Kursi Wakapolri Kosong, Kapolri Sudah Siapkan Pengganti Ahmad Dofiri

Kuatbaca - Komjen Ahmad Dofiri resmi mengakhiri masa dinasnya sebagai Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri). Pria yang dikenal luas dengan gaya kepemimpinan yang tenang dan bersahaja ini memasuki masa purnatugas pada awal Juli 2025. Seremoni pelepasan jabatan dilakukan dengan penuh penghormatan, menandai akhir dari karier panjang Dofiri di institusi Bhayangkara.
Setelah pengunduran dirinya, jabatan strategis Wakapolri untuk sementara waktu dibiarkan kosong. Namun, kekosongan ini tampaknya tidak akan berlangsung lama. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mengisyaratkan bahwa nama calon pengganti Dofiri sudah dikantongi. Hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk diumumkan ke publik.
Nama Sudah Ada, Tinggal Menunggu Waktu Pelantikan
Dalam pernyataan yang disampaikan oleh Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, saat ini Kapolri sudah mengantongi beberapa nama calon terbaik dari kalangan perwira tinggi (pati) yang dinilai layak menduduki posisi Wakapolri. Namun, karena padatnya agenda peringatan Hari Bhayangkara ke-79, penetapan resmi calon Wakapolri sempat tertunda.
Sandi menjelaskan bahwa seleksi calon Wakapolri bukanlah proses yang sederhana. Posisi ini sangat strategis dan memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kestabilan internal institusi serta mendukung kinerja operasional Polri secara nasional. Oleh sebab itu, keputusan siapa yang akan menduduki kursi tersebut akan sangat diperhitungkan.
Siapa Sosok yang Layak?
Munculnya berbagai spekulasi mengenai nama-nama kandidat pun tak bisa dihindarkan. Salah satu nama yang mencuat ke permukaan adalah Komjen Dedi Prasetyo, Irwasum Polri saat ini. Namun, pihak kepolisian belum memberikan konfirmasi resmi soal siapa saja yang sedang masuk dalam bursa.
Yang menarik, Sandi menyebut bahwa posisi Wakapolri tidak terbatas hanya bagi jenderal bintang tiga (Komjen). Artinya, perwira tinggi berpangkat Irjen atau yang memegang jabatan setara pun berpotensi untuk dipilih, selama memiliki rekam jejak yang unggul dan memenuhi kriteria strategis dari Kapolri.
Pernyataan ini sekaligus membuka spekulasi bahwa institusi Polri tengah mempertimbangkan langkah regenerasi dengan memberi peluang bagi calon-calon potensial dari generasi baru perwira tinggi.
Menanti Figur Penyeimbang Kapolri
Wakapolri bukan hanya tangan kanan Kapolri, tetapi juga penyeimbang dalam pengambilan keputusan penting. Perannya sangat vital dalam mengatur koordinasi antara lini strategis dan operasional, serta menjembatani komunikasi antara berbagai direktorat di lingkungan Polri.
Dengan tantangan institusional yang semakin kompleks, terutama di tengah transformasi digital dan dinamika keamanan dalam negeri, sosok Wakapolri yang baru dituntut memiliki visi kuat, integritas tinggi, serta kemampuan komunikasi yang mumpuni.
Tidak hanya itu, kemampuan membangun kepercayaan publik juga menjadi salah satu indikator penting dalam penentuan pemimpin di jajaran tinggi Polri saat ini. Karena di era keterbukaan informasi, setiap tindakan pejabat publik akan mendapatkan sorotan luas dari masyarakat.
Masyarakat dan internal Polri kini menanti dengan penuh antisipasi siapa yang akan dipilih menjadi orang nomor dua di institusi tersebut. Tak sedikit yang berharap bahwa sosok yang akan ditunjuk nanti mampu melanjutkan dan bahkan memperkuat fondasi yang telah dibangun oleh Komjen Ahmad Dofiri.
Dengan pengalaman dan pengamatan yang tajam, Kapolri diyakini tidak akan gegabah dalam menentukan pilihan. Dan saat waktunya tiba, publik akan segera mengetahui siapa figur yang dipercaya untuk mengemban tugas besar sebagai Wakapolri berikutnya.
Satu hal yang pasti, jabatan ini bukan sekadar posisi administratif, tetapi simbol kepercayaan dan tanggung jawab besar terhadap bangsa dan negara.