Masalah Hunian Kampung Susun Bayam: Harapan dan Tantangan Warga
Kuatbaca - Dibalik gemerlapnya perkembangan kota Jakarta, ada sebuah kisah yang tersembunyi, mengenai warga Kampung Bayam yang masih berjuang mendapatkan hak hunian layak. Kompleks hunian vertikal, Kampung Susun Bayam (KSB), seharusnya menjadi solusi bagi warga yang telah kehilangan rumah mereka karena proyek Jakarta International Stadium (JIS). Namun, mimpi ini tampaknya masih jauh dari kenyataan.
Pusat dari permasalahan ini adalah polemik pengelolaan KSB antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Meskipun Jakpro menjadi pengelola dan pemilik aset KSB, tanah tempat KSB berdiri adalah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pernyataan resmi dan legalitas masih menjadi perdebatan yang membuat warga Kampung Bayam terperangkap di tengah-tengah.
1. Tetap Kosong Dan Belum Bisa Dihuni
KSB, yang seharusnya menjadi tempat tinggal bagi warga Kampung Bayam setelah diusir dari kediaman sebelumnya, tetap kosong dan belum bisa dihuni. Faktanya, sejak November 2022 hingga saat ini, beberapa keluarga terpaksa tinggal di tenda terpal biru yang mereka bangun di Jalan Sunter Permai Raya, dekat dengan JIS.
Minawati, Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK), dengan tegas menyatakan bahwa warga Kampung Bayam memiliki hak untuk mendiami KSB. Bukti kuat dari klaim mereka adalah Surat Keputusan (SK) dan nomor unit yang mereka terima sebagai bukti pendaftaran untuk tinggal di KSB. Namun, kunci untuk unit hunian tersebut tetap dipegang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Polemik mengenai legalitas pengelolaan KSB semakin rumit ketika PT Jakpro menunggu konfirmasi resmi dari Pemerintah Provinsi DKI untuk mengelola KSB. Sementara itu, warga Kampung Bayam, yang sudah berjanji mendapatkan hunian layak, terus menantikan kepastian dari kedua pihak.
Tidak hanya itu, warga Kampung Bayam yang tinggal di tenda mendapat tantangan lain. Ada ancaman penggusuran kedua bagi mereka setelah Lurah Papanggo, Tomi Haryono, mengimbau mereka untuk membongkar tenda tersebut, sehubungan dengan perbaikan infrastruktur penunjang JIS.
Kesulitan yang dialami warga Kampung Bayam ini adalah gambaran dari banyaknya masalah hunian di Jakarta. Semoga dengan meningkatnya kesadaran dan kerjasama antara pemerintah dan pengelola properti, warga dapat segera mendapatkan hak hunian yang telah lama mereka nantikan.
(Note: Artikel ini telah diolah untuk menjadi unik dan menghindari plagiarisme, tetapi masih berfokus pada isu utama yang disampaikan dalam sumber asli.)