Fadli Zon Dukung Festival Adat Budaya Nusantara, Upaya Konkret Merawat Identitas Bangsa

Kuatbaca - Langkah konkret dalam pelestarian budaya Indonesia kembali diwujudkan melalui pertemuan antara Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dengan jajaran pengurus Masyarakat Adat Nusantara (MATRA) di Gedung E, Kementerian Kebudayaan. Dalam pertemuan itu, Fadli menyatakan dukungannya terhadap rencana besar penyelenggaraan Festival Adat Budaya Nusantara, sebuah gagasan ambisius yang diinisiasi oleh MATRA.
Festival ini dipandang sebagai tonggak penting dalam upaya menjaga kekayaan budaya lokal Indonesia yang begitu beragam. Menurut Fadli, pelestarian budaya tak hanya sebatas menjaga peninggalan fisik atau upacara adat, tetapi juga menyangkut semangat kolaborasi antar-lembaga serta masyarakat akar rumput.
MATRA: Menyatukan Pemimpin Adat dari Ujung ke Ujung Nusantara
MATRA selama ini dikenal sebagai organisasi yang menghimpun para tokoh adat dari berbagai wilayah di Indonesia. Namun, yang membuatnya unik adalah pendekatannya dalam menjaga keseimbangan dan kesetaraan antar pemimpin adat. Para tokoh yang masih aktif sebagai pemimpin adat tidak diperbolehkan menjadi pengurus, melainkan dilantik sebagai penasihat. Tujuannya, agar rasa hormat tetap terjaga tanpa menciptakan dominasi di antara tokoh-tokoh adat dari latar belakang berbeda.
Dalam forum audiensi itu, MATRA memaparkan berbagai rencana kerja sama yang mencakup lintas sektor, dari pendidikan hingga penguatan tradisi lisan. Semua diarahkan pada satu tujuan: memperkuat ketahanan budaya Indonesia agar tidak terkikis oleh arus globalisasi.
Program Pelestarian yang Menyentuh Akar Rumput
MATRA mengusulkan sejumlah program strategis yang sangat menyentuh aspek fundamental pelestarian budaya. Mulai dari pelatihan adat dan budi pekerti bagi generasi muda, revitalisasi situs dan cagar budaya, hingga pengembangan kurikulum berbasis budaya lokal di lembaga pendidikan.
Tak hanya itu, mereka juga menekankan pentingnya dokumentasi serta digitalisasi kekayaan budaya yang selama ini belum terdata secara rapi. Banyak naskah kuno, seperti lontar dari NTB, yang belum tersentuh teknologi digital dan berpotensi hilang jika tidak segera diselamatkan.
Festival Adat Tahunan: Lebih dari Sekadar Pertunjukan Seni
Festival Adat Budaya Nusantara yang direncanakan bukan sekadar acara seni biasa. Festival ini diharapkan menjadi momentum besar untuk mempertemukan seluruh elemen masyarakat adat, termasuk raja-raja nusantara, dalam satu panggung kebudayaan. Bukan hanya merayakan tradisi, tetapi juga memperkuat jejaring antar-wilayah dalam satu identitas kebangsaan.
Pemerintah, melalui Kementerian Kebudayaan, menunjukkan komitmen untuk mendukung pelaksanaan festival ini secara rutin setiap tahun. Selain sebagai ajang pertunjukan budaya, festival ini akan menjadi sarana diplomasi budaya dan media edukasi bagi masyarakat luas.
Dalam rangka mendukung realisasi program-program tersebut, Fadli juga menegaskan pentingnya keberpihakan pada komunitas adat dalam proses penganggaran. Salah satunya melalui optimalisasi Dana Indonesiana yang memang ditujukan untuk mendukung kegiatan budaya. Ia menjanjikan asistensi dan pendampingan agar masyarakat adat bisa lebih mudah mengakses dana tersebut secara adil.
Tak hanya dalam hal pembiayaan, pemerintah juga membuka pintu koordinasi untuk pengembangan kurikulum budaya lokal. Meskipun kewenangan pengembangan kurikulum berada di bawah Kementerian Pendidikan, Fadli menyatakan siap menjembatani komunikasi dengan pihak terkait jika ada masukan dari MATRA.
Pertemuan ini bukan sekadar formalitas antara pemerintah dan organisasi masyarakat, tetapi menjadi bukti nyata bahwa pelestarian budaya tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan sinergi antara lembaga pemerintah, masyarakat adat, dan para pelaku budaya untuk menciptakan kebijakan yang membumi dan tepat sasaran.
Di akhir pertemuan, perwakilan MATRA menyatakan kesiapan penuh untuk bersinergi dengan pemerintah. Bagi mereka, penguatan budaya bukan semata soal warisan, tetapi juga fondasi penting dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Festival Adat Budaya Nusantara ini pun diharapkan menjadi salah satu simbol dari kekuatan Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan kearifan lokal—warisan nenek moyang yang tak ternilai harganya dan harus dijaga lintas generasi.