Truk Mogok Lumpuhkan Lalu Lintas Sitinjau Lauik: Antrean Mengular Hingga 4 Kilometer

30 June 2025 22:04 WIB
macet-4-kilometer-di-sitinjau-lauik-truk-mogok-bikin-jalur-padang-lumpuh-1751257481150_169.jpeg

Kuatbaca - Kemacetan panjang kembali menghantui jalur legendaris Sitinjau Lauik, Padang, Sumatera Barat. Sejak Minggu (29/6/2025), antrean kendaraan mengular hingga empat kilometer, menyebabkan perjalanan di kawasan itu lumpuh total selama berjam-jam. Penyebabnya? Sebuah truk bermuatan berat mogok tepat di salah satu tanjakan ekstrem yang menjadi titik kritis jalur ini.

Sitinjau Lauik memang dikenal sebagai salah satu jalur paling menantang di Sumatera Barat. Kombinasi tanjakan curam, tikungan tajam, serta kepadatan kendaraan berat menjadikan kawasan ini rawan kemacetan dan kecelakaan. Ketika satu kendaraan mengalami gangguan teknis, seperti yang terjadi kali ini, seluruh alur lalu lintas bisa tersendat total.

Truk Bermuatan Berat Alami Gangguan di Tanjakan

Truk yang menjadi biang keladi kemacetan tersebut dilaporkan mengalami kerusakan pada sistem rem dan transmisi saat mencoba menanjak. Kondisi ini menyebabkan kendaraan tak mampu melaju dan akhirnya berhenti di tengah lintasan, tepat di area sempit yang menjadi satu-satunya akses keluar-masuk kendaraan dari Padang menuju Solok dan sebaliknya.

Situasi ini kian parah karena jalur di sekitar lokasi mogok hanya mampu dilalui satu kendaraan dalam satu waktu. Tidak ada jalur alternatif yang cukup representatif untuk menampung volume kendaraan besar, terutama truk dan bus pariwisata yang biasanya memadati jalan ini di akhir pekan. Akibatnya, kendaraan dari dua arah terpaksa berhenti total, menunggu evakuasi truk dilakukan.

Evakuasi Dramatis: Butuh Waktu dan Tenaga Ekstra

Petugas dari Dinas Perhubungan dan kepolisian lalu lintas turun tangan sejak malam hari untuk melakukan evakuasi. Proses penarikan truk yang mogok tidak berjalan mudah, mengingat medan curam dan bobot kendaraan yang cukup berat. Dibutuhkan lebih dari satu unit kendaraan derek untuk memindahkan truk dari lintasan.

Warga sekitar bahkan turut membantu proses evakuasi dengan mengatur arus lalu lintas secara manual, sementara pengendara yang kelelahan terpaksa beristirahat di pinggir jalan. Suasana semakin sulit karena kabut tipis menyelimuti kawasan Sitinjau Lauik pada dini hari, membuat jarak pandang menjadi terbatas dan memperlambat proses penanganan.

Dampak Sosial dan Ekonomi: Warga dan Pengendara Dirugikan

Tak hanya menyulitkan pengendara, kemacetan ini juga berdampak langsung pada warga yang tinggal di sepanjang jalur Sitinjau Lauik. Aktivitas harian terganggu, distribusi logistik tersendat, dan beberapa warga mengaku mengalami keterlambatan dalam pengiriman hasil bumi ke pasar-pasar di Padang.

Sementara itu, para pengemudi angkutan umum dan logistik mengeluhkan kerugian karena bahan bakar terbuang sia-sia, serta waktu tempuh perjalanan yang molor hingga lebih dari dua kali lipat. Beberapa penumpang bus bahkan harus berjalan kaki untuk mencari titik jemput baru agar bisa melanjutkan perjalanan dengan kendaraan lain.

Kejadian ini sebenarnya bukan yang pertama terjadi di kawasan Sitinjau Lauik. Jalur ini sudah berulang kali menjadi titik kemacetan akibat truk mogok atau kecelakaan. Namun, solusi jangka panjang masih belum terlihat secara nyata. Usulan pembuatan jalur alternatif atau terowongan penghubung sudah sering disuarakan, namun realisasinya belum kunjung hadir.

Banyak pihak menilai bahwa perlu ada pembatasan jenis kendaraan yang melintas atau pengaturan waktu operasional untuk truk bermuatan berat. Selain itu, peningkatan pengawasan terhadap kondisi kendaraan sebelum melintas jalur ekstrem seperti Sitinjau Lauik juga menjadi hal yang mendesak.

Meski lalu lintas kembali perlahan normal pada Senin pagi setelah truk berhasil dievakuasi, trauma kemacetan panjang masih terasa. Para pengemudi berharap kejadian ini menjadi alarm serius bagi pemerintah daerah dan instansi terkait untuk mengambil tindakan nyata. Karena jika tidak, kejadian serupa bukan tidak mungkin akan terus berulang, dan Sitinjau Lauik akan terus menjadi ‘jalur horor’ yang menanti korban berikutnya—bukan hanya secara fisik, tetapi juga dari sisi sosial dan ekonomi.

Dengan kondisi topografi yang menantang, penanganan serius terhadap infrastruktur dan regulasi lalu lintas di Sitinjau Lauik bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.

sosial budaya

Fenomena Terkini






Trending