Menumpuknya Sengketa Dagang: WTO Waswas

Kuatbaca - World Trade Organization (WTO), atau Organisasi Perdagangan Dunia, saat ini menghadapi tantangan serius terkait meningkatnya jumlah sengketa perdagangan yang belum terselesaikan. Sejak akhir tahun 2019, ketika Amerika Serikat (AS) memblokir penunjukan hakim baru di Badan Banding WTO, sebanyak 29 kasus sengketa perdagangan telah terbengkalai. Dalam artikel ini, kita akan membahas dampak dari penumpukan sengketa ini pada sistem penyelesaian sengketa WTO dan bagaimana masalah ini dapat mempengaruhi perdagangan global.
1. Sengketa yang Belum Tuntas
Sengketa perdagangan yang diajukan ke WTO melibatkan sejumlah negara, termasuk China, Republik Dominika, India, Indonesia, Maroko, Pakistan, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Sejak penolakan AS untuk menunjuk hakim baru di Badan Banding WTO, proses penyelesaian sengketa ini menjadi terhambat. Banyak dari kasus ini sekarang tertunda dan belum mendapat keputusan final.
2. Krisis dalam Penyelesaian Sengketa
Mantan wakil direktur jenderal WTO, Alan Wolff, telah mengungkapkan keprihatinannya terkait krisis dalam penyelesaian sengketa ini. Ia menyatakan bahwa tidak ada lagi upaya untuk "berpura-pura mengajukan banding" dalam kasus sengketa perdagangan. Masalah ini telah memunculkan pertanyaan serius tentang kemampuan WTO untuk menyelesaikan sengketa secara efektif.
3. Tantangan Lain yang Dihadapi WTO
Selain dari penumpukan sengketa perdagangan, WTO juga harus menghadapi tantangan lain. Pandemi COVID-19, perang di Ukraina, dan masalah inflasi semuanya dapat melemahkan kepercayaan terhadap globalisasi dan peraturan perdagangan global. Hal ini telah menyebabkan negara-negara anggota WTO lebih banyak mengabaikan peraturan perdagangan global.
WTO telah mengingatkan bahwa tindakan sepihak yang tidak terkendali dapat merusak perekonomian dunia. Bahkan, ada perkiraan bahwa tindakan sepihak ini dapat mengurangi 5% pendapatan global. Ini adalah dampak yang sangat serius, dan menunjukkan bahwa ketidakpastian dalam perdagangan dapat berdampak besar pada ekonomi global.
Pembatasan impor dan ekspor juga telah menjadi perhatian utama di WTO. Meskipun pembatasan impor telah berkurang sejak tahun 2018, ketika AS memberlakukan tarif terhadap barang-barang dari China dan negara lain, pembatasan ekspor masih menjadi masalah. Data menunjukkan bahwa jumlah pembatasan ekspor meningkat secara signifikan pada tahun lalu.
Penumpukan sengketa perdagangan dan peningkatan pembatasan impor dan ekspor menunjukkan bahwa penyelesaian sengketa perdagangan yang efektif sangat penting. Ketidakpastian dan konflik dalam perdagangan internasional dapat merugikan semua pihak, termasuk produsen, eksportir, dan konsumen. Oleh karena itu, perlu ada upaya lebih lanjut untuk memperbaiki sistem penyelesaian sengketa WTO.
Situasi di WTO menghadapi tantangan serius, termasuk penumpukan sengketa perdagangan dan peningkatan pembatasan impor dan ekspor. Ini adalah masalah yang harus segera diatasi jika kita ingin mempertahankan sistem perdagangan internasional yang berfungsi dengan baik. Keputusan dan langkah-langkah yang diambil dalam beberapa tahun mendatang akan memiliki dampak besar pada ekonomi global dan hubungan perdagangan antarnegara.