Candi Mirigambar, dari Cerita Panji hingga Angling Dharma

21 February 2023 06:12 WIB
63f327c7cc1be.jpg

Candi Mirigambar merupakan salah satu bangunan peninggalan masa Hindu-Buddha yang berlokasi di Tulungagung.

Secara administratif, letak Candi Mirigambar berada di Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Candi ini memiliki keunikan berupa relief-relief yang menceritakan kisah Panji hingga Angling Dharma.

Berikut ini sejarah Candi Mirigambar.

Relief Candi Mirigambar

Melansir laman Direktori Pariwisata Kemenparekraf, Candi Mirigambar ditemukan pada 1870 oleh Rejosari.

Desa yang semula bernama Taman Sari kemudian diubah menjadi Desa Gambar setelah penemuan candi yang kaya akan relief ini.

Literatur Belanda dulunya juga menyebut candi ini sebagai Candi Gambar.

Pada 1921, dilakukan penggabungan Desa Miridudo dengan Desa Gambar menjadi Desa Mirigambar.

Sejak itu pula Candi Gambar dikenal sebagai Candi Mirigambar.

Bangunan Candi Mirigambar berdenah persegi dengan ukuran panjang 7,8 meter, lebar 7,5 meter, dan tinggi 2,5 meter.

Dalam catatan dari tahun 1908 milik peneliti Belanda, Johannes Knebel, disebut bahwa candi ini berupa reruntuhan yang memiliki batur setinggi 1,26 meter dengan trap tangga dan pintu masuk di sisi barat.

Selain itu, terdapat relief-relief, seperti relief raksasa dan relief kepala garuda.

Knebel mengutip keterangan seorang dalang bahwa relief di Candi Mirigambar merupakan relief cerita Angling Dharma.

Catatan dari Perquin yang dibuat pada 1916 dan laporan NJ Krom pada 1923 juga membahas mengenai relief raksasa yang ada di candi ini.

Penelitian mengenai relief Candi Mirigambar bahkan terus dibahas dalam tulisan Marijke Klokke yang terbit pada 1993 dan buku Menelusuri Figur Bertopi dalam Relief Candi Zaman Majapahit (2014) milik Lydia Kieven.

Menurut Kieven, relief di dinding batur Candi Mirigambar merupakan cerita Panji, kumpulan kisah dari periode Jawa Klasik (1042-1222).

Kemdikbud Relief Candi Mirigambar. Kapan Candi Mirigambar dibangun?

Latar belakang agama maupun siapa yang membangun Candi Mirigambar tidak diketahui pasti.

Pada 1913, Hoepermans mencatat bahwa di Candi Mirigambar terdapat tiga reruntuhan bangunan yang berdekatan.

Selain itu di sekitar situs ini ditemukan beberapa artefak lepas, yang memunculkan dugaan bahwa Candi Mirigambar merupakan bagian dari kompleks percandian yang dibangun sejak zaman Kerajaan Kediri (1045-1222), kemudian Kerajaan Singasari (1222-1294) hingga Kerajaan Majapahit.

Di sekitar Candi Mirigambar ditemukan beberapa pahatan angka tahun, yang tertua yakni 1129 Masehi.

Para arkeolog juga mengaitkan candi ini dengan prasasti berupa lempengan tembaga yang pernah ditemukan di Desa Mirigambar.

Prasasti tersebut menyebutkan adanya tempat suci “Satyapura” dan nama Raja Wikramawardhana, penguasa Kerajaan Majapahit periode 1389-1429.

Dari temuan-temuan tersebut, para ahli menyimpulkan bahwa situs ini telah ada sejak zaman Kerajaan Kediri dan terus dibangun hingga masa Kerajaan Majapahit.

Relief di Candi Mirigambar kemungkinan besar dibuat pada masa Raja Wikramawardhana, karena penggambarannya menunjukkan ciri pahatan dari awal atau pertengahan abad ke-15.

Pada 2021, Candi Mirigambar akhirnya dipugar sebagai upaya pelestarian bangunan peninggalan masa Hindu-Buddha.

Saat ini, fungsi Candi Mirigambar selain sebagai wisata edukasi adalah sebagai tempat peletakan sesaji sebelum acara tertentu.

Di samping itu, beberapa orang masih menggunakan candi ini sebagai tempat pemujaan.

 

Informasi

sosial budaya

Fenomena Terkini






Trending