Jakarta - Taman Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, ditutup sementara usai belum lama dibuka pasca-renovasi. Penutupan itu dilakukan karena Tebet Eco Park akan dijadikan zona emisi rendah yang bakal mendukung Program Langit Biru untuk mengendalikan pencemaran udara Jakarta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria memandang perlu ada solusi dalam waktu dekat untuk mengatasi permasalahan di Tebet Eco Park karena tingginya minat masyarakat menyambangi taman itu. Riza mengakui kondisi ini berimbas pada parkir liar hingga pedagang kaki lima yang menjamur di sepanjang jalan. Atas hal ini, Pemprov DKI memutuskan menutup sementara taman itu sambil menyediakan fasilitas penunjang.
"Itu juga mengganggu lingkungan sekitar dan warga sekitar. Untuk itulah kami lakukan sementara ditutup untuk ditertibkan nanti akan disiapkan tempat-tempat yang ada akan kita maksimalkan nanti akan disiapkan tempat untuk kuliner, untuk UMKM di situ," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Kamis (16/6).
Berikut ini informasi terkininya:
1. Alasan Utama Tebet Eco Park Ditutup Sementara
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengungkap alasan utama penutupan Tebet Eco Park. Penutupan disebut dilakukan karena jumlah pengunjung yang membeludak.
"Sebagaimana kita ketahui bahwa penutupan memang perlu dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta, karena jumlah pengunjung yang mengunjungi kawasan Tebet Eco Park ini luar biasa membeludaknya," kata Syafrin saat ditemui di Tebet Eco Park, Sabtu (18/6).
Syafrin menjelaskan kapasitas Tebet Eco Park 10 ribu pengunjung dalam waktu yang bersamaan. Namun, beberapa waktu lalu, angkanya mencapai 60 ribu pengunjung.
"Dari perencanaan awal, sebagaimana yang disampaikan rekan-rekan Pertamanan dan Hutan Kota, kapasitas Tebet Eco Park ini dalam waktu yang bersamaan paling tidak 10 ribu (orang). Tapi kemudian kemarin sampai 60 ribu pengunjung," jelas Syafrin.
Akibat lonjakan tersebut, kemacetan tak terhindarkan karena banyak kendaraan yang parkir di bahu jalan. Untuk itu, lanjut Syafrin, pihaknya perlu melakukan evaluasi terkait hal tersebut. Ini dilakukan agar nantinya pengunjung bisa mendapatkan manfaat dari adanya taman ini.
"Tentu kami Pemprov DKI Jakarta perlu melakukan evaluasi sehingga, pada saat kembali Tebet Eco Park ini dibuka, masyarakat yang akan berkunjung mendapatkan nilai manfaat dari mereka berkunjung ke sini. Yang seharusnya mereka mendapatkan manfaat menikmati taman ini, karena jebolnya pengunjung itu tidak didapatkan," ujarnya.
176 Aparat DKI Berjaga
Petugas gabungan mulai Satpol PP hingga Dinas Perhubungan DKI melakukan pengamanan di Tebet Eco Park, kemarin. Pengamanan dilakukan sebagai respons rencana menjadikan kawasan ini sebagai zona emisi rendah.
"Ini merespons apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu, di mana sekitar kawasan Tebet Eco Park ini terjadi kesemrawutan, baik itu para pedagang kemudian parkir yang tidak teratur dan sebagainya," kata Kasatpol PP DKI Jakarta Arifin saat ditemui di lokasi, Tebet Barat, Jakarta Selatan, Sabtu (18/6).
Arifin mengatakan total ada 176 personel gabungan, mulai Satpol PP hingga Dishub dalam melakukan pengamanan tersebut. Menurutnya, para personel akan berjaga di 17 titik penyekatan, di antaranya 11 titik di lingkar dalam dan 6 titik di lingkar dalam.
"Tiap hari ada penjagaan. Hanya dari sisi jumlah personel pada saat weekend berbeda. Jam pengawasan ini kita bagi dua shift. Dari pagi hingga malam dengan kekuatan kurang lebih 176 orang," ujarnya.
Fokusnya, lanjut Arifin, para petugas melakukan penyekatan terhadap para pengendara yang akan melintas di kawasan Tebet Eco Park. Nantinya dipastikan tidak akan ada kendaraan yang melintas di sana selain penghuni sekitar.
