025 10:54 WIB
amazon-kuiper-1742370155408.webp

1. Amazon Kuiper Siap Hadir di Indonesia

Kuatbaca.com - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) sedang menjajaki kerja sama dengan Amazon Kuiper, proyek satelit Low Earth Orbit (LEO) milik raksasa e-commerce Amazon. Kolaborasi ini diharapkan bisa memperluas konektivitas digital di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), serta mendukung transformasi digital nasional.

Amazon Kuiper saat ini juga sedang mengajukan izin operasional di Indonesia, termasuk lisensi telekomunikasi dan hak peminjaman satelit. Hal ini sesuai dengan regulasi terbaru yang memungkinkan perusahaan asing beroperasi di Indonesia dengan Nomor Induk Berusaha (NIB).

2. Saingan Baru Starlink di Indonesia

Amazon memiliki berbagai bidang bisnis, termasuk Project Kuiper, yang bertujuan menyediakan layanan internet satelit berbasis LEO. Kuiper akan menjadi pesaing utama Starlink milik SpaceX, yang sudah lebih dulu menyediakan internet satelit di banyak negara, termasuk Indonesia.

Namun, berbeda dengan Starlink yang telah meluncurkan sekitar 7.000 satelit dan aktif memberikan layanan internet, Amazon Kuiper masih dalam tahap pengembangan. Lalu, kapan layanan Kuiper bisa dinikmati?

3. Progres Peluncuran Satelit Kuiper

Prototipe satelit pertama Project Kuiper diluncurkan pada Oktober 2023. Menurut juru bicara Amazon, proses pembuatan satelit saat ini masih berlangsung di fasilitas Amazon di Kirkland, Washington.

Meskipun peluncuran konstelasi satelit beberapa kali mengalami penundaan, Amazon optimistis layanan ini bisa beroperasi mulai 2025. Saat ratusan satelit sudah mengorbit di LEO, maka internet berbasis Kuiper akan segera tersedia bagi pengguna di berbagai wilayah.

“Kami berencana untuk meluncurkan layanan komersial Project Kuiper di 2025, dimulai dengan demo layanan untuk pelanggan enterprise, beta testing untuk konsumen, dan kemudian ketersediaan secara umum,” kata perwakilan Amazon, dikutip dari CNET.

4. Jangkauan Layanan Amazon Kuiper

Armada satelit Project Kuiper akan beroperasi dalam radius 56 derajat utara dan selatan khatulistiwa. Ini mencakup:

  • Sebagian besar Amerika Utara
  • Hampir seluruh Amerika Selatan
  • Sebagian besar Afrika
  • Australia, Asia, dan Eropa

Dengan cakupan luas ini, Amazon Kuiper memiliki potensi untuk menyediakan akses internet ke wilayah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur darat.

5. Keunggulan Kuiper: Harga Terjangkau dan Kecepatan Lebih Tinggi

Dalam persaingan dengan Starlink, Amazon Kuiper menjanjikan layanan dengan beberapa keunggulan utama:

  • Harga yang lebih terjangkau dibandingkan kompetitor.
  • Kecepatan internet hingga 400 Mbps, lebih tinggi dari kecepatan yang ditawarkan oleh Starlink untuk paket standar.
  • Terminal pengguna yang lebih sederhana dan mudah dipasang untuk konsumen di rumah.

Dengan strategi ini, Amazon berambisi untuk menarik lebih banyak pelanggan dan mempercepat adopsi layanan internet satelit di berbagai negara, termasuk Indonesia.

6. Bagaimana Nasib Satelit Satria-1?

Kehadiran Amazon Kuiper dan Starlink menimbulkan pertanyaan terkait nasib Satelit Satria-1, proyek internet satelit pemerintah Indonesia yang diluncurkan untuk meningkatkan konektivitas di daerah 3T.

Apakah pemerintah akan mengintegrasikan layanan Amazon Kuiper ke dalam ekosistem telekomunikasi nasional, atau justru lebih mengutamakan Satria-1? Hal ini menjadi topik yang menarik untuk ditunggu perkembangannya.

Amazon Kuiper Siap Meramaikan Pasar Internet Satelit di Indonesia

Dengan masuknya Amazon Kuiper ke Indonesia, persaingan layanan internet satelit semakin sengit. Starlink yang sudah lebih dulu beroperasi kini mendapat pesaing serius dengan teknologi dan strategi harga yang kompetitif.

Bagaimana masa depan internet satelit di Indonesia? Apakah Amazon Kuiper bisa menyaingi dominasi Starlink dan melengkapi layanan Satria-1? Kita nantikan perkembangannya!

teknologi

Fenomena Terkini






Trending