Ibas Tinjau Balai Latihan Kerja Komunitas di Pacitan: Dorong Santri Kuasai Teknologi

Kuatbaca - Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang akrab disapa Ibas melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Dalam kunjungan tersebut, Ibas menyambangi Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Ar-Royyan untuk meninjau langsung program Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) yang telah berjalan di sana.
Pendidikan Agama dan Teknologi Bisa Jalan Bersama
Kehadiran Ibas di pondok pesantren itu bukan sekadar kunjungan formalitas. Ia datang dengan semangat ingin melihat langsung bagaimana pondok pesantren memadukan pendidikan agama dengan penguasaan teknologi dan keterampilan kerja.
Di BLKK Pondok Pesantren Ar-Royyan, para santri kini tak hanya memperdalam ilmu keislaman, tapi juga belajar multimedia dan keterampilan digital lainnya. Fasilitas penunjang seperti 16 unit komputer dan proyektor telah tersedia dan dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Hal ini sejalan dengan harapan Ibas agar para santri dapat memiliki keunggulan kompetitif di tengah era digital yang terus berkembang.
Santri Melek Teknologi, Pondok Jadi Pusat Kemajuan
Ibas memberikan apresiasi kepada pihak pesantren yang sudah berani membuka diri terhadap inovasi dan teknologi. Menurutnya, pesantren seperti Ar-Royyan bisa menjadi contoh pondok pesantren modern yang tidak hanya fokus pada pembentukan karakter dan spiritualitas, tetapi juga memberdayakan santrinya secara ekonomi dan keterampilan.
“Santri sekarang perlu punya bekal lebih dari satu. Ilmu agama adalah fondasi, tapi keterampilan digital dan multimedia akan membuka pintu rezeki di masa depan,” ujarnya kepada para santri dan pengurus pondok.
Bangun Optimisme dari Desa Kecil
Dalam dialog bersama warga, Ibas juga menyampaikan pesan optimisme. Ia mengingatkan bahwa Pacitan, meski dikenal sebagai kota kecil di pesisir selatan Jawa, mampu melahirkan tokoh besar seperti Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang tak lain adalah ayahnya. Hal itu menjadi bukti bahwa asal-usul bukanlah penghalang untuk meraih cita-cita besar.
“Saya ingin anak-anak Pacitan punya mimpi besar. Jangan takut bermimpi jadi pemimpin nasional. Dulu Pak SBY pun sekolah di sini, berangkat dari tempat yang sama,” tutur Ibas menyemangati warga.
\Tak hanya berbicara soal pendidikan dan motivasi, Ibas juga menyoroti pentingnya asupan gizi bagi anak-anak. Ia meninjau pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dijalankan di sejumlah sekolah di Pacitan. Menurutnya, program ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak agar mereka menjadi generasi sehat, kuat, dan cerdas.
“Makanan bergizi bukan cuma soal kenyang, tapi soal masa depan. Anak yang sehat akan lebih mudah menyerap ilmu, lebih kuat mentalnya, dan siap bersaing,” tegas lulusan doktoral dari Institut Pertanian Bogor itu.
\Selain pendidikan dan gizi, Ibas juga menekankan pentingnya kesehatan masyarakat. Ia mengajak warga untuk memanfaatkan layanan pemeriksaan kesehatan gratis yang kini diperluas jangkauannya. Kesehatan, menurutnya, adalah pondasi agar masyarakat tetap produktif, tidak mudah sakit, dan mampu menjalani kehidupan dengan lebih berkualitas.
“Kalau badan sehat, pikiran pun jernih. Kita bisa bekerja, berkarya, dan membahagiakan keluarga,” tambahnya.
Sebagai bentuk nyata kepedulian, Ibas turut menyerahkan bantuan berupa paket sembako kepada ratusan warga yang hadir dalam kegiatan tersebut. Ia menyampaikan bahwa bantuan tersebut mungkin tak seberapa, tapi diharapkan bisa meringankan beban masyarakat, terutama di tengah tantangan ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
“Saya ingin hadir bukan hanya sebagai pejabat, tapi sebagai saudara. Kalau ada yang bisa dibantu, saya siap bantu. Saya ingin kita semua terus bersama-sama, saling tolong dan menguatkan,” kata Ibas dengan penuh kehangatan.
Menutup kunjungannya, Ibas mengajak seluruh elemen masyarakat Pacitan untuk terus menjaga nilai kebersamaan dan gotong royong. Ia berharap, semangat untuk membangun daerah tidak pernah padam dan terus diwariskan kepada generasi muda.
“Kalau kita bersatu, insyaallah Pacitan akan semakin maju, sejahtera dan bahagia rakyatnya. Mari kita syukuri masa lalu, semangat jalani hari ini, dan optimis menatap masa depan,” pungkasnya.
Kehadiran Ibas hari itu menjadi bukti bahwa keterlibatan langsung pemimpin dengan rakyat bukan hanya simbolik, tapi bisa menjadi motor penggerak perubahan positif—mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga kesejahteraan sosial.