Jepara Membara: Tradisi Perang Obor Kembali Menghiasi Langit Malam

10 June 2025 14:26 WIB
tradisi-perang-obor-di-jepara-1749525493924_169.jpeg

Kuatbaca - Suasana malam di Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Jepara, mendadak berubah menjadi lautan cahaya dan bara api. Bukan karena kebakaran, tapi karena sebuah tradisi kuno yang kembali digelar dengan gegap gempita: Perang Obor. Puluhan warga desa, mulai dari remaja hingga pria dewasa, turun ke lapangan dengan tangan memegang obor menyala. Mereka saling menyerang, bukan dengan amarah, tapi dengan semangat kebersamaan dan syukur yang menyala-nyala.

Perang Obor merupakan bagian dari rangkaian tradisi sedekah bumi—ritual tahunan yang diwariskan turun-temurun sebagai bentuk terima kasih kepada Sang Pencipta atas panen yang melimpah dan rezeki yang terus mengalir. Di tengah gempuran zaman modern, tradisi ini tetap bertahan, menjadi simbol kelekatan antara manusia, alam, dan nilai-nilai spiritual.

Ritual Api yang Sarat Makna

Tidak ada permusuhan dalam tradisi ini, meski tampak seperti pertarungan sengit. Para peserta justru mengikuti "perang" ini dengan hati yang riang dan niat yang luhur. Obor-obor dibuat dari pelepah pohon kelapa yang dikeringkan, lalu direndam minyak tanah agar mudah menyala. Nyala api yang besar dan panas bukan untuk menyakiti, melainkan menyimbolkan semangat membersihkan diri dari segala energi buruk dan membuka jalan bagi hal-hal baik dalam hidup.

Ritual ini tidak asal digelar. Sebelumnya, warga berkumpul dalam doa bersama, memohon keselamatan dan keberkahan bagi desa. Setelah itu, mereka berarak menuju lapangan utama dengan membawa obor yang sudah disiapkan. Dentuman gamelan tradisional mengiringi langkah mereka, menambah magis suasana malam yang sudah beratmosfer mistis sejak matahari tenggelam.

Luka Kecil, Jiwa Besar

Meski api menyambar dan bara kadang mengenai tubuh, tak ada keluhan terdengar dari peserta. Luka-luka ringan dianggap sebagai bagian dari pengorbanan dan keteguhan niat. Beberapa warga bahkan percaya, terkena api dalam Perang Obor justru membawa keberuntungan dan membersihkan jiwa dari sifat-sifat negatif.

Warga dari luar desa pun ikut hadir menyaksikan. Tak sedikit wisatawan, fotografer, hingga peneliti budaya yang datang jauh-jauh hanya untuk menyaksikan kemegahan tradisi unik ini. Mereka memenuhi pinggiran arena perang, mengabadikan momen langka yang sulit ditemukan di belahan dunia lain.

Melestarikan Warisan Leluhur

Pemerintah desa dan tokoh adat memegang peranan penting dalam menjaga tradisi ini agar tetap lestari. Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, banyak tradisi lokal yang mulai dilupakan. Namun tidak demikian halnya dengan Perang Obor. Generasi muda pun diajak aktif terlibat, tidak hanya sebagai peserta, tapi juga sebagai penerus nilai dan semangat di balik ritual ini.

Dengan adanya promosi budaya dan dukungan dari berbagai pihak, Perang Obor kini juga menjadi daya tarik wisata tahunan. Selain menumbuhkan rasa bangga pada identitas lokal, acara ini juga berdampak positif pada sektor ekonomi warga. Para pedagang kaki lima, penjual makanan tradisional, hingga pengrajin souvenir mendapat rezeki tambahan dari membludaknya pengunjung.

Perang Obor bukan sekadar atraksi budaya yang memukau mata. Ia adalah nyala semangat yang diturunkan dari leluhur—sebuah cara masyarakat Jepara memaknai kehidupan, rezeki, dan kebersamaan. Api yang berkobar setiap tahun bukan hanya simbol, melainkan pengingat: bahwa dalam kehidupan, panasnya tantangan bisa dilalui jika dihadapi bersama.

Malam itu, Jepara memang membara. Tapi bukan oleh amarah atau permusuhan. Melainkan oleh nyala cinta terhadap tradisi, budaya, dan rasa syukur yang terus hidup dalam bara yang tak pernah padam.

sosial budaya

Fenomena Terkini






Trending