CEO Accenture Julie Sweet Berikan Pengakuan dan Dukungan untuk Perkembangan AI di Indonesia

16 November 2024 18:48 WIB
julie-sweet-2_169.jpeg

Kuatbaca - Julie Sweet, CEO Accenture, baru-baru ini mengungkapkan rasa bangganya terhadap Indonesia, sebuah negara yang memiliki kenangan khusus baginya. Tiga puluh tahun lalu, Sweet memulai karier profesionalnya sebagai pengacara muda di Indonesia. Kini, setelah sekian lama, ia kembali ke Tanah Air untuk turut serta dalam pengembangan teknologi canggih, khususnya kecerdasan buatan (AI), yang semakin berkembang di Indonesia.

Kembali ke Indonesia dengan Kenangan Manis

Dalam konferensi pers yang berlangsung di Jakarta pada Kamis (14/11/2024), Julie Sweet mengungkapkan kebahagiaannya bisa kembali ke Indonesia setelah bertahun-tahun. “Tiga puluh tahun lalu, Indonesia adalah tempat pertama saya bekerja, belajar, dan jatuh cinta,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa ia sangat bangga melihat Indonesia kini memiliki visi yang berani untuk masa depan, yang sangat peduli terhadap rakyatnya dan berkomitmen untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua orang.

Sebagai seseorang yang sudah lama mengenal Indonesia, Sweet merasa terhormat dapat berkontribusi dalam perkembangan teknologi canggih seperti AI. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan AI guna mencapai tujuan ambisius mereka di masa depan. Julie Sweet juga menyampaikan rasa terima kasihnya karena dapat menjadi bagian dari perjalanan Indonesia dalam mengadopsi teknologi ini, bekerja sama dengan berbagai perusahaan besar untuk mewujudkannya.

Julie Sweet juga berbicara tentang pentingnya kemitraan dalam pengembangan AI, terutama dalam konteks Indonesia. Accenture, perusahaan global yang dipimpinnya, telah bekerja sama dengan Indosat untuk menciptakan fondasi yang kokoh bagi perkembangan AI di Indonesia. Julie menekankan bahwa kemitraan ini bertujuan untuk membantu Indonesia mencapai aspirasi besar mereka dalam teknologi ini.

“Kami sangat bangga menjadi mitra Indosat dan Nvidia. Kami berkomitmen untuk mendukung Indonesia dalam mencapai ambisi AI-nya,” kata Sweet. Dalam pandangannya, AI bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang bagaimana teknologi ini dapat diterapkan untuk menciptakan peluang dan memajukan berbagai sektor industri di Indonesia.

Dampak Positif AI di Berbagai Industri

Julie Sweet juga mengungkapkan bagaimana AI dapat mengubah hampir setiap sektor industri, menciptakan peluang baru, dan mempercepat transformasi digital. Menurutnya, kecerdasan buatan dapat mengubah berbagai aspek industri, dari manufaktur hingga sektor perbankan. Dengan penerapan AI, industri perbankan dapat lebih efisien dalam menciptakan produk yang lebih baik untuk pelanggan, meminimalisir risiko, serta mencegah penipuan.

“AI memiliki potensi untuk mengubah setiap bagian dari industri. Tidak ada teknologi sebelumnya yang dapat mengatakan hal itu,” ujar Julie dengan penuh keyakinan. Ia melihat penerapan AI sebagai suatu revolusi yang akan mempercepat perubahan dalam banyak aspek kehidupan dan bisnis di Indonesia, termasuk dalam meningkatkan kualitas layanan dan daya saing perusahaan.

Meskipun Julie sangat optimis tentang potensi Indonesia dalam pengembangan AI, ia juga menyadari adanya tantangan yang perlu dihadapi oleh negara ini. Tantangan pertama adalah kesiapan teknologi. Banyak perusahaan di Indonesia yang masih berada pada tahap awal dalam digitalisasi, sehingga akses terhadap data dan infrastruktur yang memadai menjadi salah satu hambatan utama.

“Untuk memanfaatkan AI, perusahaan harus digital dan dapat mengakses data. Itu adalah tantangan besar yang harus dihadapi, terutama dalam skala besar,” jelas Sweet. Oleh karena itu, Julie berharap Accenture bisa membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mempersiapkan diri menghadapi era digital ini, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga adopsi teknologi yang lebih baik.

Tantangan kedua yang disebutkan oleh Julie adalah kurangnya talenta digital di Indonesia, terutama di bidang STEAM (science, technology, engineering, and mathematics). Menurutnya, meskipun Indonesia memiliki banyak potensi, kekurangan sumber daya manusia yang terampil di bidang teknologi menjadi salah satu hambatan yang perlu segera diatasi.

Membangun Infrastruktur dan Talenta untuk Mendukung Pengembangan AI

Untuk mengatasi kedua tantangan tersebut, Julie menyarankan bahwa Indonesia perlu membangun infrastruktur digital yang lebih baik dan meningkatkan kualitas talenta di bidang teknologi. Ia menyebutkan bahwa hal ini adalah perjalanan jangka panjang yang memerlukan kerja sama antara pemerintah, perusahaan, dan lembaga pendidikan. Oleh karena itu, Accenture bersama Indosat dan berbagai mitra lainnya bekerja keras untuk membangun kemampuan digital di Indonesia, termasuk dengan menyediakan pelatihan bagi talenta muda di bidang teknologi.

“Tidak ada negara yang dapat memimpin dalam AI tanpa memiliki infrastruktur yang kuat. Selain itu, memiliki talenta yang terampil dan mendigitalkan perusahaan adalah langkah penting yang harus dilakukan,” pungkas Julie. Dengan kolaborasi yang kuat antara sektor publik dan swasta, Indonesia diharapkan dapat mengatasi tantangan ini dan menjadi pemimpin dalam penerapan teknologi AI di Asia Tenggara.

Julie Sweet, CEO Accenture, menunjukkan dukungannya yang besar terhadap pengembangan AI di Indonesia. Melalui kemitraan dengan Indosat dan perusahaan teknologi lainnya, Accenture berkomitmen untuk membantu Indonesia mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memajukan berbagai sektor industri. Meskipun tantangan seperti kesiapan teknologi dan kekurangan talenta digital masih ada, optimisme dan kolaborasi yang kuat dapat mendorong Indonesia menuju masa depan yang lebih cemerlang dalam dunia digital.

sosial budaya

Fenomena Terkini






Trending