Ketegangan Meningkat: Pertarungan Antara Menag Yaqut dan PKB dalam Isu "Jaga Mulut"

3 October 2023 17:36 WIB
menteri-agama-yaqut-cholil-qoumas-di-hotel-alila-solo-jumat-2992023_169.jpeg

Kuatbaca - Ketegangan di dunia politik Indonesia semakin memanas karena perbedaan pandangan antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Perseteruan ini bermula dari pernyataan kontroversial yang disampaikan oleh Menag Yaqut tentang pentingnya memilih pemimpin yang memiliki rekam jejak yang baik, bukan hanya berbicara manis. Artikel ini akan menjelaskan perkembangan terbaru dari ketegangan ini serta respons dari PKB dan pihak lain.

1. Pernyataan Yaqut Cholil: Pemilihan Pemimpin yang Bijak

Semua berawal dari pidato Menag Yaqut Cholil di sebuah acara doa bersama yang dihadiri oleh umat Buddha. Dalam pidatonya, Yaqut mengingatkan masyarakat tentang pentingnya memilih pemimpin yang memiliki rekam jejak yang baik. Dia menegaskan bahwa pemilihan pemimpin tidak boleh dilakukan secara sembarangan, hanya berdasarkan penampilan atau retorika yang manis. Pernyataannya ini mencerminkan keprihatinan akan politisasi agama yang mungkin terjadi dalam pemilihan presiden 2024.

2. Reaksi dari PKB dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin)

Respons pertama datang dari PKB, partai yang menaungi Yaqut Cholil. Bacawapres Koalisi Perubahan dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar, atau yang akrab disebut Cak Imin, menyatakan bahwa pernyataan Yaqut terdengar seperti "buzzer" (orang yang membela dengan keras). Cak Imin tidak menjelaskan lebih lanjut terkait pernyataannya ini.

3. Pendisiplinan Yaqut oleh PKB

Sebagai tindakan respons terhadap pernyataan kontroversial Yaqut, PKB mengumumkan bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah untuk mendisiplinkan Menag Yaqut, yang juga merupakan kader partai. PKB meminta agar Yaqut lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan publiknya. Mereka mengingatkan bahwa sebagai seorang pejabat publik, Yaqut digaji oleh pajak negara dan harus menciptakan suasana harmoni.

Langkah PKB dalam merencanakan pendisiplinan terhadap Yaqut mendapatkan protes dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Yaqut juga menjabat sebagai Ketua Umum di GP Ansor. Wakil Sekjen Pimpinan Pusat GP Ansor, Wibowo Presetyo, menyatakan bahwa pemilihan calon presiden dan wakil presiden tidak hanya berdasarkan tampilan fisik dan cara berkomunikasi, tetapi juga pada rekam jejak dan perhatian mereka terhadap seluruh warga bangsa.

Menurut GP Ansor, pernyataan Yaqut sebenarnya sangat positif dan edukatif. Yaqut tidak menyebut nama calon presiden atau wakil presiden secara spesifik, tetapi hanya mengingatkan masyarakat tentang kriteria pemimpin yang seharusnya mereka pilih. GP Ansor menilai bahwa respons dari PKB, khususnya Cak Imin dan Jazilul Fawaid, terlalu arogan.

Yaqut Cholil sendiri juga merespons tentang rencana pendisiplinan yang dilakukan oleh PKB terhadap dirinya. Dia bertanya-tanya siapa yang berhak memanggilnya atau melakukan pendisiplinan terhadap dirinya. Sebagai salah satu ketua di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB, Yaqut menunjukkan ketidakpahamannya tentang siapa yang akan memanggilnya.

Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid, menegaskan bahwa PKB telah mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai calon presiden dan wakil presiden di Pemilu 2024. Mereka meminta agar semua kader PKB yang setuju dengan pengusungan ini menerima disiplin organisasi. Mereka juga menyatakan bahwa respons publik akan menjadi penilaian terhadap kader-kader PKB yang menyimpang dari keputusan organisasi.

Informasi

sosial budaya

Fenomena Terkini






Trending