Hadirkan Business Matching, ARCH ID 2025 Percepat Kolaborasi Industri dan Pengambilan Keputusan

1 May 2025 13:22 WIB
Kuatbaca.com.jpeg

Kuatbaca.com - Indonesian Architecture Exhibition and Conference (ARCH:ID) akan kembali digelar pada 8-11 Mei 2025 di ICE BSD City Hall 5-7, Tangerang Selatan. 

Program Director of the ARCH:ID, Firman S. Herwanto mengungkapkan, pameran tahun ini tampil istimewa. Dengan mengusung tema "Performative Archipelagos" dengan menekankan sisi "performative" dari arsitektur, yaitu bagaimana arsitektur bisa 'hidup' dan aktif merespons isu lingkungan, sosial, dan budaya zaman sekarang. 

"Terinspirasi dari konteks geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, tema ini mendorong para arsitek, desainer, dan pelaku industri untuk menggali kekayaan lokal. Mulai dari material, kerajinan, hingga nilai budaya sebagai bahan bakar inovasi masa depan," kata Firman, Kamis (24/4/2025).

Firman juga mengatakan, pihaknya mempunyai 34 kepengurusan provinsi, 1 kepengurusan perwakilan, dan 4 kepengurusan wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka akan hadir untuk menghadirkan inovasinya masing-masing dalam ajang tersebut.

"Secara antusiasme mereka minat sekali untuk datang," terangnya.

Project Director CIS Exhibition, Arif Sofyan Rusdiantoro, mengatakan tema yang diusung pada tahun ini cukup provokatif untuk membuat para arsitek berkarya dan keluar dari zona nyaman. Dia mengungkapkan ada banyak arsitek yang bakal hadir dalam acara ini. Dia berharap kegiatan baik dalam keberlangsungan dunia arsitektur di Indonesia.

"Kita ingin lebih banyak kolaborasi dan networking," ujar dia. 

Sementara itu, Retail Funding Division PT Bank Tabungan Negara (BTN), Badai Samudra, mengatakan pihaknya akan ikut serta dalam kegiatan ini karena ARCH:ID sudah semakin besar.

Terlebih, BTN merupakan leading sector di bidang properti dan punya visi sebagai mitra utama dari finansial keluarga.

"Sebagai salah satu ekosistem dari properti itu sendiri, literasi keuangan juga ingin kita kembangkan," ujarnya.

1. Dikurasi Tiga Kurator Ternama Indonesia

Forum dan pameran arsitektur tahunan yang diprakarsai Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) bersama PT CIS Exhibition ini dikurasi oleh tiga kurator ternama di Tanah Air, yakni Alvar Mensana (mensanaDANteman), Achmad D. Tardiyana (Urbane), dan Antonius Richard Rusli (Rad+ar) yang menghadirkan keberagaman perspektif ke dalam narasi pameran.

Melalui pendekatan ini, arsitektur tidak lagi dipahami hanya sebatas lingkup bangunan, tetapi juga tentang bagaimana ruang bisa membentuk sebuah kota, komunitas, dan bisnis yang lebih adaptif dan memberikan dampak. 

"ARCH:ID 2025 akan menjadi wadah untuk bertukar gagasan, menganalisa arah pasar, dan membuka peluang kolaborasi lintas sektor," ujarnya.

*2. Ruang Inklusif untuk Aksi Nyata

Konferensi Internasional ARCH:ID 2025 tahun ini akan mewadahi ruang diskusi yang lebih luas tentang arsitektur. Firman menyebut bukan hanya untuk arsitek, tetapi acara ini juga mengajak para pengembang, ahli perencanaan kota, budayawan, kontraktor, pejabat publik, hingga profesional lainnya untuk turut menjadi bagian dari diskusi.

Konferensi ini akan membahas bagaimana arsitektur berkaitan dengan performa, identitas, budaya, dan teknologi, serta bagaimana hal-hal tersebut bisa menjadi jawaban atas tantangan nyata di tengah pesatnya urbanisasi, perkembangan dunia digital, dan isu perubahan iklim yang makin mendesak.

Firman menjelaskan, konferensi akan diselenggarakan pada 8–9 Mei 2025 di Nusantara Hall, ICE BSD, yang terbagi dalam dua forum Utama. Pertama Urban Forum bersama pembicara Chris Panfil (WATG, Singapura), Vignesh Kaushik (Gensler, Singapura), Anies Baswedan (Karsa CityLab, Indonesia), dan Peter Brannan (SOM, Hong Kong).

"Diskusi akan berfokus pada masa depan kota melalui pendekatan desain, tata kelola, serta wawasan global," kata Firman. 

Hari kedua, lanjutnya, akan ada Architecture Forum bersama pembicara Effan Adhiwira (effstudio, Indonesia), Troy Donovan (Prism Façades, Australia), Saul Kim (Saul Kim Studio, Korea Selatan), dan Jesse Reiser & Nanako Umemoto (Reiser+Umemoto, Amerika Serikat). 

"Forum ini akan membahas secara mendalam performa arsitektur, ekspresi material, serta narasi budaya dalam desain," bebernya.

3. Program Business Matching untuk Pertemukan Penyedia Jasa dengan Peserta Pameran

Menjawab kebutuhan akan efisiensi dalam proses pengadaan serta memperkuat sinergi antar pelaku industri, ARCH:ID 2025 memperkenalkan program terbaru, yaitu Business Matching. Program ini dirancang sebagai forum pertemuan eksklusif satu lawan satu, yang secara khusus mempertemukan peserta pameran dengan arsitek, pengembang, kontraktor, desainer interior, serta tim pengadaan berdasarkan kebutuhan mereka.

Business Matching menjadi ruang strategis bagi pelaku industri untuk menjajaki kolaborasi, berdiskusi langsung, dan mengambil keputusan cepat di tempat. Di tengah pesatnya pertumbuhan sektor konstruksi dan properti, kebutuhan akan material inovatif, teknologi berkelanjutan, dan kemitraan yang gesit menjadi semakin mendesak.

Memasuki edisi kelimanya, ARCH:ID terus menunjukkan pertumbuhan signifikan. Setelah berhasil menarik lebih dari 22.300 pengunjung dan 500 peserta konferensi pada tahun 2024, ajang ini menargetkan peningkatan menjadi 25.000 pengunjung dan 700 delegasi konferensi pada 2025. Area pameran pun diperluas 41 persen menjadi 12.000 m², dengan partisipasi lebih dari 200 perusahaan.

Sebagai pameran dan konferensi arsitektur unggulan di Indonesia, ARCH:ID 2025 juga akan menampilkan dua pembicara kunci, instalasi desain hasil kolaborasi arsitek, serta berbagai karya kuratorial yang memperkaya pengalaman para pengunjung.

Tak hanya itu, Firman menjelaskan, ARCH:ID akan membuat publikasi cetak dan digital untuk dibagikan kepada mitra kementerian dan lembaga-lembaga negara yang memang punya kepentingan dalam pembangunan Indonesia.

"Kita mau buat publikasi cetak maupun digital. Misalkan dengan kementerian PU, kementerian Ekraf, Kementerian Perumahan. Jadi, kementerian-kementerian yang punya perhatian terhadap sektor konstruksi, agar semangatnya adalah ARCH:ID ini adalah karena diinisiasi oleh Ikatan Asek Indonesia," pungkasnya.

sosial budaya

Fenomena Terkini






Trending