Kuatbaca - Salah satu ikon Kota Palembang, Underpass Simpang Patal-Pusri, kini berbenah dengan nuansa yang lebih etnik dan edukatif. Dengan ditambahkannya motif songket pada dinding underpass, selain menambah estetika, hal ini juga menjadi bentuk pelestarian dan edukasi budaya Palembang.
Mulai dari 16 Juni hingga 4 Agustus 2023, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggagas inisiatif ini untuk menambah keindahan Underpass Simpang Patal-Pusri. Tampilan baru ini diharapkan tidak hanya memanjakan mata pengguna jalan tetapi juga menjadi sarana pengenalan dan apresiasi terhadap kekayaan budaya lokal.
1. Terdapat 2 Desain
Motif songket yang terpampang di dinding underpass terdiri dari dua desain utama: motif bunga tanjung dan motif geometris. Motif bunga tanjung dipilih karena memiliki filosofi khas Palembang, yaitu simbol ramah tamah dan kelembutan. Dalam tradisi lokal, kain songket dengan motif bunga tanjung sering digunakan saat menerima tamu, mencerminkan kehangatan dan keramahan masyarakat Palembang. Melalui pemilihan motif ini, diharapkan dapat memberikan kesan hangat dan menyambut bagi setiap pengguna jalan yang melintas di underpass tersebut.
Sementara itu, motif geometris memiliki makna yang mendalam. Terdapat empat nilai yang terkandung dalam motif ini, yaitu sifat suka membantu, jujur, berhati mulia, dan pekerja keras. Keempat sifat ini dianggap sebagai prinsip dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin. Oleh karena itu, dengan menghadirkan motif ini di area publik, diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Renovasi Underpass Simpang Patal-Pusri ini adalah salah satu contoh nyata bagaimana infrastruktur kota bisa diintegrasikan dengan budaya setempat. Ini bukan hanya sekedar proyek estetika, tetapi juga sebuah upaya untuk memperkenalkan dan mempertahankan warisan budaya kepada generasi muda serta pengunjung yang datang ke Palembang.
Dengan tampilan barunya, Underpass Simpang Patal-Pusri bukan hanya menjadi jalur lintasan yang memperlancar arus lalu lintas, tetapi juga menjadi sebuah landmark kota yang mengedepankan nilai-nilai budaya dan sejarah. Di masa depan, diharapkan banyak kota lain di Indonesia yang juga akan mengintegrasikan unsur budaya lokal dalam pembangunan dan renovasi infrastruktur kota mereka.