Mengangkat Rasa Betawi Lewat Usaha Kecil: Kisah Perjalanan Oleh-Oleh Jakarta Mpok Mumun

Kuatbaca - Di tengah hiruk pikuk ibu kota yang serba modern, ada satu sosok yang memilih jalan berbeda: mengenalkan kembali kekayaan rasa khas Betawi melalui oleh-oleh kuliner. Dialah Mpok Mumun, sosok inspiratif di balik UMKM Oleh-Oleh Jakarta Mpok Mumun. Di usianya yang tak lagi muda, tepatnya 60 tahun, Mumun memulai langkah besar dengan misi sederhana: membuat masyarakat tahu bahwa Jakarta juga punya rasa yang khas dan patut dibanggakan.
Langkah ini bermula dari keresahan sederhana. Anaknya yang bekerja di dunia penerbangan sering ditanya soal oleh-oleh khas Jakarta. Pertanyaan itu terus terngiang dan akhirnya memicu niat Mumun untuk menciptakan sesuatu yang bisa dibawa pulang oleh siapa pun yang rindu atau penasaran dengan rasa Jakarta.
Dari Kegagalan Menuju Konsistensi
Bukan tanpa perjuangan, perjalanan bisnis Mumun diwarnai kegagalan dari dua usaha sebelumnya. Tapi kegigihannya untuk terus mencoba membuahkan hasil. Dengan modal yang berasal dari tabungan pribadi, bukan pinjaman ataupun investor, ia mendirikan Oleh-Oleh Jakarta Mpok Mumun pada 2022. Pengalaman masa lalu membuatnya lebih berhati-hati. Ia memperbaiki strategi pemasaran, memperkuat diferensiasi produk, dan mulai memanfaatkan teknologi digital untuk menjangkau pasar lebih luas.
Salah satu langkah cerdasnya adalah menggandeng platform e-commerce Shopee sebagai kanal distribusi utama. Dengan memanfaatkan fitur-fitur seperti Shopee Live dan Shopee Video, bisnisnya mulai dikenal luas. Lebih dari 80 persen penjualannya kini datang dari platform tersebut.
Dodol Betawi dan Identitas Jakarta di Dalam Kemasan
Produk unggulan Mpok Mumun adalah Dodol Betawi, camilan legit yang mulai langka ditemukan dalam bentuk autentik. Selain itu, ia juga menjual Bir Pletok, Biji Ketapang, Akar Kelapa, dan Kue Gambang—semuanya camilan khas Betawi yang kerap hadir dalam hajatan warga zaman dulu. Menariknya, resep yang digunakan merupakan resep turun-temurun dari keluarga, sehingga rasa tradisionalnya tetap terjaga.
Namun yang membuat produk ini lebih menonjol adalah kemasannya. Mumun sengaja merancang bungkus produknya dengan ilustrasi ikon-ikon Jakarta seperti Monas, GBK, dan landmark lainnya. Tak hanya menyajikan rasa, ia juga menyuguhkan identitas kota yang kental dalam setiap paket produknya.
Dari Dua Karyawan, Kini Jadi Delapan
Perjalanan bisnisnya tidak hanya berujung pada penjualan online. Kini, Oleh-Oleh Jakarta Mpok Mumun juga telah memiliki toko fisik di Jakarta dan mempekerjakan delapan orang, berkembang pesat dari yang awalnya hanya dua. Pembelinya pun tidak lagi hanya warga Jakarta, tapi juga datang dari kota-kota lain di Indonesia. Bahkan beberapa pelanggan setia ikut menjadi reseller, membuktikan bahwa bisnis ini tidak hanya menghidupi satu keluarga, tapi turut membuka peluang bagi banyak orang.
Tak berhenti di situ, Mpok Mumun kini tengah mengikuti pelatihan ekspor lewat program Shopee Seller Ekspor. Impiannya sederhana: agar camilan Betawi bisa dinikmati masyarakat Indonesia di luar negeri dan membawa rasa rumah bagi para perantau.
Dalam rangka menyambut ulang tahun Jakarta, Mpok Mumun juga meluncurkan produk spesial: Kue Gambang edisi khusus dengan tagline “Rasa Jakarta, Cerita Kita.” Varian ini bukan sekadar camilan, tetapi bentuk pernyataan bahwa kuliner tradisional Betawi masih hidup dan relevan. Lewat kemasan yang kekinian namun tetap menjaga nilai budaya, produk ini menjadi simbol kebanggaan warga terhadap kotanya.
Kue Gambang sendiri dulunya sering dijumpai di pasar-pasar tradisional, namun kini mulai sulit ditemukan. Oleh karena itu, Mumun berharap kehadiran produknya bisa membangkitkan kembali ingatan akan makanan masa kecil dan menghubungkan generasi muda dengan warisan kuliner leluhur mereka.
Di usia Jakarta yang makin matang, Mumun menyuarakan harapannya bagi kota yang telah membesarkannya. Ia berharap Jakarta menjadi kota yang semakin ramah bagi pelaku UMKM—tempat yang tidak hanya menjadi pusat bisnis besar, tapi juga rumah bagi usaha-usaha kecil untuk bertumbuh dan berkembang.
Ia juga menitipkan pesan bagi generasi muda untuk lebih mengenal, mencintai, dan menjaga warisan kuliner daerah. “Jangan cuma jadi penikmat. Jadilah pelestari. Karena budaya kita ini, kalau tidak kita yang jaga, siapa lagi?”
Kisah Mpok Mumun adalah bukti bahwa pelestarian budaya bisa berjalan seiring dengan inovasi. Di balik sepotong dodol atau kue gambang, ada semangat yang menyala: menjaga rasa, merawat cerita, dan menghadirkan Jakarta dalam setiap gigitan.