Naura Ayu Setelah Putus: Fokus Diri, Percaya Waktu, dan Tak Takut Sendiri

Kuatbaca - Setelah mengakhiri hubungan asmara dengan Fadi Alaydrus, penyanyi muda Naura Ayu menunjukkan bahwa hatinya tetap kuat dan jiwanya semakin matang. Di tengah sorotan publik, anak dari pasangan musisi Nola Be3 dan Baldy itu memilih untuk tidak larut dalam kesedihan. Naura kini lebih fokus memperbaiki diri, menyambut masa depan dengan tangan terbuka, dan menyerahkan urusan cinta pada waktu dan takdir.
Tak Lagi Mengejar, Tapi Menanti dengan Percaya
Bagi gadis yang kini menjelma sebagai salah satu ikon muda di industri hiburan tanah air, cinta bukan sesuatu yang harus dikejar dengan terburu-buru. Naura mengaku menyerahkan sepenuhnya perihal hati kepada Tuhan. Ia tak ingin menebak-nebak kapan akan jatuh cinta lagi, atau siapa sosok yang akan datang mengisi ruang kosong itu.
Menurutnya, hidup ini tak selamanya bisa direncanakan, apalagi soal perasaan. Maka dari itu, daripada sibuk mencari, ia lebih memilih mempercayakan semuanya pada proses. Naura percaya bahwa jika dirinya terus memperbaiki diri, cinta yang baik pun akan datang pada waktu yang tepat.
Karier Dulu, Cinta Bisa Nanti
Di usianya yang masih muda dan berada di tengah puncak produktivitas, Naura merasa lebih penting untuk memikirkan masa depan karier ketimbang memusingkan soal asmara. Sejak sukses membintangi serial My Nerd Girl, namanya semakin dikenal tak hanya sebagai penyanyi, tapi juga aktris yang menjanjikan.
Naura menyadari bahwa dirinya masih punya banyak impian yang harus dikejar. Bagi dia, cinta bukanlah prioritas saat ini. Daripada sibuk mencari pasangan baru, ia lebih senang memperbaiki versi dirinya sendiri. Menurutnya, menjadi pribadi yang lebih baik adalah investasi terbaik—baik untuk dirinya sendiri maupun untuk hubungan di masa depan.
Tak Muluk dalam Urusan Hati
Berbeda dengan banyak anak muda sebayanya yang punya daftar panjang soal kriteria pasangan idaman, Naura justru punya pendekatan yang sederhana. Baginya, cukup dua hal yang penting: pria yang baik dan tulus terhadap keluarganya.
Naura tampaknya belajar banyak dari nilai-nilai yang ditanamkan orang tuanya. Keluarga adalah poros utama dalam hidupnya. Maka, sosok laki-laki yang bisa menghormati dan menyayangi keluarganya otomatis akan mendapat nilai lebih di mata Naura.
Meski telah mengakhiri hubungan yang telah dijalani lebih dari setahun, Naura tak menjadikan perpisahan itu sebagai alasan untuk tenggelam dalam duka. Ia justru mengambilnya sebagai pelajaran hidup. Menurutnya, apapun yang terjadi dalam kehidupan pribadi, termasuk soal cinta, tidak boleh membuat seseorang berhenti melangkah.
Naura menegaskan bahwa hidup harus tetap berjalan. Ia percaya bahwa setiap orang harus bisa berdiri sendiri, tanpa menggantungkan kebahagiaannya pada orang lain. Apalagi sebagai perempuan muda yang masih punya banyak waktu, ia yakin bahwa segala sesuatu—termasuk urusan laki-laki—akan datang pada waktunya.
Yang menarik dari respons Naura adalah caranya menampilkan ketegaran dengan cara yang tenang dan elegan. Tidak ada drama, tidak ada ratapan. Ia menunjukkan bahwa menjadi dewasa dalam cinta adalah tentang bagaimana tetap bahagia meski tak lagi bersama.
Dengan cara itu, Naura Ayu bukan hanya menjadi contoh bagi penggemarnya, tapi juga bagi generasi muda lainnya yang kerap terseret emosi saat mengalami patah hati. Lewat sikapnya, ia menyampaikan pesan bahwa cinta memang penting, tapi mencintai diri sendiri jauh lebih penting.
Naura Ayu kini melangkah dengan hati yang lebih lapang. Bukan karena ia sudah melupakan masa lalu, tapi karena ia sudah berdamai dengannya. Cinta boleh datang dan pergi, tapi keyakinan pada diri sendiri dan masa depan akan selalu menjadi bekal utama dalam perjalanan hidup siapa pun—termasuk dirinya.