Tari Burung Enggang Asal Kalimantan Timur: Makna, Gerakan, dan Properti

Kuatbaca.com - Tari Burung Enggang berasal dari suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur.
Tari Burung Enggang merupakan tari tradisional yang juga disebut Tari Kancet Lasan. Tari Tradisional ini populer di Kalimantan Timur.
Dahulu, Tari Burung Enggang ditampilkan saat penyambutan pahlawan perang yang menang dalam peperangan.
Saat ini, Tari Burung Enggang ditampilkan untuk menyembut tamu pemerintahan, tamu kebesaran, upacara pernikahan, dan upacara adat lainnya.
Tari Burung Enggang Makna Tari Burung Enggang
Masyarakat Dayak Kenyah di Kalimantan Timur mempercayai bahwa nenek moyang mereka menyerupai burung enggang yang turun dari langit.
Untuk itu, burung enggang sangat dimuliakan oleh suku Dayak Kenyah. Sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dibuat Tari Burung Enggang atau Tari Enggang.
Tari Burung Enggang juga dimaknai sebagai simbol perpindahan masyarakat suku Dayak Kenyah dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
Untuk diketahui bahwa, masyarakat suku Dayak Kenyah dahulu sering berpindah tempat atau nomaden. Mereka berpindah secara berkelompok untuk mencari keselamatan dan menghindari perang antar suku.
Gerakan Tari Burung Enggang
Penari Tari Burung Enggang adalah perempuan yang merepresentasikan burung enggang.
Tari Burung Enggang memiliki pola lantai melengkung atau lengkung. Saat menari dan bergerak, posisi penari bentuknya melengkung.
Terdapat tiga gerakan dasar Tari Burung Enggang, yakni:
Nganjat
Nganjat merupakan gerakan utama Tari Burung Enggang. Gerakan nganjat menyerupai burung enggang yang membuka dan menuutup sayapnya. Nganjat juga menggambarkan gerakan lemah gemulai para penari Dayak.
Ngasai
Gerakan ngasai adalah penari bergerak seperti burung enggang yang tengah terbang.
Purik Barik
Gerakannya seperti burung yang berpindah tempat.
Properti Tari Burung Enggang
Para penari menggunakan baju adat Dayak dan ikat kepala yang dihiasi dengan bulu burung enggang.
Pada saat menari, penari akan menggunakan properti bulu enggang di tangannya. Bulu burung enggang tersebut diikatkan di jari tangan seperti cincin, sehingga tidak mudah lepas saat diayunkan.
Penari juga menggunakan anting besar dan kalung manik atau taring macan untuk melengkapi propertinya.
Tari Burung Enggang diiringi musik tradisional suku Dayak. Alat musik yang digunakan berupa alat musik tradisional, seperti gendang, sampe, dan gong.
(*)