Budaya Sebagai Aset Strategis Bangsa: Saatnya Indonesia Menjadikannya Kekuatan Nasional

Kuatbaca.com - Dalam konteks pembangunan nasional yang berkelanjutan, budaya memegang peranan penting sebagai kekayaan yang tidak akan pernah habis selama masih dijaga dan dilestarikan. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa berbeda dengan sumber daya alam seperti minyak, gas, dan batu bara yang memiliki batas ketersediaan, budaya akan terus hidup selama masyarakatnya memiliki kepedulian untuk merawat dan mengembangkannya. Sayangnya, hingga kini, kekayaan budaya Indonesia masih lebih sering ditempatkan sebagai etalase, bukan sebagai pilar utama dalam strategi pembangunan nasional.
1. Keragaman Budaya Indonesia: Modal Luar Biasa yang Belum Dimaksimalkan
Dengan lebih dari 1.300 etnis dan 718 bahasa daerah, Indonesia adalah salah satu negara paling beragam secara budaya di dunia. Data dari Kementerian Kebudayaan mencatat bahwa Indonesia memiliki 2.213 warisan budaya takbenda, 228 cagar budaya tingkat nasional, serta ribuan potensi budaya lainnya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tak hanya itu, Indonesia juga memiliki 16 warisan budaya yang telah diakui UNESCO, menjadikannya salah satu kekuatan budaya dunia. Namun, potensi ini masih belum diintegrasikan secara maksimal ke dalam kerangka pembangunan nasional sebagai kekuatan lunak (soft power) yang mampu membawa pengaruh global, seperti yang dilakukan Korea dengan Korean Wave atau India dengan Bollywood.
2. Jejak Sejarah Ribuan Tahun yang Menjadi Bukti Kebesaran Peradaban Nusantara
Lebih jauh lagi, budaya Indonesia tidak hanya kaya, tapi juga tua. Peradaban Nusantara telah terbentuk sejak zaman purba, sebagaimana ditunjukkan dengan penemuan fosil manusia purba seperti Homo Erectus dan lukisan gua di Sulawesi yang berumur lebih dari 51.000 tahun. Semua itu menjadi bukti bahwa wilayah Indonesia merupakan salah satu pusat awal peradaban manusia. Menurut Fadli Zon, inilah dasar kuat bagi bangsa Indonesia untuk percaya diri dan menjadikan budaya sebagai fondasi jati diri nasional, bukan sekadar simbol eksotisme.
3. Kebudayaan Sebagai Penggerak Ekonomi Kreatif dan Pariwisata
Transformasi budaya menjadi kekuatan ekonomi adalah langkah berikutnya yang tak bisa dihindari. Budaya bukan sekadar seni dan upacara adat, tetapi juga sumber inspirasi bagi produk-produk kreatif, konten digital, hingga sektor pariwisata. Penguatan pariwisata berbasis budaya dan ekonomi kreatif lokal bisa menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah. Dengan menjadikan budaya sebagai pusat pengembangan inovasi, masyarakat dapat membangun kemandirian ekonomi sekaligus memperkuat identitas bangsa.
4. Membangun Karakter Bangsa Melalui Jalur Budaya
Kebudayaan juga berperan penting dalam membentuk karakter bangsa. Dalam era globalisasi yang penuh tantangan, budaya lokal menjadi benteng moral dan identitas nasional. Menteri Fadli Zon mengajak masyarakat untuk tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga menghidupinya dalam keseharian, sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi budaya asing. Ia menekankan pentingnya rasa bangga terhadap budaya sendiri agar generasi muda tidak kehilangan arah dan identitas di tengah gempuran budaya global.
5. World Culture Forum: Menegaskan Indonesia Sebagai Ibu Kota Kebudayaan Dunia
Sebagai langkah konkret, Kementerian Kebudayaan akan menggelar World Culture Forum (WCF) tahun ini. Forum ini bukan hanya ajang pertukaran budaya antarnegara, tetapi juga merupakan upaya strategis untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat kebudayaan dunia. Dalam forum tersebut, Indonesia akan menunjukkan bahwa ia bukan hanya negara dengan budaya yang kaya, tapi juga mampu menjadi pelopor solusi atas tantangan global melalui jalur kebudayaan.