Macet Parah Sambut Pagi Jakarta Usai Libur Idul Adha: Mobil Mengular, Warga Mengeluh

10 June 2025 13:58 WIB
macet-parah-warnai-pagi-jakarta-usai-libur-idul-adha-1749526433639_169.jpeg

Kuatbaca - Libur panjang Idul Adha telah usai, dan seperti biasa, Ibu Kota kembali ramai oleh aktivitas harian masyarakat. Namun, yang juga ikut "bangun pagi" adalah kemacetan lalu lintas. Pada Selasa pagi, 10 Juni 2025, sebagian besar jalan protokol di Jakarta mulai dipadati kendaraan sejak pukul 06.00 WIB. Ribuan mobil dan motor tumpah ruah di jalan, membuat suasana kembali ke rutinitas klasik: macet, padat, dan penuh keluhan.

Banyak pekerja dan pelajar yang harus kembali berjuang menembus padatnya lalu lintas untuk sampai ke kantor atau sekolah tepat waktu. Beberapa titik kemacetan bahkan sudah mulai terlihat sejak dini hari, terutama di jalur-jalur utama yang menjadi penghubung kawasan pemukiman menuju pusat kota.

Titik-titik Rawan Macet Kembali Jadi Sumber Stres

Pantauan lalu lintas menunjukkan bahwa beberapa ruas jalan mengalami kepadatan tinggi, seperti di Jalan Gatot Subroto, Sudirman, Rasuna Said, hingga Tol Dalam Kota arah Semanggi dan Kuningan. Jalan-jalan penghubung di kawasan pinggiran seperti Kalimalang, Lenteng Agung, dan Ciputat juga tak luput dari antrean kendaraan yang mengular.

Tak hanya kendaraan pribadi, antrean panjang juga terjadi di sejumlah titik lampu merah yang menjadi simpul kemacetan. Kondisi diperparah dengan pengendara yang tidak sabar dan melanggar marka jalan, memicu kekacauan yang semakin memperlambat arus lalu lintas. Akibatnya, banyak warga harus menambah waktu perjalanan hingga satu jam lebih dibandingkan biasanya.

Transportasi Umum Ikut Terdampak

Kondisi jalan yang padat juga berimbas pada layanan transportasi umum. Beberapa armada TransJakarta mengalami keterlambatan, terutama di koridor-koridor utama yang melintasi pusat kota. Halte-halte pun mulai dipadati oleh penumpang sejak pukul 07.00 WIB.

Sementara itu, layanan kereta rel listrik (KRL) juga tidak luput dari antrean panjang di stasiun-stasiun besar seperti Tanah Abang, Manggarai, dan Sudirman. Meski jadwal keberangkatan tidak banyak berubah, jumlah penumpang yang membludak usai libur panjang membuat suasana di dalam gerbong menjadi penuh sesak.

Efek Libur Panjang dan Kembalinya Mobilitas Warga

Kondisi lalu lintas hari ini tak bisa dilepaskan dari efek kembalinya mobilitas masyarakat setelah libur panjang. Banyak warga yang baru kembali ke Jakarta pada Senin malam, membuat lalu lintas di malam hari pun sempat mengalami lonjakan volume kendaraan di beberapa gerbang tol seperti Cikampek dan Jagorawi.

Selain itu, banyaknya kendaraan pribadi yang kembali beroperasi menjadi salah satu penyumbang kemacetan. Selama libur, sebagian masyarakat memilih meninggalkan mobil di rumah atau tidak bepergian sama sekali. Namun setelah libur usai, mobilitas meningkat drastis seiring kembalinya kegiatan kerja, sekolah, dan aktivitas ekonomi lainnya.

Upaya untuk mengurai kemacetan di pagi hari memang bukan perkara mudah. Rekayasa lalu lintas seperti sistem ganjil-genap masih diberlakukan di sejumlah ruas, namun dampaknya belum cukup signifikan. Begitu pula dengan imbauan untuk menggunakan transportasi publik—yang sayangnya belum sepenuhnya jadi pilihan utama warga karena keterbatasan akses dan kenyamanan.

Di sisi lain, razia dan penertiban pengendara yang melanggar aturan turut dilakukan di beberapa titik oleh petugas Dinas Perhubungan dan kepolisian. Namun, tindakan ini lebih bersifat reaktif ketimbang solutif, mengingat akar persoalan kemacetan di Jakarta menyangkut banyak faktor: kepadatan penduduk, pertumbuhan kendaraan, hingga infrastruktur jalan yang tidak sebanding.

Macet di Jakarta bukanlah hal baru. Ini adalah potret klasik dari kota megapolitan yang terus bergulat dengan pertumbuhan pesat tapi belum diimbangi oleh sistem transportasi yang memadai. Meski proyek-proyek transportasi massal seperti MRT dan LRT terus dikembangkan, perjalanan menuju Jakarta yang lebih lancar masih panjang.

Bagi warga Ibu Kota, kemacetan pagi ini hanyalah pengingat bahwa libur telah benar-benar berakhir—dan realitas kota besar kembali mengetuk. Sejumlah pengguna media sosial pun ramai membagikan keluhan mereka tentang waktu tempuh perjalanan yang membengkak dan lelah di jalan sebelum hari benar-benar dimulai.

Pagi ini menjadi cermin dari permasalahan klasik Jakarta. Setiap kali mobilitas warga kembali tinggi, kemacetan pun menyapa tanpa ampun. Tak ada yang terkejut, namun tetap saja banyak yang kesal. Dalam jangka pendek, kesabaran dan waktu ekstra mungkin jadi solusi utama. Tapi dalam jangka panjang, perbaikan sistem transportasi dan tata kota adalah keharusan yang tak bisa ditunda lagi.

sosial budaya

Fenomena Terkini






Trending