Wali Kota Semarang Apresiasi Pelestarian Tradisi Sedekah Bumi oleh Warga Gedawang

13 May 2025 17:24 WIB
wali-kota-walkot-semarang-agustina-1747115365710.jpeg

Kuatbaca.com - Wali Kota Semarang, Agustina, memberikan apresiasi tinggi kepada warga Kelurahan Gedawang dan Kecamatan Banyumanik karena masih setia menjaga dan melestarikan tradisi Sedekah Bumi atau yang dikenal juga dengan istilah Apitan. Tradisi ini merupakan salah satu kekayaan budaya lokal yang mencerminkan rasa syukur masyarakat terhadap hasil bumi dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

1. Tradisi Apitan, Cerminan Jati Diri dan Rasa Syukur

Dalam sambutannya saat menghadiri Gelar Budaya Apitan yang digelar di Lapangan Gedawang pada Sabtu (10/5/2025), Wali Kota Agustina menyampaikan bahwa tradisi ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan bagian penting dari jati diri masyarakat.

"Tradisi Apitan adalah cermin dari jati diri kita sebagai bangsa yang religius dan berbudaya. Ini bukan hanya seremoni, tapi bentuk syukur atas hasil bumi, rezeki, dan kebersamaan," kata Agustina dalam keterangan resminya, Selasa (13/5/2025).

2. Pelestarian Budaya Jadi Prioritas Pembangunan Kota

Lebih lanjut, Agustina menekankan bahwa pembangunan Kota Semarang tidak hanya melulu soal infrastruktur, namun juga harus menyentuh aspek pelestarian nilai-nilai budaya.

"Semarang bukan hanya tentang gedung tinggi dan jalan tol. Tapi juga tentang ruang-ruang seperti ini, tempat kita menumbuhkan dan menjaga warisan budaya," ujarnya.

Pernyataan ini menjadi pengingat penting bahwa pembangunan yang berkelanjutan juga mencakup penguatan identitas budaya dan sosial masyarakat lokal.

3. Pesan untuk Generasi Muda: Jangan Jadi Penonton, Jadilah Penjaga Budaya

Agustina juga memberikan pesan khusus kepada generasi muda, termasuk Karang Taruna dan remaja di Kelurahan Gedawang, agar mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi turut menjadi pelaku aktif dalam menjaga dan meneruskan tradisi budaya.

"Kepada anak-anak muda, kalian adalah penerus adat ini. Jadilah pelaku, jadilah penjaga. Saya yakin kalian bisa melestarikan tradisi ini dengan kebanggaan," tegasnya.

4. Rangkaian Acara Apitan: Dari Doa Bersama hingga Kirab Gunungan

Rangkaian acara Sedekah Bumi Apitan berlangsung meriah dan melibatkan ribuan warga. Kegiatan dimulai dengan:

  • Kerja bakti membersihkan lingkungan
  • Doa bersama di makam leluhur Eyang Giyanti Puro
  • Pengajian umum
  • Santunan bagi dhuafa dan anak yatim
  • Karnaval budaya dan lomba gunungan hasil bumi antar-RW

Puncak acara adalah kirab 10 gunungan hasil bumi yang diperebutkan warga, melambangkan rasa syukur atas berkah alam dan kebersamaan sosial.

5. Penutupan dengan Seni Tradisi: Campur Sari dan Wayang Kulit

Sebagai penutup, Gelar Budaya Apitan dimeriahkan dengan pentas seni Campur Sari dan Wayang Kulit, yang menjadi simbol konkret dari komitmen warga dalam melestarikan seni tradisional di tengah modernisasi kota.

6. Semarang Jadi Teladan Pelestarian Budaya Lokal

Tradisi Sedekah Bumi atau Apitan yang terus dirawat oleh masyarakat Gedawang menjadi contoh nyata bahwa di tengah kemajuan kota, budaya lokal tetap memiliki ruang dan makna. Apresiasi dari Wali Kota Agustina memperkuat pesan bahwa pelestarian budaya adalah bagian tak terpisahkan dari pembangunan daerah.

Dengan semangat gotong royong dan rasa syukur, Semarang membuktikan bahwa identitas budaya bisa tetap hidup dan berkembang di tengah derasnya arus globalisasi.

sosial budaya

Fenomena Terkini






Trending