16 Titik Banjir di Tangerang Selatan Berangsur Surut Setelah Hujan Deras Semalam

Kuatbaca - Hujan deras yang mengguyur wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) pada Kamis malam, 29 Mei 2025, menyebabkan banjir di berbagai titik di kota penyangga Jakarta tersebut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangsel mencatat total 16 titik lokasi yang terdampak banjir atau genangan air dengan ketinggian bervariasi. Banjir mulai melanda sekitar pukul 19.30 WIB dan menyebabkan aktivitas warga terganggu.
Beberapa wilayah mengalami banjir cukup parah, dengan ketinggian air mencapai lebih dari satu meter. Salah satu lokasi terparah adalah Perumahan Puri Bintaro Indah di Ciputat, di mana tinggi muka air sempat menyentuh angka 120 cm sebelum perlahan surut.
Kerusakan dan Dampak terhadap Warga
Kondisi ini membuat ratusan kepala keluarga (KK) terdampak secara langsung. Beberapa rumah terendam, jalanan tidak bisa dilalui kendaraan, bahkan fasilitas umum seperti puskesmas dan rumah sakit pun tak luput dari genangan. Warga di beberapa titik seperti Perumahan CPS 2 di Kelurahan Muncul, Pamulang Asri 2, serta Pondok Maharta mengalami kesulitan akibat air yang masuk hingga ke dalam rumah.
Di Perumahan Pondok Maharta misalnya, sekitar 350 KK terdampak banjir setinggi 50 hingga 80 cm. Demikian pula di Pamulang Timur dan Serua Indah yang mengalami genangan antara 40 hingga 100 cm, menyebabkan aktivitas warga terganggu sejak Kamis malam.
Respons Cepat dari BPBD dan Aparat Terkait
BPBD Kota Tangsel langsung bergerak cepat menangani situasi ini. Petugas lapangan dikerahkan untuk melakukan evakuasi dan pemantauan di sejumlah titik. Perahu karet digunakan untuk membantu mengevakuasi warga, termasuk ibu dan bayi, dari kawasan yang tergenang tinggi.
Selain itu, tim BPBD juga bekerja sama dengan aparat kelurahan dan relawan setempat untuk membuka jalur aliran air dan membersihkan saluran drainase yang tersumbat. Salah satu penyebab utama banjir di banyak lokasi adalah saluran air yang tidak mampu menampung curah hujan tinggi, menyebabkan air meluap ke permukiman warga.
Wilayah-Wilayah Terdampak Banjir
Dari 16 titik banjir yang tercatat, beberapa wilayah yang mengalami dampak paling signifikan meliputi:
Puri Bintaro Indah, Ciputat (90–120 cm, masih tergenang saat pagi hari)
Pamulang Asri 2, Serua Indah (100 cm, kini sudah surut)
Perumahan CPS 2, Kelurahan Muncul (90 cm, sempat rendam 160 KK)
Perumahan BPI, Pamulang Timur (40 cm, 300 KK terdampak)
Perumahan Pondok Maharta, Pondok Kacang Timur (50–80 cm, 350 KK terdampak)
Sedangkan beberapa titik lain seperti RS Permata Pamulang, Puskesmas Rawa Buntu, dan kawasan Graha Mas di Serpong Utara juga sempat terendam, meski tidak terlalu parah.
Hingga Jumat pagi (30/5/2025), kondisi di hampir seluruh lokasi banjir sudah berangsur normal. Air mulai surut secara signifikan sejak dini hari, menyisakan hanya satu lokasi di Ciputat yang masih tergenang setinggi 20 cm.
Petugas BPBD masih terus memantau dan memastikan bahwa seluruh wilayah kembali aman dari risiko banjir susulan. Warga diimbau tetap waspada mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Fenomena banjir yang berulang di Tangsel menjadi cerminan dari persoalan klasik sistem drainase yang belum sepenuhnya optimal. Di banyak titik, banjir tidak hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi tetapi juga karena saluran air yang mampet atau tidak memadai. Beberapa wilayah dengan perkembangan permukiman yang pesat justru tidak diikuti dengan pembenahan sistem drainase yang baik, membuat kawasan tersebut rentan terendam setiap kali hujan deras turun.
Pemerintah Kota Tangsel diharapkan segera mengambil langkah jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir ini. Mulai dari revitalisasi saluran drainase, pembangunan sumur resapan, hingga edukasi kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke selokan.
Selain itu, pemetaan wilayah rawan banjir secara lebih komprehensif dibutuhkan agar upaya mitigasi dapat dilakukan secara tepat sasaran. Sebab, jika tidak ada pembenahan serius, peristiwa serupa diprediksi akan terus berulang dan membahayakan keselamatan serta kenyamanan warga.
Dengan cuaca ekstrem yang kian sering terjadi akibat perubahan iklim global, kesiapsiagaan dan antisipasi banjir kini menjadi kebutuhan mutlak, bukan sekadar respons reaktif. Pemerintah dan masyarakat perlu bahu-membahu agar kota ini tidak terus-menerus terjebak dalam lingkaran banjir musiman.