Menggali Makna Inflasi Hijau: Tanya Jawab Antara Gibran dan Mahfud MD

23 January 2024 01:32 WIB
65ad29ce85acd.jpg

Kuatbaca - Istilah "inflasi hijau" atau "greenflation" menjadi pusat perbincangan setelah menjadi sorotan dalam debat cawapres antara Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD. Pertanyaan Gibran mengenai "bagaimana cara mengatasi green inflation?" menyoroti isu yang berkaitan dengan transisi ke energi hijau dan dampaknya terhadap ekonomi.

Definisi Inflasi Hijau: Mengurai Arti Kata

Inflasi hijau, sebuah istilah yang terbentuk dari gabungan "green" (hijau) dan "inflation" (inflasi), memiliki konsep yang mencakup kenaikan harga bahan dan energi akibat perubahan menuju energi hijau. Fenomena ini muncul ketika usaha pelestarian lingkungan dan peralihan ke energi terbarukan justru meningkatkan biaya produksi dan harga bahan baku.

Proses Transisi Energi dan Dampaknya: Mengapa Terjadi Greenflation?

Ketika dunia bergerak menuju energi terbarukan, permintaan terhadap produk-produk seperti panel surya, mobil listrik, dan baterai meningkat. Peningkatan ini bisa mengakibatkan kenaikan harga karena pasokan barang belum mampu memenuhi tingginya permintaan, menciptakan greenflation. Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi rantai pasokan dan harga bahan baku.

Dampak Kebijakan Lingkungan: Peran Pajak Karbon dan Protes

Kebijakan lingkungan, seperti pemberlakuan pajak karbon, dapat berkontribusi pada inflasi hijau. Contohnya, saat Perancis menerapkan pajak karbon pada 2018, harga bahan bakar naik, memicu protes seperti gerakan Rompi Kuning. Ini menciptakan paradoks di mana kebijakan lingkungan yang seharusnya mendukung pelestarian malah berpotensi menyebabkan ketidakpuasan.

Greenflation tidak hanya terbatas pada satu negara. Beberapa negara mengalami peningkatan harga logam seperti timah, aluminium, tembaga, dan nikel-kobalt, yang digunakan dalam transisi ke energi hijau. Faktor-faktor seperti ketidakseimbangan pasokan dan permintaan global serta kebijakan lingkungan global dapat memicu greenflation di tingkat internasional.

Menanggapi pertanyaan Gibran, Mahfud MD menjelaskan bahwa inflasi hijau terkait dengan konsep ekonomi hijau atau ekonomi sirkuler. Dalam ekonomi sirkuler, produk-produk ekonomi diproduksi, digunakan, dan didaur ulang, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Ia menyoroti peran masyarakat Madura sebagai pelopor ekonomi hijau yang mengumpulkan dan mengolah sampah.

Gibran menyambut jawaban Mahfud dengan kritik, menyatakan bahwa jawaban tersebut belum memberikan pemahaman yang memadai. Hal ini menciptakan momen mencari jawaban di tengah perdebatan, menunjukkan kompleksitas topik ini dan kebutuhan akan kebijakan yang jelas dan dapat dipahami untuk mengatasi inflasi hijau.

Inflasi hijau menjadi tantangan aktual dalam perjalanan menuju energi hijau. Transparansi dalam kebijakan, penanganan rantai pasokan, dan kesadaran global terhadap dampak ekonomi dari upaya pelestarian lingkungan menjadi kunci untuk mengatasi greenflation. Diskusi ini mencerminkan kompleksitas antara kebijakan lingkungan, ekonomi, dan keberlanjutan.

Inflasi hijau, sejatinya, adalah isu yang membutuhkan pemahaman yang mendalam. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti yang diajukan oleh Gibran, kita dapat terus menggali solusi untuk mengurangi dampak negatif dan mempercepat peralihan menuju energi hijau secara berkelanjutan.

Fenomena Terkini






Trending