Selain itu, petugas mengingatkan para pedagang tidak berjualan di titik-titik yang memang tidak diperbolehkan. Dia menegaskan para pengunjung taman masih tetap bisa berkunjung di area luar. Namun untuk parkir kendaraan diarahkan di tempat lain yang sudah disediakan.
"Lintasan untuk kendaraan tidak lagi bisa parkir semaunya karena jalannya juga sempit, agak susah. Jadi lokasi parkirnya sudah kita siapkan. Kemudian mereka jalan. Ada beberapa lokasi yang sudah ditentukan, sedang dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat," kata dia.
"Karena ini untuk mewujudkan Jakarta yang lebih bersih, lebih sehat, dari polusi udara, tempat ini ditetapkan sebagai zona emisi rendah. Masyarakat juga merasa nyaman, dan mereka yang datang ke sini juga bisa memanfaatkan tempat ini dengan baik," tambahnya.
Warga Diminta Naik TransJ-KRL ke Tebet Eco Park
Dishub DKI Jakarta mengurangi kantong parkir bagi pengunjung Tebet Eco Park, Jakarta Selatan. Lokasi parkir dikurangi dari sepuluh titik menjadi enam titik.
"Tempat parkir ini adalah tempat parkir pada saat awal dioperasikan Tebet. Tetapi kemudian kita setelah melakukan evaluasi dan penerapan kawasan rendah emisi di dua ruas jalan ini. Dari identifikasi awal, lebih kurang ada enam titik lokasi parkir," kata Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo di Tebet Eco Park, Sabtu (18/6/2022).
Syafrin belum menjelaskan di mana saja enam lokasi parkir itu. Syafrin hanya menyebut lokasi parkir baru berada di luar kawasan Jalan Tebet Barat Raya dan Jalan Tebet Timur Raya.
Sebagai informasi, kantong parkir yang sebelumnya bisa digunakan warga untuk berkunjung ke Tebet Eco Park berada di SD dan SMP Muhammadiyah, SMPN 73, Rusun Harum, lapangan basket, TPS Tebet, pom bensin MT Haryono, Kopi Nako, gedung Wisma Pede, gedung Mugi Griya, dan gedung Graha Pratama.
"Tentu mulai hari ini beberapa titik sudah tidak diperbolehkan lagi parkir. Dan saat ini kami sudah melakukan uji coba penerapan kawasan rendah emisi," tuturnya.
Syafrin meminta masyarakat yang akan berkunjung ke Tebet Eco Park tidak membawa kendaraan pribadi. Dia menyarankan warga menggunakan bus TransJakarta atau KRL.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membawa kendaraannya ke kawasan ini. Sebaiknya parkir di lokasi park and ride yang sudah disiapkan oleh pemerintah. Contohnya di kawasan PGC itu bisa parkir di sana, kemudian melanjutkan dengan TransJakarta dan turun di halte TransJakarta BUMD, kemudian tinggal menyeberang sampai ke kawasan ini," kata dia.
"Atau juga parkir di kawasan stasiun yang dekat rumah masing-masing, kemudian melanjutkan dengan KRL. Di mana KRL ada dua stasiun yang bisa dijangkau, apakah itu di Stasiun Cawang maupun Stasiun Tebet itu sendiri," imbuhnya.
Warga Kecewa Tebet Eco Park Ditutup Sementara
Pemprov DKI Jakarta menutup sementara Tebet Eco Park. Sejumlah warga yang sudah datang pun harus putar balik dengan rasa kecewa.
"Saya kan belum, jadi saya ingin tahu saja ajak anak saya ke sini. Mumpung libur juga hari Sabtu. Kecewa saya sudah datang jauh-jauh, ternyata udah jauh-jauh ke sini, ditutup," kata seorang warga asal Pulogadung, Fenty (46), di Tebet, Sabtu (18/6/2022).
Fenty mengaku ingin melihat Tebet Eco Park karena viral di media sosial. Dia juga ingin menjajal berbagai fasilitas yang ada. Warga lainnya, Arifin (33), juga mengaku kecewa gara-gara Tebet Eco Park ditutup sementara. Warga asal Kebayoran Lama ini mengaku belum tahu soal penutupan tersebut.
Arifin mengatakan akan mencoba taman lain yang dibuka. Dia berharap penutupan Tebet Eco Park tak berlangsung lama.
"Harapannya mungkin, kalau bisa dibuka kembali, mungkin bisa tertata mungkin penjualnya segala macam, biar nggak menyebabkan kemacetan, biar lebih rapi," ujarnya.