Abdul Rahman Saleh Berpulang: Jejak Pengabdian Sang Penegak Hukum

4 July 2025 21:14 WIB
1641d461-37d9-4487-84ac-48160315c0bf_169.jpeg

Kuatbaca - Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Abdul Rahman Saleh, mantan Jaksa Agung Republik Indonesia, telah tutup usia pada Jumat siang, 4 Juli 2025. Beliau menghembuskan napas terakhir pada pukul 13.05 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta Selatan. Kabar duka ini membawa rasa kehilangan yang mendalam, tidak hanya bagi keluarga besar Kejaksaan, tetapi juga bagi masyarakat luas yang mengenal sosoknya sebagai pribadi yang bersih, tegas, dan berdedikasi dalam penegakan hukum.

Dari Pekalongan untuk Indonesia

Lahir di Pekalongan pada 1 April 1949, Abdul Rahman Saleh tumbuh besar di tengah suasana Indonesia yang sedang mencari jati diri pascakemerdekaan. Ia menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta — salah satu institusi hukum terkemuka di Indonesia. Tak berhenti sampai di situ, ia kemudian memperdalam keilmuan hukumnya dengan mengambil jurusan notariat di Universitas Indonesia.

Latar belakang akademik yang kuat ini menjadi fondasi penting dalam perjalanan karier hukum Abdul Rahman yang penuh integritas. Ia dikenal sebagai sosok yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki komitmen tinggi terhadap keadilan.

Langkah Kuat di Dunia Peradilan

Sebelum menjabat sebagai Jaksa Agung, Abdul Rahman telah lebih dulu menorehkan kiprah penting sebagai hakim agung di Mahkamah Agung selama periode 2000 hingga 2004. Jabatan tersebut menunjukkan kepercayaan besar yang diberikan kepadanya dalam menegakkan keadilan di tingkat tertinggi. Ia dikenal sebagai hakim yang berani mengambil keputusan berdasarkan nurani hukum, meski sering kali bertentangan dengan arus kepentingan politik atau tekanan publik.

Kredibilitasnya sebagai penegak hukum yang tegas dan independen menjadi alasan kuat di balik penunjukannya sebagai Jaksa Agung oleh Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, pada tahun 2004.

Menjabat di Tengah Tantangan

Menjadi Jaksa Agung bukan perkara mudah. Masa jabatan Abdul Rahman Saleh dari 2004 hingga 2007 merupakan periode yang penuh dinamika dan tantangan, terutama dalam penanganan kasus-kasus besar yang menyita perhatian publik. Di tengah upaya reformasi hukum dan pemberantasan korupsi, ia berdiri sebagai figur penting yang berupaya menjaga marwah institusi kejaksaan.

Selama masa kepemimpinannya, Kejaksaan Agung menghadapi banyak kasus penting yang berkaitan dengan korupsi dan penyimpangan kekuasaan. Abdul Rahman dikenal tak segan memerintahkan penyidikan terhadap pejabat tinggi, bahkan ketika langkah tersebut menimbulkan tekanan politik.

Kepergian Abdul Rahman Saleh tidak hanya menyisakan duka, tetapi juga meninggalkan warisan moral yang patut diteladani. Dalam setiap keputusan dan langkah hukumnya, ia menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kejujuran. Ia bukan sekadar birokrat hukum, tetapi seorang negarawan dalam arti sesungguhnya—yang menempatkan kepentingan rakyat dan hukum di atas segalanya.

Integritasnya dalam memimpin Kejaksaan Agung banyak dikenang sebagai salah satu masa ketika institusi penegak hukum tersebut menunjukkan taringnya secara independen. Tak heran jika banyak kalangan hukum dan aktivis antikorupsi menganggapnya sebagai simbol harapan di masa itu.

Jenazah Abdul Rahman disemayamkan di rumah duka yang berlokasi di Jalan Pejaten Raya, Jakarta Selatan. Suasana haru menyelimuti rumah duka, tempat para kerabat, sahabat, dan kolega berdatangan memberikan penghormatan terakhir. Banyak yang mengenang sosoknya bukan hanya karena pencapaiannya, tetapi juga karena kerendahan hati dan keteguhan prinsipnya.

Meninggalnya Abdul Rahman Saleh adalah kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Di tengah kondisi penegakan hukum yang masih kerap dipertanyakan integritasnya, sosok seperti beliau menjadi pengingat akan pentingnya nilai-nilai moral dalam setiap kebijakan dan tindakan aparat penegak hukum.

Kini, sang mantan Jaksa Agung telah berpulang, namun semangat perjuangannya akan terus hidup. Ia telah menjalankan tugasnya dengan jujur, dan meninggalkan teladan bagi generasi penerus di dunia hukum.

Selamat jalan, Abdul Rahman Saleh. Indonesia berterima kasih atas pengabdianmu.

sosial budaya

Fenomena Terkini






Trending