Soundtrack Rock Indonesia "Golden Wing" Menghiasi Film The Creator

Kuatbaca - Film tidak hanya tentang gambaran visual, tetapi juga tentang pengalaman audio yang mendalam. Musik dalam film memiliki kekuatan untuk membangkitkan emosi, meningkatkan ketegangan, dan mendalamkan alur cerita. Dalam film The Creator yang dirilis di bioskop Indonesia pada tanggal 27 September 2023, unsur musik juga memainkan peran penting dalam menciptakan suasana yang mendalam dan memikat.
1. Menghadirkan Keberagaman Asia dalam Film Sci-Fi
Film The Creator, yang disutradarai oleh Gareth Edwards, bertujuan untuk merangkul berbagai talenta lokal dan menghadirkan beragam budaya dari wilayah Asia. Ini terwujud dalam berbagai elemen film, termasuk latar belakang cerita yang melibatkan beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia.
Produser Jim Spencer menjelaskan bahwa salah satu elemen unik dalam film ini adalah penggunaan lagu-lagu dari band rock asal Indonesia tahun 70-an yang dikenal dengan nama "Golden Wing." Ini adalah langkah yang menarik dalam menggabungkan elemen budaya Indonesia dalam film bergenre sci-fi yang mencakup perperangan antara manusia dan Artificial Intelligence (AI).
2. Tiga Lagu "Golden Wing" dalam Film The Creator
Ada tiga lagu dari band rock Indonesia "Golden Wing" yang memenuhi soundtrack film The Creator. Lagu-lagu tersebut adalah "Kasih Suci," "Hanny," dan "Hari Yang Mulia." Ketiga lagu ini dipilih untuk menyertai penonton dalam petualangan yang seru antara para AI dan manusia yang berjuang untuk eksistensi mereka.
3. Menelusuri Jejak Produksi Film yang Luar Biasa
Proses pembuatan film The Creator melibatkan perjalanan ke 80 lokasi berbeda di delapan negara wilayah, termasuk Vietnam, Kamboja, Jepang, Indonesia, Inggris, Thailand, Nepal, dan Amerika Serikat. Proses produksi yang luar biasa ini menciptakan pengalaman yang mendalam bagi penonton dengan pengaturan yang mencakup berbagai budaya dan lanskap.
Film The Creator menampilkan sejumlah bintang internasional seperti John David Washington, Gemma Chan, Ken Watanabe, Sturgill Simpson, Madeleine Yuna Voyles, dan Allison Janney. Cerita film ini berpusat pada tema potensi manfaat dan bahaya dari Artificial Intelligence (AI) bagi umat manusia, yang menjadi topik hangat dan kontroversial saat ini.
Cerita film ini berlangsung di masa depan di mana AI telah mendominasi dunia. Los Angeles mengalami bencana dahsyat akibat AI, dan pemerintah di negara Barat merespons dengan melarang AI. Sementara itu, negara-negara di Timur terus mengembangkan AI hingga setara dengan manusia. Perbedaan pendekatan ini memicu perang antara Amerika dan Asia.
Film ini menjadi semakin kompleks ketika Joshua (diperankan oleh John David Washington), mantan agen pasukan khusus yang berduka atas kepergian istrinya, direkrut untuk memburu dan membunuh The Creator. Bersama dengan tim operasi elitnya, mereka melakukan perjalanan ke wilayah yang diduduki AI untuk menemukan senjata yang dapat menghancurkan dunia, yang ternyata berwujud seorang anak kecil.
Dalam film The Creator, penggunaan lagu-lagu dari band rock Indonesia "Golden Wing" menjadi salah satu cara untuk menggabungkan budaya Indonesia dalam cerita yang mencakup isu global seperti AI dan perang. Ini adalah contoh bagaimana musik dapat membawa dimensi ekstra ke dalam film, memperkaya pengalaman penonton, dan menciptakan kesan yang mendalam.
Sebagai penonton, kita dapat mengapresiasi cara film seperti The Creator memadukan elemen-elemen beragam seperti musik dan latar belakang budaya untuk menciptakan sebuah karya seni yang lebih besar. Film ini juga mengingatkan kita akan potensi kolaborasi budaya yang lebih luas dalam industri hiburan.
Film The Creator adalah bukti bahwa musik adalah bahasa universal yang dapat merangkul dan menghubungkan berbagai elemen dalam sebuah cerita yang kuat. Ia dapat menghadirkan nuansa, emosi, dan kesan yang tidak terlupakan dalam pengalaman menonton kita.