Kuatbaca - Di tengah krisis global akibat polusi plastik, langkah konkret muncul dari sebuah sudut kota di selatan Pulau Jawa. PT Pertamina Lubricants, melalui Production Unit Cilacap (PUC), memperkenalkan sebuah program kreatif bernama ParasMu Cantik—singkatan dari Pakai Tas Mu, Cilacap Bebas Plastik. Program ini bukan sekadar kampanye, melainkan gerakan nyata yang menggandeng pelaku usaha mikro untuk mengubah kebiasaan konsumsi masyarakat secara bertahap dan menyeluruh.
Sasarannya cukup spesifik, yakni 30 warung binaan yang selama ini menjadi bagian dari ekosistem ekonomi lokal. Di warung-warung inilah upaya pengurangan kantong plastik sekali pakai mulai diterapkan. Sebuah langkah kecil, namun berdampak besar jika dilakukan secara konsisten dan meluas.
Salah satu pendekatan dalam program ini adalah mendorong masyarakat membawa tas belanja sendiri saat berbelanja ke warung. Praktik ini memang sederhana, tapi masih menjadi tantangan di banyak daerah karena kebiasaan penggunaan kantong plastik sudah sangat mengakar. Untuk mengubah perilaku ini, sistem insentif diterapkan.
Pelanggan yang berpartisipasi dengan membawa tas belanja sendiri akan mendapat poin yang bisa dikumpulkan dan ditukar dengan berbagai kebutuhan rumah tangga seperti sembako, alat tulis, atau barang lainnya. Tidak hanya mengurangi plastik, sistem ini juga membangun loyalitas konsumen kepada warung binaan. Hasilnya, lebih dari 1.200 konsumen sudah terlibat hingga bulan Mei 2025, menunjukkan respon positif dari masyarakat.
Beberapa warung seperti Toko Paris di Sidanegara, Cilacap Tengah, telah merasakan manfaat langsung dari program ini. Selain beban operasional yang berkurang karena tidak lagi rutin membeli kantong plastik, pemilik warung juga melihat peningkatan interaksi positif dengan pelanggan. Program ini membuat aktivitas jual beli menjadi lebih menyenangkan dan edukatif.
Bahkan, di beberapa warung mitra, muncul kreativitas tambahan seperti mendekorasi sudut toko dengan kantong belanja kain warna-warni sebagai simbol perubahan. Hal ini menjadi pemicu diskusi dan ajakan tidak langsung kepada pembeli lainnya untuk turut serta membawa tas belanja sendiri.
Tak berhenti di pengurangan plastik, Pertamina Lubricants juga menjalin kemitraan strategis dengan Cilacap Food Bank. Fokus kerja sama ini adalah pemanfaatan makanan kering yang sudah tidak layak konsumsi manusia, tapi masih bisa dijadikan bahan pakan ternak.
Warung-warung binaan diberi pelatihan dan fasilitas untuk memilah sisa makanan, yang kemudian dikumpulkan secara rutin. Proses ini mencerminkan prinsip ekonomi sirkular—di mana limbah bukan berakhir di tempat sampah, melainkan menjadi sumber daya baru. Selain mengurangi volume sampah organik, inisiatif ini juga memberikan dampak langsung bagi peternak lokal yang kini memiliki alternatif pakan lebih murah.
Program ParasMu Cantik tidak berjalan sendiri. Dukungan dari berbagai pihak membuat gerakan ini semakin kuat dan berakar di masyarakat. Tim Penggerak PKK Kabupaten Cilacap, serta Komunitas Jejak Jelantah, turut menyebarluaskan pesan-pesan tentang pengurangan sampah plastik melalui kegiatan edukasi lingkungan.
Kolaborasi lintas sektor seperti ini menjadi bukti bahwa perubahan perilaku bisa dicapai lebih cepat jika melibatkan banyak tangan. Keterlibatan perempuan, pelaku usaha kecil, hingga relawan lingkungan, memperlihatkan bagaimana solusi lingkungan bisa dirancang dari bawah—bukan hanya dari balik meja kantor.
Apa yang dilakukan Pertamina Lubricants lewat inisiatif ini bukan hanya program lokal biasa. Ini adalah contoh nyata kontribusi korporasi dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.
Dengan menanamkan kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat akar rumput, perusahaan ini tidak hanya menjalankan tanggung jawab sosial, tetapi juga membangun model keberlanjutan yang bisa direplikasi di tempat lain.
Melalui ParasMu Cantik, tampak bahwa perubahan besar bisa dimulai dari tindakan kecil. Setiap tas kain yang digunakan menggantikan plastik adalah sebuah kemenangan bagi lingkungan. Setiap potongan makanan kering yang diolah jadi pakan adalah langkah menuju sistem pangan yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Program ini menunjukkan bahwa jika perusahaan, masyarakat, dan komunitas lokal berjalan bersama, maka upaya mengurangi polusi—baik plastik maupun organik—bukanlah hal yang mustahil. Cilacap mungkin baru satu titik di peta Indonesia, tapi langkah kecil ini bisa menjadi inspirasi bagi kota-kota lainnya.