Peringatan HUT ke-498 Jakarta: Momentum Refleksi dan Aksi Cepat Pemprov

Kuatbaca.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 dengan semangat baru di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung. Dalam upacara resmi yang digelar di Silang Monas, Jakarta Pusat, Pramono menyampaikan capaian penting selama 100 hari pertamanya menjabat sebagai Gubernur. Ia menegaskan komitmennya untuk menghadirkan perubahan nyata yang dirasakan langsung oleh warga Jakarta. “Kami bergerak cepat,” ujar Pramono, merujuk pada pelaksanaan program-program prioritas yang telah menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat ibu kota.
Program-program yang dijalankan sejak awal kepemimpinannya difokuskan pada pemberdayaan masyarakat dari bawah, melalui pendekatan partisipatif yang mengedepankan transparansi dan keberpihakan pada kelompok rentan. Langkah ini menjadi sinyal positif bahwa Pemprov DKI kini tidak hanya sibuk membangun fisik, tetapi juga memperhatikan keadilan sosial dalam kebijakan.
1. Pendidikan dan Kesetaraan Akses: Prioritas Utama
Salah satu sektor yang menjadi perhatian utama adalah pendidikan. Dalam 100 hari pertama, Pemprov telah menyalurkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus Tahap I tahun 2025 kepada 707.622 peserta didik, serta Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) untuk 16.979 mahasiswa. Tak hanya itu, program pemutihan ijazah untuk peserta didik yang mengalami kendala administratif pun telah menyasar lebih dari seribu pelajar.
Pemprov juga memberikan akses gratis ke berbagai destinasi wisata edukatif seperti Ancol dan museum-museum di Jakarta bagi pemegang KJP Plus. Langkah ini bertujuan tidak hanya untuk rekreasi, tetapi juga membuka wawasan generasi muda Jakarta agar lebih mengenal sejarah dan budaya kota mereka.
2. Infrastruktur Sosial dan Lingkungan: Dari Kampung Susun Hingga Air Bersih
Dalam rangka memperbaiki kualitas hidup warga, Pemprov Jakarta menyerahkan kunci Kampung Susun Bayam kepada kelompok tani urban. Kawasan ini dirancang sebagai solusi hunian berbasis komunitas yang humanis dan fungsional. Selain itu, sebanyak 300 ribu kartu air sehat telah didistribusikan sebagai bentuk subsidi biaya air bersih bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Langkah tersebut menunjukkan bahwa pemerintahan Pramono Anung tidak hanya fokus pada pembangunan fisik perkotaan, tetapi juga memperhatikan kebutuhan dasar warga. Program ini sejalan dengan tujuan menjadikan Jakarta sebagai kota inklusif yang layak huni bagi semua kalangan.
3. Transportasi Terintegrasi dan Aksesibilitas Layanan Publik
Upaya menjadikan Jakarta sebagai kota global turut ditunjukkan lewat pengembangan sektor transportasi publik. Dalam pernyataannya, Pramono mengumumkan kerja sama strategis dengan klub Persija Jakarta untuk menetapkan Jakarta International Stadium (JIS) sebagai home base resmi. Penandatanganan MoU ini sekaligus menjadi simbol sinergi antara olahraga dan kebanggaan kota.
Tak hanya itu, layanan TransJabodetabek kini diperluas menjangkau wilayah Bekasi, Depok, Tangerang, dan Bogor. Di sisi lain, 15 golongan masyarakat kini menikmati layanan MRT, LRT, dan TransJakarta secara gratis. Pemprov juga memperkuat program homecare untuk lansia serta membuka akses daycare bagi keluarga pekerja produktif.
4. Stabilitas Ekonomi dan Ketahanan Pangan Jakarta
Gubernur Pramono juga mengklaim keberhasilan Pemprov dalam menjaga kestabilan harga bahan pokok. Ia menyebut bahwa kerja sama antara BUMD pangan, perangkat daerah, dan mitra strategis menjadi kunci dalam pengendalian inflasi dan ketersediaan stok. Program pasar murah, cadangan pangan, serta kerja sama antar daerah terus digalakkan untuk memastikan warga tetap memiliki akses terhadap komoditas terjangkau.
Kestabilan harga ini memperkuat daya beli masyarakat, meningkatkan ketahanan pangan, dan menjaga roda ekonomi tetap berputar di tengah dinamika global yang penuh tantangan.
5. Arah Pembangunan Masa Depan Jakarta
Sebagai penutup dalam pidatonya, Pramono Anung memaparkan bahwa arah pembangunan Jakarta ke depan akan fokus pada teknologi, keberlanjutan, inklusifitas, dan tata kelola adaptif. Salah satu proyek yang tengah dikembangkan adalah kawasan Transit Oriented Development (TOD) di Dukuh Atas, yang mengusung konsep “tinggal, bergerak, dan terkoneksi” dalam satu kawasan terpadu.
Langkah ini diharapkan mampu memperkuat identitas Jakarta sebagai kota metropolitan modern yang ramah lingkungan dan siap bersaing di tingkat global menjelang usianya yang ke-500 tahun.