Peringatan Hari Kota Sedunia 2024: Tema, Latar Belakang, dan Tujuannya

31 October 2024 07:26 WIB
potret-jakarta-di-tengah-tren-urbanisasi-usai-lebaran-1_169.jpeg

Kuatbaca - Setiap tanggal 31 Oktober, masyarakat internasional memperingati Hari Kota Sedunia atau World Cities Day. Peringatan ini ditetapkan oleh Majelis Umum PBB melalui resolusi 68/239 pada tahun 2013 dan mulai dirayakan pertama kali pada tahun 2014. Hari Kota Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global akan pentingnya urbanisasi serta mendorong kerjasama antara negara dalam mengatasi berbagai tantangan urbanisasi yang dihadapi oleh kota-kota di seluruh dunia.

Hari Kota Sedunia hadir sebagai platform yang membuka dialog mengenai peran kota dalam pembangunan berkelanjutan. Masyarakat diajak untuk memahami urbanisasi sebagai proses yang membawa berbagai tantangan, tetapi juga menyediakan banyak peluang dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik. Dalam konteks ini, Hari Kota Sedunia memberikan kesempatan bagi masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta untuk berkolaborasi dan mencari solusi bagi isu-isu yang muncul di daerah perkotaan.

Tema Hari Kota Sedunia 2024: "Pemuda Memimpin Aksi Iklim dan Aksi Lokal untuk Kota"

Pada tahun 2024, tema Hari Kota Sedunia adalah "Youth Leading Climate and Local Action for Cities" atau "Pemuda Memimpin Aksi Iklim dan Aksi Lokal untuk Kota". Tema ini menyoroti peran penting kaum muda dalam mengadvokasi perubahan iklim dan mendorong aksi-aksi lokal yang berfokus pada keberlanjutan. Generasi muda di seluruh dunia diharapkan menjadi pelopor dalam mengatasi krisis iklim melalui berbagai langkah konkret yang bisa diterapkan di lingkungan perkotaan.

Kaum muda memiliki peran strategis dalam mendorong perubahan, baik melalui pendidikan, kampanye, hingga keterlibatan langsung dalam komunitas. Mereka dianggap mampu membawa perspektif segar dan inovatif dalam mengatasi tantangan iklim yang dihadapi kota-kota di seluruh dunia. Tema ini juga mengajak seluruh pihak untuk memberi ruang bagi kaum muda agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan yang berpengaruh pada masa depan kota.

Hari Kota Sedunia menutup rangkaian kampanye bertajuk "Urban October" yang diprakarsai oleh PBB dan UN-Habitat. Kampanye ini dilaksanakan setiap bulan Oktober untuk mengangkat berbagai isu perkotaan yang dihadapi kota-kota di seluruh dunia. Dalam rangka Urban October, PBB mengajak pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, akademisi, dan praktisi perkotaan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang mengedukasi masyarakat mengenai tantangan urbanisasi.

Kegiatan yang diadakan dalam Urban October beragam, mulai dari lokakarya, diskusi panel, hingga webinar yang melibatkan para ahli dan komunitas. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat dan pemerintah semakin sadar akan pentingnya kerja sama dalam mencapai kota yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Kampanye ini juga menjadi ajang bagi komunitas internasional untuk menyusun dan melaksanakan Agenda Baru Perkotaan, sebuah program yang menekankan pembangunan kota yang ramah lingkungan dan adil bagi semua lapisan masyarakat.

Latar Belakang Hari Kota Sedunia dan Signifikansi Urbanisasi

Penetapan Hari Kota Sedunia oleh PBB bukan tanpa alasan. Urbanisasi adalah salah satu fenomena global yang membawa dampak besar dalam pembangunan. Dengan semakin banyaknya orang yang bermigrasi ke kota, terdapat potensi besar untuk menciptakan inklusi sosial yang lebih baik, kesetaraan, dan akses terhadap layanan dasar. Namun, urbanisasi juga menghadirkan tantangan, terutama terkait dengan ketidaksetaraan, eksklusi, dan disparitas sosial yang kerap kali lebih tinggi di kota dibandingkan wilayah lainnya.

Pembangunan perkotaan yang tidak terencana dengan baik seringkali menghasilkan ketimpangan sosial yang cukup mencolok. Hal ini menjadi penghambat bagi terciptanya masyarakat yang inklusif dan berkeadilan. PBB melalui Hari Kota Sedunia ingin meningkatkan kesadaran bahwa urbanisasi dapat dikelola agar membawa manfaat bagi semua orang. Dengan perhatian dan kerja sama global, kota-kota bisa menjadi ruang yang nyaman, sehat, dan produktif bagi warganya.

Urbanisasi tidak hanya menimbulkan tantangan tetapi juga peluang. Di satu sisi, urbanisasi menciptakan tekanan terhadap sumber daya kota seperti air, lahan, dan fasilitas umum lainnya. Di sisi lain, proses ini juga memungkinkan terbukanya lapangan pekerjaan, peningkatan akses terhadap pendidikan, dan penciptaan inovasi sosial yang membawa dampak positif.

Namun, untuk memastikan bahwa urbanisasi memberikan manfaat yang maksimal, diperlukan kerangka kebijakan yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan. Salah satu langkah yang harus diambil adalah memastikan bahwa pembangunan kota-kota ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga adil secara sosial dan ekonomi. Dengan demikian, urbanisasi dapat mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan oleh PBB.

Arah Masa Depan Kota dalam Pembangunan Berkelanjutan

Keberhasilan urbanisasi yang berkelanjutan bergantung pada kerjasama seluruh pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat. Hari Kota Sedunia dan kampanye Urban October memberikan platform bagi semua pihak untuk mengevaluasi kembali cara kota dibangun dan dikelola. Kota yang berkelanjutan adalah kota yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, terutama dalam menghadapi tantangan iklim yang semakin nyata.

Melalui peringatan Hari Kota Sedunia, dunia diingatkan akan pentingnya komitmen bersama dalam membangun kota yang lebih baik. Dengan melibatkan kaum muda sebagai agen perubahan, dunia menaruh harapan besar pada generasi penerus untuk menciptakan kota yang lebih inklusif, hijau, dan berdaya saing. Tujuan utamanya adalah menjadikan kota sebagai tempat yang tidak hanya nyaman untuk ditinggali saat ini tetapi juga bagi generasi mendatang.

sosial budaya

Fenomena Terkini






Trending