62 Tahun Pramono Anung: Ulang Tahun dengan Harapan untuk Jakarta yang Aman dan Nyaman

Kuatbaca - Selasa pagi yang cerah di Jakarta mendadak terasa lebih hangat dari biasanya. Di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta yang terletak di kawasan Menteng, suasana penuh haru dan keakraban menyelimuti kedatangan para aparatur sipil negara (ASN) yang datang membawa kue, bunga, dan senyum lebar. Hari itu, 11 Juni 2025, Gubernur Pramono Anung genap berusia 62 tahun.
Meski hari itu menjadi milik pribadinya, Pramono tetap hadir sebagai sosok pemimpin yang memikirkan kota dan rakyatnya. Dalam peringatan ulang tahunnya, tak ada pesta mewah atau perayaan gemerlap. Yang ada justru harapan dan tekad untuk terus membawa Jakarta menjadi kota yang aman, nyaman, dan membahagiakan bagi seluruh warganya.
Mimpi Sederhana untuk Kota yang Kompleks
Bagi Pramono, ulang tahun bukan sekadar soal usia yang bertambah, melainkan tentang refleksi dan arah ke depan. Ia menyampaikan keinginannya agar Jakarta bisa menjadi kota yang lebih ramah bagi semua orang. Aman dari kriminalitas, nyaman untuk dihuni, serta mudah dijangkau dalam pelayanan.
Ia tak ingin warga hanya sekadar bertahan hidup di ibu kota, tetapi bisa benar-benar merasa bahagia. Dalam pandangannya, kebahagiaan warga lahir dari rasa aman, kepastian layanan publik, dan ketersediaan akses pendidikan serta kesehatan yang layak.
Karenanya, ia menaruh perhatian besar terhadap program-program sosial seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), serta bantuan untuk lansia. Ia berharap, program-program tersebut tetap dilanjutkan dan diperkuat agar dapat menjangkau lebih banyak warga Jakarta yang membutuhkan.
Kejutan Pagi dari Orang-Orang Terdekat
Pagi hari itu, sejumlah ASN memberikan kejutan manis untuk sang gubernur. Dipimpin oleh Wali Kota Jakarta Pusat, Arifin, rombongan datang menyanyikan lagu ulang tahun di halaman rumah dinas. Pramono menyambut mereka dengan senyum hangat dan bersahabat, mengenakan kaus abu-abu santai.
Kejutan kecil itu berlanjut dengan doa bersama, dipimpin oleh seorang ustaz. Di tengah-tengah suasana khidmat, mereka memanjatkan harapan agar Pramono senantiasa diberi kesehatan, kebijaksanaan, dan kekuatan dalam memimpin kota dengan penduduk lebih dari 11 juta jiwa ini.
Ucapan Datang dari Berbagai Penjuru
Tak hanya dari jajaran pemerintah, ucapan selamat ulang tahun untuk Pramono juga membanjiri media sosial. Warganet hingga tokoh publik mengirimkan doa dan harapan melalui unggahan Instagram maupun Twitter. Beberapa di antaranya bahkan dibagikan ulang oleh akun resmi milik sang gubernur, menandakan apresiasinya terhadap dukungan masyarakat.
Di kesempatan lain, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Tubagus Ace Hasan Syadzily, juga memberikan ucapan selamat dalam sebuah forum di Balai Kota. Dengan nada berseloroh, Ace menyebut Pramono seperti berulang tahun ke-28 karena penampilannya yang tampak semakin muda. Tawa pun pecah di ruangan, menghangatkan suasana yang penuh semangat dan persahabatan.
Dalam usia ke-62, Pramono Anung tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Ia justru terlihat semakin aktif menjalankan tugas-tugasnya, mulai dari memantau lalu lintas berbasis kecerdasan buatan (AI), hingga menyoroti persoalan galian proyek yang memicu kemacetan. Ia tampak tak ingin Jakarta tertinggal dalam modernisasi, tetapi tetap memprioritaskan kenyamanan warganya.
Kunjungan peserta Program Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) dari Lemhannas ke Balai Kota hari itu juga memberi gambaran tentang bagaimana Jakarta memainkan peran penting dalam hilirisasi ekonomi nasional. Sebagai simpul dari berbagai proses industri, kota ini menjadi cerminan transformasi Indonesia menuju kemandirian ekonomi.
Ulang tahun Pramono kali ini tak hanya menjadi penanda bertambahnya usia, tetapi juga pengingat bahwa jabatan gubernur bukan sekadar posisi politik, melainkan amanah yang sarat tanggung jawab. Ia tahu, tantangan Jakarta masih banyak: dari persoalan transportasi, banjir, hingga kesenjangan sosial. Namun, dengan visi dan komitmen yang terus ia pegang, ia berharap mampu membawa Jakarta melangkah ke arah yang lebih baik.
"Harapannya sederhana," ujarnya. Namun dari kesederhanaan itu, lahir tekad besar: menjadikan Jakarta bukan hanya ibu kota negara, tapi juga ibu dari seluruh harapan warganya.