Kebakaran Hebat di Terminal Rawa Buaya: Puluhan Bus Bekas TransJakarta Ludes Terpanggang

Kuatbaca - Jakarta kembali dihebohkan dengan insiden kebakaran besar, kali ini terjadi di Terminal Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. Puluhan bus bekas milik TransJakarta yang telah lama terparkir di area terminal itu, dilaporkan habis dilalap si jago merah pada Selasa (10/6/2025) sore. Api dengan cepat menjalar dan menyelimuti area pool bus, menyebabkan kepulan asap hitam membumbung tinggi dan terlihat dari kejauhan.
Dari Kendaraan Umum ke Tumpukan Besi Terbakar
Bus-bus yang terbakar bukanlah armada aktif, melainkan kendaraan yang sudah tidak lagi digunakan dan telah menjadi barang lelang. Total terdapat 104 unit bus yang sebelumnya dititipkan di Terminal Mobil Barang Rawa Buaya, dan dari jumlah itu, 20 unit hangus terbakar. Saat ini, kondisi di lokasi benar-benar memilukan: bus-bus yang dulunya menjadi tulang punggung transportasi ibu kota kini tinggal rangka berkarat dan hangus terbakar.
Pantauan di lapangan menunjukkan bekas-bekas kebakaran yang masih membekas. Jendela-jendela telah hancur, ban meleleh, dan bodi bus tak lagi berbentuk. Sisa-sisa plastik meleleh bercampur dengan logam gosong dan aroma tajam dari kebakaran masih menguar di udara.
Pembongkaran Dimulai, Besi Dipilah Manual
Sehari setelah insiden, proses pembongkaran pun mulai dilakukan. Sejumlah pekerja terlihat sibuk menuruni dan membongkar bagian-bagian bus yang masih bisa diselamatkan. Dengan peralatan sederhana dan teknik manual, mereka mempreteli atap, kerangka logam, hingga jok plastik untuk dikumpulkan dan dipilah sesuai jenis material.
Bangkai-bangkai bus itu kini diperlakukan layaknya barang rongsokan. Komponen kendaraan seperti besi, kabel, hingga plat bodi dikumpulkan dalam satu area untuk nantinya didaur ulang atau dijual sebagai barang bekas. Suasana terminal kini lebih menyerupai tempat pemrosesan barang rongsokan ketimbang pool kendaraan umum.
Percikan Api Picu Kebakaran Hebat
Dugaan awal menyebutkan bahwa api berasal dari percikan yang muncul saat proses pemotongan bus dilakukan. Seperti diketahui, bus-bus bekas tersebut sebelumnya sudah dilelang dan dimiliki oleh pihak swasta yang bertanggung jawab untuk memotong dan memindahkannya. Namun, tanpa pengamanan yang memadai, percikan dari alat potong diduga mengenai bahan mudah terbakar yang ada di sekitar lokasi, memicu kebakaran yang tidak terkendali.
Kobaran api muncul cepat, dan meski petugas pemadam kebakaran segera dikerahkan setelah laporan masuk pukul 14.40 WIB, kerusakan sudah telanjur meluas sebelum operasi pemadaman selesai. Hingga kini, pihak terkait masih melakukan proses evaluasi dan penghitungan kerugian akibat insiden tersebut.
Bus-bus yang terbakar diketahui bukan lagi milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta maupun PT TransJakarta. Kendaraan tersebut merupakan bagian dari 417 unit bus lama yang sudah diputuskan untuk dihapuskan dari aset negara dan dilelang kepada pihak swasta. Artinya, segala tanggung jawab atas pengelolaan dan keselamatan saat proses pembongkaran menjadi tanggung jawab pemilik baru.
Namun, tetap saja, insiden ini menyoroti perlunya standar keselamatan kerja yang lebih ketat, terutama ketika berurusan dengan kendaraan lama yang masih menyimpan sisa bahan mudah terbakar, seperti oli, bahan bakar, atau bahkan material plastik yang sensitif terhadap suhu tinggi.
Kejadian ini menjadi pengingat penting akan bahaya laten dari proses pembongkaran kendaraan yang tampaknya sederhana, namun menyimpan risiko tinggi. Koordinasi antara pemerintah daerah, pemenang lelang, dan aparat keselamatan kerja mutlak diperlukan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
Belum ada pernyataan resmi terkait besarnya kerugian material yang diderita oleh pemilik bus, namun mengingat jumlah unit yang terbakar dan potensi nilai dari barang bekas tersebut, kerugian diperkirakan cukup signifikan. Sementara itu, pihak berwenang disebut tengah melakukan pendalaman terhadap prosedur keselamatan kerja yang dijalankan dalam proyek pembongkaran bus tersebut.