Program Makan Bergizi Gratis Prabowo: Tantangan Pengelolaan Sampah Makanan

Kuatbaca - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memberikan perhatian khusus terhadap program makan bergizi gratis yang diusung oleh presiden terpilih, Prabowo Subianto. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, namun Bapanas menyoroti potensi peningkatan sampah makanan yang perlu diatasi.
Pentingnya Pengelolaan Sampah Makanan
Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas, Nyoto Suwignyo, mengingatkan agar program makan bergizi gratis tidak menghasilkan sampah makanan yang berlebihan. Pengelolaan sampah makanan menjadi kunci dalam memastikan program ini berjalan efektif dan berkelanjutan.
Komponen Pengolahan Kelebihan Makanan
Untuk mengatasi potensi sampah makanan, program makan bergizi gratis perlu menyertakan komponen pengolahan kelebihan makanan. Pengelolaan food loss and waste menjadi bagian integral dari program ini, mulai dari produksi, penggunaan, hingga penyaluran makanan.
Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan
Pemerintah, melalui Kementerian PPN/Bappenas, telah meluncurkan Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan untuk mendukung ketahanan pangan menuju Indonesia Emas 2045. Peta jalan ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam program makan bergizi gratis untuk mengelola food loss and waste secara efektif.
Menurut penelitian Kementerian PPN/Bappenas pada tahun 2021, jumlah food loss and waste di Indonesia antara tahun 2000-2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun. Kehilangan ini terjadi di berbagai tahap rantai nilai komoditas pangan, mulai dari produksi hingga tingkat konsumen.
Food loss and waste di Indonesia sebagian besar terjadi pada subsektor tanaman pangan, terutama padi, serta subsektor hortikultura seperti sayur dan buah-buahan. Makanan yang hilang dan terbuang ini sebenarnya dapat digunakan untuk memberi makan jutaan orang dan memiliki kerugian ekonomi yang signifikan.
Untuk mengurangi food loss and waste, program makan bergizi gratis harus memasukkan strategi pengelolaan yang efektif. Edukasi masyarakat, peningkatan infrastruktur pengolahan makanan, dan regulasi yang mendukung pengurangan sampah makanan perlu diimplementasikan.
Program makan bergizi gratis yang diusung Prabowo Subianto memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia. Namun, perhatian terhadap pengelolaan sampah makanan menjadi krusial agar program ini tidak menghasilkan dampak negatif berupa peningkatan sampah. Dengan adanya peta jalan pengelolaan susut dan sisa pangan, serta upaya kolaboratif dari berbagai pihak, program ini diharapkan dapat berjalan dengan sukses dan berkelanjutan, membawa manfaat maksimal bagi masyarakat.