Jet Tempur China Tunjukkan Kemampuan Melalui Konflik India-Pakistan

12 May 2025 11:10 WIB
chengdu-j-10-1746856099957.webp

Kuatbaca - Dalam beberapa pekan terakhir, konflik antara India dan Pakistan memberikan sorotan besar terhadap kemampuan teknologi militer China. Kejadian yang memicu perhatian dunia adalah klaim Pakistan yang berhasil menjatuhkan jet tempur India, termasuk pesawat canggih Rafale buatan Prancis, menggunakan jet tempur J-10C yang diproduksi oleh perusahaan pertahanan China, AVIC Chengdu Aircraft. Meskipun India belum mengonfirmasi jatuhnya Rafale, laporan dari sumber-sumber internasional, termasuk Amerika Serikat dan Prancis, menyebutkan bahwa kejadian tersebut memang terjadi.

Pertarungan Teknologi: China vs Barat

Perang antara India dan Pakistan kini bukan hanya sekadar bentrokan dua negara bersenjata, tetapi juga merupakan pertarungan antara dua kekuatan besar dalam dunia militer. India, yang sebagian besar memodernisasi pasukan udaranya dengan pesawat-pesawat buatan Barat, terutama Amerika Serikat dan sekutunya, kini menghadapi Pakistan yang semakin dipersenjatai dengan teknologi militer China. Dengan pesawat-pesawat tempur J-10C, Pakistan mencoba membuktikan bahwa kemampuan militer China tidak dapat dipandang sebelah mata, bahkan mampu menandingi teknologi canggih buatan negara-negara Barat.

Peningkatan Kepercayaan pada Teknologi Pertahanan China

Keberhasilan jet tempur J-10C dalam menembak jatuh pesawat-pesawat tempur India, termasuk Rafale, berpotensi memberi dampak besar pada reputasi sistem persenjataan China. Para pengamat percaya bahwa kejadian ini dapat menjadi titik balik dalam mempromosikan industri pertahanan China, baik di pasar internasional maupun di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Seorang pengamat militer asal Islamabad, Salman Ali Bettani, menyebut pertempuran ini sebagai tonggak sejarah dalam penerapan sistem persenjataan canggih China, dan jika klaim tersebut terbukti benar, maka itu bisa memperkuat posisi China sebagai kekuatan militer global.

Dampak pada Pasar Senjata Global

Selama ini, Amerika Serikat dikenal sebagai eksportir senjata terbesar di dunia, menguasai hampir setengah dari ekspor senjata global. Namun, dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan situasi politik global yang berkembang, terutama setelah invasi Rusia ke Ukraina, China mulai memanfaatkan peluang untuk memperkuat posisi mereka di pasar senjata internasional. Khususnya, dengan Pakistan sebagai mitra utama mereka, China bisa semakin memperluas pengaruhnya di negara-negara yang selama ini lebih memilih senjata buatan Barat.

China, yang berada di peringkat keempat sebagai eksportir senjata terbesar di dunia, memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekspor senjata mereka. Beberapa negara di Timur Tengah dan Afrika Utara yang sebelumnya terikat dengan negara-negara Barat kini mulai melirik produk senjata China, mengingat ketergantungan mereka terhadap Rusia yang mulai berkurang. Hal ini berpotensi memberikan peluang bagi China untuk menggantikan peran Rusia sebagai pemasok utama senjata di kawasan tersebut.

Tidak hanya pesawat tempurnya yang menjadi sorotan, tetapi juga sistem persenjataan yang menyertainya, terutama rudal udara-ke-udara PL-15. Rudal ini, yang diperkirakan memiliki jangkauan hingga 200-300 kilometer, menjadi salah satu senjata utama yang mendukung kemampuan J-10C dalam pertempuran. Versi ekspor dari rudal PL-15 ini memiliki jangkauan yang sedikit lebih pendek, namun tetap memberikan keunggulan yang signifikan dalam pertempuran udara. Keberhasilan penggunaan rudal ini dalam menembak jatuh jet-jet tempur India semakin membuktikan kehebatan sistem senjata China dalam pertempuran modern.

Bagi China, kejadian ini dapat dianggap sebagai "iklan" yang kuat untuk industri pertahanan mereka. Tidak hanya menunjukkan kemampuan jet tempur J-10C, tetapi juga mengukuhkan posisi mereka dalam persaingan pasar senjata global. Sebagai negara yang belum terlibat dalam perang besar lebih dari empat dekade, China akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka kini memiliki sistem persenjataan yang mampu bersaing dengan teknologi militer terbaik dari Barat. Ini menjadi momentumnya untuk menunjukkan bahwa mereka bukan hanya pemain besar di sektor ekonomi, tetapi juga di sektor pertahanan.

Pertempuran di perbatasan India-Pakistan menjadi lebih dari sekadar konflik dua negara; ini adalah pertempuran teknologi yang mencerminkan perubahan besar dalam dinamika industri pertahanan global. Dengan keberhasilan jet tempur J-10C dan rudal PL-15 yang diproduksi oleh China, negara tersebut mulai mendapatkan pengakuan lebih luas sebagai pemain utama dalam industri senjata global. Jika klaim Pakistan terbukti benar, maka ini akan menjadi dorongan besar bagi penjualan senjata China di pasar internasional dan memperkuat posisi mereka di kawasan yang sebelumnya didominasi oleh negara-negara Barat.

sosial budaya

Fenomena Terkini






Trending