Menteri Transmigrasi Ajak Mahasiswa Ambil Peran dalam Program Trans Patriot untuk Pembangunan Kawasan

Kuatbaca - Menteri Transmigrasi, Iftitah Sulaiman, mengajak generasi muda, khususnya mahasiswa, untuk berperan aktif dalam pengembangan kawasan transmigrasi di Indonesia. Ajakan ini disampaikan saat memberikan kuliah umum di Institut Pertanian Bogor (IPB) yang bertema Transformasi Kawasan Transmigrasi Menuju Pusat Pertumbuhan Baru di Daerah. Kuliah umum ini berlangsung pada Jumat, 25 April 2025, dan bertujuan untuk menggugah semangat mahasiswa agar ikut serta dalam mendukung program transmigrasi yang telah berkembang menjadi lebih modern dan berbasis pada pemberdayaan ekonomi lokal.
Iftitah menjelaskan bahwa program transmigrasi kini telah bertransformasi jauh lebih maju. Program yang dulunya hanya berfokus pada pemindahan penduduk kini telah berfokus pada pembangunan kawasan yang dapat menjadi pusat ekonomi baru. Dengan konsep yang lebih produktif, berkelanjutan, dan berbasis potensi lokal, transmigrasi diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
Transformasi Program Transmigrasi Menuju Pusat Ekonomi Baru
Menurut Iftitah, salah satu perubahan utama dalam program transmigrasi adalah mengubah paradigma yang ada. Saat ini, fokus utamanya bukan lagi sekadar memindahkan penduduk ke daerah-daerah yang lebih terpencil, tetapi bagaimana membangun kawasan-kawasan yang ekonominya produktif dan dapat menjadi pusat pertumbuhan baru di luar kota besar. Program ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang lebih mandiri, di mana masyarakat di kawasan transmigrasi dapat mengelola dan mengembangkan potensi sumber daya alam serta membangun bisnis yang dapat berkontribusi pada perekonomian lokal dan nasional.
"Sekarang fokus bukan hanya pemindahan penduduk, tetapi membangun kawasan ekonomi yang produktif, sehingga proses migrasi berjalan secara alami," ujarnya saat memberikan penjelasan kepada mahasiswa IPB.
Program Trans Patriot: Peluang bagi Mahasiswa Berperan dalam Pembangunan
Salah satu program unggulan yang kini diperkenalkan oleh Kementerian Transmigrasi adalah Program Trans Patriot. Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa aktif dan lulusan baru untuk melakukan penelitian dan pendampingan di 154 kawasan transmigrasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Para peserta program akan terlibat langsung dalam pengembangan kawasan selama 6 bulan hingga 1 tahun.
Iftitah menekankan bahwa program ini bukan sekadar mengajak mahasiswa untuk menjadi petani, melainkan memberikan peluang kepada mereka untuk memimpin dan menjadi penggerak perubahan di kawasan transmigrasi. Dengan program ini, mahasiswa diharapkan dapat berperan sebagai "CEO" di kawasan transmigrasi, yang tidak hanya berfokus pada pertanian, tetapi juga pada inovasi dan kewirausahaan yang dapat menggerakkan perekonomian setempat.
Mendukung Kewirausahaan dan Inovasi di Kawasan Transmigrasi
Iftitah menjelaskan bahwa tujuan utama dari Program Trans Patriot adalah menciptakan ekosistem kepemimpinan muda yang berorientasi pada inovasi dan kewirausahaan. Program ini memberikan fasilitas riset, pendanaan, dan dukungan sarana lainnya untuk membantu mahasiswa yang ingin mengembangkan ide-ide baru yang bisa diterapkan di kawasan transmigrasi. Mahasiswa yang ikut serta dalam program ini diharapkan tidak hanya melihat transmigrasi sebagai proyek pembangunan semata, tetapi juga sebagai kesempatan untuk berinovasi dan menciptakan perubahan nyata di daerah tersebut.
"Transmigrasi tidak meminta mahasiswa menjadi petani, tapi menjadi CEO di kawasan transmigrasi. Ini adalah peluang menciptakan ekosistem kepemimpinan muda yang berorientasi pada inovasi dan kewirausahaan," ujar Iftitah.
Rektor IPB, Prof. Dr. Arif Satria, juga menyampaikan dukungannya terhadap program ini. Ia menilai bahwa program yang diinisiasi oleh Kementerian Transmigrasi, terutama Trans Patriot, adalah langkah yang tepat dalam menciptakan pemimpin-pemimpin muda yang siap menghadapi tantangan pembangunan di Indonesia. Ia mengajak generasi muda untuk terlibat dalam pembangunan kawasan transmigrasi dan mendukung program ini sebagai bagian dari kontribusi mereka untuk Indonesia.
"Trans Patriot dengan mentalitas pembelajar sejati, menjadikan setiap orang sebagai guru, setiap tempat sebagai guru, itulah hakekat pembelajaran," ujar Prof. Arif Satria dalam sambutannya.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan program-programnya, Kementerian Transmigrasi juga menjalin kerjasama dengan IPB. Pada kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Transmigrasi dan IPB untuk memperkuat sinergi antara akademisi dan pemerintah dalam pembangunan kawasan transmigrasi. MoU ini bertujuan untuk memastikan bahwa program-program transmigrasi dapat berjalan dengan dukungan penuh dari dunia pendidikan, khususnya dalam hal penelitian dan pengembangan kawasan.
Dengan ajakan Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman, para mahasiswa diharapkan dapat merespons peluang ini dengan antusiasme dan tekad untuk berkontribusi pada pembangunan Indonesia dari daerah-daerah yang lebih terpencil. Program ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk belajar, tetapi juga untuk mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan dalam skala yang lebih besar, membantu menciptakan pusat-pusat ekonomi baru yang berkelanjutan dan memajukan Indonesia dari pinggiran.
Dengan langkah-langkah inovatif ini, diharapkan kawasan transmigrasi di Indonesia tidak hanya menjadi tempat bagi pemukiman baru, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi yang membawa manfaat bagi seluruh bangsa.