Kuatbaca.com - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), tengah mengupayakan peningkatan layanan internet tetap (fixed broadband) hingga mencapai kecepatan 100 Mbps. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar untuk memperbaiki kualitas koneksi internet di Tanah Air yang saat ini masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Upaya ini sekaligus sebagai bentuk respons terhadap kondisi kecepatan internet Indonesia yang belum memenuhi standar kebutuhan masyarakat digital masa kini.
Menurut laporan terbaru dari Speedtest Global Index yang rutin melacak performa kecepatan internet di seluruh dunia, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mempercepat akses internet, khususnya layanan broadband tetap. Padahal, di era digital sekarang ini, internet cepat menjadi kebutuhan utama baik untuk pendidikan, bisnis, hingga aktivitas sehari-hari.
1. Performa Internet Mobile Indonesia Masih di Bawah Rata-Rata
Jika melihat data internet mobile Indonesia, posisi Indonesia berada di peringkat 85 dari 103 negara dengan rata-rata kecepatan hanya sekitar 40,61 Mbps. Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
Misalnya, Brunei Darussalam menempati posisi teratas dengan kecepatan mobile internet mencapai 188,39 Mbps, diikuti oleh Singapura dengan 163,29 Mbps dan Malaysia yang hampir menyentuh angka 163 Mbps. Vietnam dan Thailand juga menunjukkan kecepatan internet mobile yang jauh lebih tinggi dibanding Indonesia. Bahkan negara-negara yang tergolong berkembang seperti Filipina dan Kamboja juga unggul dibandingkan kecepatan internet mobile Indonesia.
Hal ini menggambarkan bahwa meski penggunaan internet mobile di Indonesia sangat masif, kualitas koneksi masih belum optimal, sehingga pengalaman pengguna di lapangan sering kali kurang memuaskan, terutama di daerah-daerah yang infrastrukturnya belum merata.
2. Kondisi Internet Tetap Indonesia yang Lebih Memprihatinkan
Sementara itu, untuk layanan internet tetap atau fixed broadband, Indonesia justru berada di posisi yang lebih memprihatinkan. Saat ini, kecepatan rata-rata fixed broadband Indonesia tercatat sekitar 34,73 Mbps, yang menempatkan Indonesia di peringkat 119 dunia dan paling rendah di antara negara-negara ASEAN kecuali Myanmar yang berada sedikit di bawahnya.
Singapura masih memimpin dunia dengan kecepatan fixed broadband mencapai 372 Mbps, jauh meninggalkan Thailand (247 Mbps), Vietnam (203,89 Mbps), dan Malaysia (144,96 Mbps). Bahkan Filipina pun sudah mendekati target 100 Mbps dengan kecepatan 99,59 Mbps.
Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya upaya percepatan pengembangan infrastruktur internet di Indonesia, agar kualitas internet fixed broadband tidak terus tertinggal dan bisa menunjang aktivitas masyarakat modern secara optimal.
3. Tantangan Infrastruktur dan Pemerataan Akses Internet
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia dalam meningkatkan kecepatan internet tetap adalah masalah infrastruktur dan pemerataan akses. Wilayah-wilayah pedalaman dan daerah terpencil masih sulit dijangkau oleh jaringan internet cepat karena kendala geografis dan biaya pembangunan yang tinggi.
Selain itu, investasi dalam teknologi jaringan fiber optic dan pengelolaan spektrum frekuensi juga menjadi faktor penentu kecepatan internet di Indonesia. Komdigi saat ini tengah fokus pada program percepatan pembangunan jaringan fiber optic nasional serta kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas akses internet berkualitas.
Dalam wawancara eksklusif, Direktur Jenderal Komunikasi dan Informatika menyatakan, “Kami berkomitmen untuk menghadirkan internet dengan kecepatan minimal 100 Mbps ke seluruh pelosok negeri. Ini bukan hanya target teknologi, tapi juga kebutuhan dasar bagi kemajuan pendidikan, ekonomi, dan pemerintahan digital.”
Pemerintah juga berencana menyediakan paket internet dengan harga terjangkau agar masyarakat luas bisa merasakan manfaat dari jaringan cepat tersebut. Meski masih dalam tahap proses, langkah ini diharapkan mampu menjawab keluhan masyarakat atas lambatnya koneksi internet selama ini.
Dengan kerja sama yang erat antara pemerintah, operator telekomunikasi, serta dukungan masyarakat, harapan besar untuk internet cepat dan merata di Indonesia bisa terwujud dalam beberapa tahun mendatang. Transformasi digital yang inklusif akan semakin memperkuat daya saing bangsa di kancah global.