Membludak dan Ricuh, Job Fair Bekasi Jadi Sorotan

29 May 2025 10:00 WIB
job-fair-bekasi-buka-1000-lowongan-untuk-umum-dan-disabilitas-1747900162053_169.jpeg

Kuatbaca - Job fair bertajuk "Bekasi Pasti Kerja" yang digelar oleh Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi di Cikarang, Jawa Barat, menjadi perbincangan hangat karena antusiasme luar biasa dari para pencari kerja. Acara yang berlangsung di halaman sebuah universitas ini didatangi oleh ribuan orang, jauh melebihi kapasitas yang disediakan.

Diperkirakan sekitar 25 ribu pencari kerja hadir, sementara jumlah lowongan yang tersedia hanya sekitar 3 ribu. Situasi ini memicu kericuhan di lokasi, dengan antrean yang sangat panjang hingga memancing saling dorong dan kekacauan. Beberapa peserta bahkan terlihat menaiki mobil pemadam kebakaran untuk mencari tempat menunggu, sementara yang lain terjatuh pingsan akibat kepadatan dan teriknya matahari.

Animo Masyarakat yang Tinggi, Bukan Semata Sulitnya Mendapat Pekerjaan

Menanggapi kondisi yang membludak tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memberikan penjelasan yang menarik. Kepala Biro Humas Kemnaker, Sunardi Manampiar Sinaga, menilai kerumunan besar ini bukan semata-mata mencerminkan sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia, melainkan merupakan bukti tingginya minat masyarakat terhadap kesempatan kerja yang tersedia.

Menurut Sunardi, salah satu faktor utama melonjaknya jumlah pencari kerja adalah bertambahnya angkatan kerja yang baru lulus dari pendidikan formal, baik SMA, SMK, hingga universitas. Mereka datang dengan semangat besar mencari pekerjaan yang sesuai. Selain itu, ada pula masyarakat yang ingin mencari alternatif pekerjaan baru, menggantikan pekerjaan lama yang dirasa kurang cocok atau kurang menjanjikan.

Beragam Motif di Balik Kerumunan Job Fair

Tidak semua yang hadir di job fair datang semata-mata untuk melamar pekerjaan. Ada yang datang sekadar ingin melihat kondisi dan peluang yang ada, bahkan ada yang menggunakan kesempatan ini untuk berkonsultasi soal ketenagakerjaan dengan panitia. Sebagian lainnya juga mencoba mencari pekerjaan sampingan atau side job yang kerap ditawarkan dalam acara seperti ini.

Sunardi menyatakan, "Ada juga yang ingin melihat situasi job fair, bisa juga hadir karena ingin konsultasi terkait ketenagakerjaan, bahkan mungkin ada yang mau mencoba peluang side job dan ditemukan di job fair."

Hal ini menunjukkan bahwa job fair bukan sekadar ajang perekrutan, tetapi juga menjadi wadah bertemu antara dunia kerja dan masyarakat dalam berbagai bentuk.

Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Tantangan Penyediaan Lapangan

Saat ini, Indonesia menghadapi pertumbuhan angkatan kerja yang cukup signifikan, tidak hanya dari lulusan baru, tapi juga dari mereka yang terdampak PHK akibat dinamika sektor ekonomi. Di sisi lain, penyediaan lapangan kerja juga mengalami kenaikan, meski tidak merata di seluruh sektor.

Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi penyelenggara job fair dan pemerintah untuk menjembatani kebutuhan tenaga kerja dan lapangan kerja yang tersedia, sehingga terjadi keseimbangan yang lebih baik.

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli memberikan tanggapan terkait insiden yang terjadi di Bekasi. Ia menegaskan bahwa kejadian tersebut menjadi bahan evaluasi serius bagi Kemnaker, khususnya dalam meningkatkan koordinasi dan pembinaan kepada dinas ketenagakerjaan daerah.

Meski ada kekacauan, Menaker tetap memberikan apresiasi pada semangat penyelenggaraan job fair di tingkat daerah, karena usaha mempertemukan pencari kerja dan penyedia kerja harus terus didorong, tidak hanya di pusat tetapi juga di daerah.

Potongan video viral yang tersebar di media sosial memperlihatkan suasana ricuh di lokasi job fair. Ribuan pencari kerja terlihat berebut memindai kode QR sebagai tiket masuk untuk melamar pekerjaan. Keadaan berubah kacau ketika massa mulai saling dorong dan berteriak memaksa panitia membuka akses lebih cepat.

Suhu panas, padatnya massa, dan ketegangan membuat beberapa peserta pingsan. Bahkan insiden saling lempar dan adu fisik kecil terjadi di tengah antrean, menggambarkan betapa beratnya perjuangan para pencari kerja untuk bisa mengikuti acara ini.

Fenomena job fair Bekasi yang membludak dan berujung ricuh ini menjadi cermin nyata dari situasi pasar tenaga kerja di Indonesia saat ini. Antusiasme tinggi dari masyarakat menunjukkan harapan besar mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, namun juga menuntut perbaikan dalam tata kelola acara agar lebih aman dan tertib.

Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan berkomitmen melakukan evaluasi dan perbaikan agar di masa mendatang penyelenggaraan job fair dapat berjalan lebih lancar, memberi manfaat maksimal bagi pencari kerja tanpa mengorbankan kenyamanan dan keselamatan peserta.

sosial budaya

Fenomena Terkini






Trending