Prabowo Subianto Melayat Eddie Nalapraya di Padepokan Silat TMII

Kuatbaca - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyempatkan diri melayat ke rumah duka almarhum Eddie Mardjoeki Nalapraya di Padepokan Silat, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Eddie, yang dikenal sebagai mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 1984-1987 dan Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), tutup usia pada Senin (13/5/2025) pukul 09.50 WIB di RSPI Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Prabowo tiba di lokasi sekitar pukul 15.43 WIB dengan mengenakan pakaian safari berwarna krem yang menjadi ciri khasnya. Didampingi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, Prabowo langsung disambut oleh Menteri Luar Negeri, Sugiono, yang telah lebih dulu hadir bersama pihak keluarga. Kehadiran Prabowo disambut hangat, dan suasana duka tampak menyelimuti padepokan tersebut.
Doa dan Penghormatan untuk Sang Pendekar
Tanpa banyak bicara, Prabowo melangkah mantap menuju tempat persemayaman jenazah almarhum Eddie Nalapraya. Di depan jenazah, Prabowo tampak memanjatkan doa dengan khidmat. Wajahnya menunjukkan rasa hormat dan duka yang mendalam atas kepergian tokoh besar dalam dunia pencak silat Indonesia itu.
Tidak hanya sebagai Wakil Gubernur, Eddie juga dikenal luas sebagai Bapak Pencak Silat Dunia. Peran besarnya dalam mengembangkan seni bela diri asli Indonesia ini diakui secara internasional, menjadikan pencak silat tidak hanya dikenal di tanah air, tetapi juga di kancah global. Keberhasilannya membawa pencak silat menjadi cabang olahraga prestisius di ajang internasional merupakan salah satu warisan berharga yang ditinggalkannya.
Perjalanan Panjang Eddie Nalapraya
Eddie Mardjoeki Nalapraya bukanlah sosok sembarangan. Ia adalah purnawirawan jenderal bintang dua TNI Angkatan Darat yang berkarier panjang di militer sebelum akhirnya mengabdi di pemerintahan sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Di bawah kepemimpinan Gubernur R. Soeprapto, Eddie turut serta dalam berbagai program pembangunan dan pengembangan kota Jakarta pada era 1980-an.
Tidak hanya terbatas pada karier militer dan politik, Eddie juga mengabdikan hidupnya dalam dunia olahraga, khususnya pencak silat. Di bawah kepemimpinannya sebagai Ketua Umum IPSI, pencak silat berkembang pesat dan diakui sebagai warisan budaya Indonesia. Dedikasinya yang tinggi dalam melestarikan dan memajukan pencak silat bahkan membuatnya dijuluki sebagai Bapak Pencak Silat Dunia. Keberhasilannya membawa olahraga bela diri ini tampil di kancah internasional menjadi salah satu pencapaian terbesarnya.
Warisan Besar di Dunia Pencak Silat
Kecintaan Eddie Nalapraya terhadap pencak silat tidak hanya terbatas pada organisasi IPSI. Ia juga menjadi sosok penting di balik berdirinya Padepokan Silat TMII, yang kini menjadi pusat pelatihan dan ajang silaturahmi bagi para pesilat dari seluruh Indonesia. Padepokan tersebut menjadi simbol persatuan dan pelestarian seni bela diri yang lahir dari kearifan lokal bangsa Indonesia.
Eddie dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan tegas dalam memperjuangkan eksistensi pencak silat. Di tangannya, pencak silat tidak hanya menjadi olahraga, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan identitas bangsa. Tak heran, dalam setiap ajang internasional, atlet pencak silat Indonesia selalu menjadi lawan tangguh yang disegani oleh negara-negara lain.
Dalam kesempatan melayat tersebut, Prabowo sempat mengungkapkan rasa duka dan hormatnya kepada keluarga almarhum. "Pak Eddie adalah sosok yang sangat berdedikasi dalam membangun negeri ini, terutama dalam mengangkat martabat pencak silat ke level dunia. Beliau bukan hanya guru dalam bela diri, tetapi juga teladan dalam menjaga nilai-nilai luhur bangsa," ucap Prabowo kepada para wartawan yang hadir.
Prabowo juga menegaskan bahwa dedikasi Eddie terhadap pencak silat patut menjadi inspirasi bagi generasi muda. Menurutnya, semangat juang dan kecintaan Eddie terhadap budaya bangsa seharusnya diteruskan oleh generasi berikutnya agar pencak silat tetap lestari dan terus berkembang.
Kepergian Eddie Nalapraya tidak hanya meninggalkan duka bagi keluarga, tetapi juga bagi komunitas pencak silat dan masyarakat Indonesia. Sebagai sosok yang berjasa besar dalam mempopulerkan pencak silat, ia telah menanamkan semangat persatuan dan kecintaan terhadap budaya lokal. Banyak pihak berharap bahwa warisan yang ditinggalkannya akan terus dijaga dan dikembangkan oleh para penerusnya.
Padepokan Silat TMII, tempat di mana jenazahnya disemayamkan, kini menjadi simbol penghormatan terhadap perjuangan dan kontribusinya. Tak sedikit yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir, sekaligus mengingat bagaimana sosok Eddie dengan semangatnya yang besar, mampu mengharumkan nama Indonesia melalui seni bela diri asli nusantara ini.
Kepergian Eddie Nalapraya meninggalkan luka mendalam bagi dunia olahraga Indonesia, khususnya pencak silat. Namun, dedikasinya akan terus hidup dalam hati para penerusnya. Pencak silat yang ia perjuangkan kini menjadi bagian dari warisan bangsa yang tak lekang oleh waktu. Semangat dan kerja kerasnya akan selalu menjadi inspirasi bahwa menjaga dan melestarikan budaya lokal merupakan bentuk kecintaan tertinggi terhadap negeri.
Prabowo Subianto, beserta tokoh lainnya yang hadir, tampak menyampaikan penghormatan terakhir dengan penuh khidmat. Kepergian Eddie Nalapraya tidak hanya meninggalkan cerita, tetapi juga jejak perjuangan yang akan terus diingat oleh bangsa ini.