Sekolah Rakyat Gus Ipul: Haru, Harapan, dan Janji Negara untuk Anak Keluarga Miskin

25 June 2025 18:50 WIB
kemensos-1750842846224.jpeg

Kuatbaca.com - Momen haru mewarnai dialog Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bersama ratusan orang tua siswa Sekolah Rakyat dalam agenda “Sosialisasi dan Dialog Sekolah Rakyat Berasrama” di Pusdiklatbangprof Margaguna, Jakarta Selatan. Program ini menjadi bukti nyata hadirnya negara dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui pendidikan inklusif dan bermartabat.

1. Sekolah Rakyat Bukan Sekadar Pendidikan, Tapi Jalan Menuju Kemerdekaan Anak

Gus Ipul dalam dialog tersebut menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukan sekadar tempat belajar, tapi ruang pembentukan karakter dan jati diri anak-anak dari keluarga kurang mampu. Ia menekankan, sekolah ini adalah simbol negara hadir dan tidak abai terhadap masa depan rakyatnya.

“Kalau ada anak dari keluarga miskin bisa masuk sekolah bagus, berasrama, diasuh dengan kasih sayang dan disiplin, itu bukan cuma urusan pendidikan. Itu pesan kuat bahwa negara tidak tinggal diam,” kata Gus Ipul.

Gus Ipul menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukan belas kasihan, tapi ruang harapan. Anak-anak di sini diharapkan tumbuh dengan rasa percaya diri karena hak mereka terpenuhi, bukan karena dikasihani. Ia menyebut lulusan sekolah ini akan menjadi generasi emas 2045 yang tangguh dan tahu arah hidupnya.

2. Seleksi Tanpa Tes Akademik, Fokus pada Keluarga Desil 1 dan 2

Dalam penerimaan siswa, Sekolah Rakyat tidak memberlakukan tes akademik. Proses seleksi dilakukan dengan verifikasi administratif dan pemeriksaan kesehatan, khusus bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem di Desil 1 dan 2 sesuai Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Pendataan dan seleksi dilakukan oleh lintas lembaga: dari pendamping PKH, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, hingga BPS.

“Tidak boleh ada main-main dalam seleksi. Harus transparan dan lintas sektor. Finalisasi tetap di kepala daerah,” tegas Gus Ipul.

Untuk tahun ajaran baru 2025/2026, sebanyak 9.755 siswa sudah terdata mengikuti gelombang pertama. Orientasi dijadwalkan dimulai pada 14 Juli 2025, diikuti oleh penempatan di asrama yang telah dilengkapi fasilitas memadai. Program ini akan menjangkau lebih dari 20.000 siswa di 200 titik dengan dukungan 2.180 guru dan 4.069 tenaga kependidikan.

3. Kisah Tika dan Ayahnya Menjadi Simbol Harapan Keluarga Kecil

Momen paling menyentuh dalam dialog itu terjadi saat Gus Ipul memperlihatkan video kisah dua remaja yang tidak melanjutkan SMA karena keterbatasan ekonomi. Salah satu yang menyentuh adalah cerita Ikin Sasikin (62), buruh serabutan dari Kramat Pela, yang anaknya, Tika Pratiwi (16), menjadi calon siswa Sekolah Rakyat.

Dengan suara bergetar, Ikin menyampaikan rasa haru dan syukur:

“Saya sangat terharu, ini sangat menyentuh. Putri saya bisa sekolah asrama gratis, itu kebanggaan tak ternilai,” ungkap Ikin.

Tika, dengan mata berkaca-kaca, menyatakan rasa bangganya terhadap orang tuanya dan menyampaikan impiannya:

“Saya ingin jadi chef. Saya bangga punya orang tua seperti mereka, yang selalu ada buat saya meski hidup pas-pasan.”

4. Komitmen Prabowo: 100 Sekolah Rakyat per Tahun dan Dukungan untuk Keluarga

Sekolah Rakyat adalah bagian dari program unggulan Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pembangunan 100 sekolah asrama per tahun untuk anak dari keluarga miskin ekstrem. Program ini tidak hanya menyentuh anak-anak, tetapi juga keluarganya. Orang tua siswa akan mendapat pendampingan ekonomi, serta rumah tak layak huni mereka akan diperbaiki.

“Pendidikan harus sesuai bakat. Burung jangan disuruh berenang, ikan jangan disuruh terbang,” ujar Gus Ipul menggambarkan pendekatan personal dalam pembelajaran.

Dalam program ini, tidak ada pembedaan antara anak-anak pintar dan yang kesulitan akademik. Yang utama adalah memberi kesempatan yang adil, sesuai potensi dan keunikan tiap anak.

Hadir dalam acara tersebut Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Sekjen Kemensos Robben Rico, dan sejumlah pejabat daerah. Semua mendukung langkah nyata untuk menciptakan generasi Indonesia yang mandiri, percaya diri, dan bebas dari jeratan kemiskinan struktural.

sosial budaya

Fenomena Terkini






Trending