Cara Kerja Orb, Pemindai Mata Aplikasi Worldcoin yang Bikin Heboh Masyarakat Indonesia

1. Aplikasi Worldcoin dan Iming-iming Imbalan Finansial
Kuatbaca.com - Dalam beberapa hari terakhir, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan aplikasi bernama World, yang menjanjikan imbalan hingga Rp 800 ribu hanya dengan memindai mata. Aplikasi ini merupakan bagian dari proyek Worldcoin, yang digagas oleh Sam Altman, pendiri OpenAI, melalui perusahaan bernama Tools for Humanity (TFH). Worldcoin bertujuan untuk menciptakan identitas digital global (World ID) berbasis biometrik dan dompet kripto.
2. Orb: Teknologi Pemindai Mata Berbasis Iris Unik Manusia
Untuk memverifikasi identitas seseorang, Worldcoin menggunakan perangkat khusus bernama Orb, sebuah bola berdiameter sekitar 20 cm. Fungsi utamanya adalah memindai iris mata manusia dan mengubahnya menjadi iris code, yaitu representasi digital yang bersifat unik dan tidak bisa dipalsukan. Baru-baru ini, TFH meluncurkan versi lebih ringkas bernama Orb Mini, seukuran ponsel dengan dua sensor besar yang tetap mampu membaca iris secara akurat.
3. Bagaimana Orb Menghasilkan Iris Code?
Orb bekerja dengan mengambil gambar iris pengguna menggunakan sensor canggih. Gambar-gambar ini kemudian diproses menjadi sebuah kode iris terenkripsi yang merepresentasikan pola unik pada mata setiap individu. Kode inilah yang nantinya dijadikan World ID, sebuah bentuk identitas digital pribadi yang diklaim tak bisa diakses atau diubah oleh pihak luar.
4. Privasi dan Keamanan: Apakah Data Iris Aman?
TFH menegaskan bahwa gambar iris pengguna akan dihapus secara otomatis setelah pemrosesan selesai dan kode iris telah dikirim ke perangkat pengguna. Mereka menjamin bahwa iris code tidak akan pernah meninggalkan perangkat pengguna, sehingga kontrol data sepenuhnya berada di tangan pemilik. Meski demikian, banyak pihak tetap mengkhawatirkan potensi penyalahgunaan data biometrik ini jika tidak diawasi secara ketat.
5. Fungsi dan Tujuan World ID dalam Ekosistem Digital
World ID digunakan sebagai alat untuk mengonfirmasi bahwa seseorang adalah manusia asli, bukan bot atau entitas fiktif. Ini penting dalam dunia digital saat ini yang dipenuhi oleh AI, deepfake, dan akun palsu. Dengan sistem verifikasi berbasis iris, Worldcoin mengklaim dapat memberikan akses universal ke layanan keuangan digital, voting, dan transaksi online yang lebih aman.
6. Klaim Jumlah Pengguna Global: Sudah Puluhan Juta Tervalidasi
Hingga akhir April 2025, TFH menyebut sudah ada lebih dari 26 juta orang yang mendaftar di aplikasi World, dengan 12 juta di antaranya telah berhasil diverifikasi melalui pemindaian Orb. Indonesia menjadi salah satu negara dengan lonjakan partisipasi signifikan, meskipun menimbulkan perdebatan dan kekhawatiran soal regulasi data pribadi.
7. Regulasi di Indonesia: Diblokir Sementara, Tapi Belum Final
Meskipun menarik minat masyarakat, layanan Worldcoin dan World ID saat ini dibekukan sementara oleh Kominfo dan regulator kripto Indonesia karena belum memenuhi regulasi perlindungan data pribadi dan izin operasional. Pemerintah menegaskan pentingnya menjaga kedaulatan data dan keamanan nasional, terutama jika melibatkan data biometrik warga.
8. Kritik dan Dukungan terhadap Teknologi Worldcoin
Sebagian kalangan menyambut teknologi ini sebagai langkah inovatif menuju masa depan ekonomi digital yang inklusif, terutama di negara-negara berkembang. Namun, banyak pula pihak yang menganggapnya eksploitasi data pribadi dengan imbalan finansial kecil, dan mempertanyakan urgensi penggunaan identitas biometrik dalam ekosistem kripto.
9. Terobosan atau Ancaman Privasi?
Teknologi pemindaian mata lewat Orb dan aplikasi Worldcoin memang menawarkan solusi menarik dalam verifikasi digital global. Namun, tantangannya adalah menjaga keseimbangan antara inovasi teknologi dan perlindungan hak privasi pengguna. Regulasi yang ketat dan transparansi mutlak diperlukan agar proyek semacam ini tidak menjadi bumerang di kemudian hari.