Menuju Jakarta yang Lebih Bersih: Target Ambisius Gubernur Pramono untuk PAM Jaya dan Layanan Air

4 July 2025 20:42 WIB
penghargaan-jakarta-water-hero-2025-1751629927175_169.jpeg

Kuatbaca - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, kembali menunjukkan langkah progresifnya dalam mengelola ibu kota. Kali ini, fokusnya tertuju pada layanan air bersih—salah satu isu vital yang selama ini menjadi tantangan besar bagi kota metropolitan seperti Jakarta. Pramono tak hanya ingin meningkatkan cakupan layanan air bersih bagi warga, tetapi juga punya target besar: menjadikan PAM Jaya sebagai perusahaan publik yang bisa melantai di bursa saham pada 2027.

Dalam sebuah agenda bertajuk Jakarta Water Hero yang digelar di Balai Kota Jakarta, Pramono mengungkapkan optimismenya terhadap perkembangan PAM Jaya. Menurut laporan terakhir yang ia terima, cakupan layanan air bersih di Jakarta sudah menyentuh angka 73%. Namun, bagi Pramono, angka ini masih menjadi langkah awal dari visi yang jauh lebih besar.

Dari Pulau Seribu Menuju Bursa Saham

Baru saja kembali dari kunjungan ke Kepulauan Seribu, Pramono langsung memberikan arahan strategis di hadapan jajaran PAM Jaya. Ia menilai, pencapaian 73% layanan air bersih bukan hanya sekadar angka, melainkan bukti kerja keras dan komitmen jajaran perusahaan daerah itu. Tapi ia menegaskan, jangan cepat puas. Target selanjutnya adalah mencapai 85% pada tahun 2026, sebagai batu loncatan menuju Initial Public Offering (IPO) di tahun 2027.

Langkah menuju IPO tentu bukan perkara ringan. Dibutuhkan sistem yang sehat, tata kelola perusahaan yang transparan, dan performa bisnis yang bisa meyakinkan publik serta investor. Pramono meyakini, peningkatan cakupan layanan bisa menjadi modal kuat untuk mencapainya.

Air Adalah Kebutuhan Primer, Bukan Komoditas Biasa

Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam pidato Pramono adalah sifat layanan air bersih sebagai kebutuhan yang bersifat captive—atau tidak tergantikan. Menurutnya, dengan jumlah pelanggan yang terus bertambah, kemungkinan besar PAM Jaya akan memiliki lebih dari 2,5 juta pelanggan pada saat layanan menyentuh angka 85%.

Dalam konteks bisnis, ini adalah angka yang sangat besar. Artinya, PAM Jaya memiliki potensi pertumbuhan dan stabilitas yang tinggi, karena air bukanlah layanan yang bisa digantikan atau ditinggalkan konsumen. “Kalau air tidak bisa di-IPO-kan, justru kita yang perlu introspeksi,” ungkap Pramono dalam nada optimis.

Mimpi Jakarta 100% Air Bersih di 2029

Meski menargetkan IPO pada 2027, Pramono tidak melupakan target jangka panjang. Ia berharap pada 2029, cakupan layanan air bersih di Jakarta bisa mencapai angka sempurna: 100%. Namun, ia menegaskan bahwa IPO tidak harus menunggu hingga target 100% tercapai. “Delapan puluh lima persen sudah cukup untuk menunjukkan bahwa PAM Jaya siap go public,” katanya.

Langkah ini juga diharapkan dapat mendorong efisiensi dan kemandirian perusahaan daerah. Dengan menjadi perusahaan publik, PAM Jaya dituntut untuk lebih transparan dan profesional dalam menjalankan usahanya, sekaligus dapat menjadi sumber pendapatan bagi daerah.

Salah satu dampak positif yang diharapkan dari IPO PAM Jaya adalah lepasnya ketergantungan perusahaan pada anggaran pemerintah daerah. Pramono menginginkan agar perusahaan ini mampu berdiri di atas kakinya sendiri dan bahkan berkontribusi langsung bagi keuangan daerah.

Langkah ini juga sejalan dengan visi modernisasi Jakarta sebagai kota global yang mandiri, efisien, dan berorientasi pada kualitas hidup warganya. Jika air bersih bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat tanpa hambatan, dan jika perusahaan pengelolanya bisa berkembang secara profesional dan terbuka, maka Jakarta akan selangkah lebih dekat menuju transformasi kota berkelas dunia.

sosial budaya

Fenomena Terkini






Trending