Megawati Menentukan Sekjen PDIP, Kursi yang Masih Kosong Setelah Penangkapan Hasto Kristiyanto

Kuatbaca.com - Setelah penangkapan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kursi kosong ini masih belum terisi. Keputusan mengenai siapa yang akan menggantikan Hasto sepenuhnya berada di tangan Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri. Meski ada berbagai spekulasi, Megawati tetap memegang kendali penuh dalam menentukan siapa yang layak untuk menduduki posisi strategis di partainya ini.
1. Kasus Hasto Kristiyanto yang Mengguncang PDIP
Pada 20 Januari 2025, Hasto Kristiyanto ditahan oleh KPK terkait dengan kasus suap yang melibatkan Harun Masiku, mantan anggota DPR yang menjadi buron sejak 2020. Kasus ini bermula ketika Hasto bersama orang-orang kepercayaannya diduga memberikan suap sebesar Rp 600 juta kepada mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan. Tujuan suap tersebut adalah untuk memuluskan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR untuk menggantikan posisi almarhum Nazaruddin Kiemas.
Berdasarkan fakta persidangan, Hasto diketahui mengupayakan agar Harun Masiku menggantikan Nazaruddin meskipun Riezky Aprilia, yang memiliki suara terbanyak kedua, seharusnya berhak atas kursi tersebut. Tindakan ini berujung pada dakwaan Hasto terkait perintangan penyidikan yang berujung pada penangkapan Harun Masiku yang masih buron hingga saat ini.
2. Kursi Sekjen PDIP yang Masih Kosong
Setelah penangkapan Hasto, posisi Sekjen PDIP sampai saat ini masih kosong. Meskipun banyak pihak yang berharap ada penggantinya, keputusan tersebut sepenuhnya ada di tangan Megawati Soekarnoputri, yang juga berperan sebagai formatur tunggal di dalam PDIP. Hal ini disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PDIP, Utut Adianto, yang menjelaskan bahwa proses pemilihan Sekjen tidak dilakukan melalui pemilihan umum internal. Sebaliknya, Megawati akan menentukan siapa yang layak menduduki posisi tersebut.
3. Megawati sebagai Formatur Tunggal
Dalam struktur PDIP, Megawati Soekarnoputri memiliki peran yang sangat dominan, terutama dalam hal menentukan susunan pengurus partai. Utut Adianto mengungkapkan bahwa Megawati bertindak sebagai formatur tunggal dalam penentuan struktur partai. Menurutnya, apabila Megawati sebagai Ketum PDIP menganggap suatu keputusan perlu dilakukan, ia akan langsung menunjuk siapa yang layak mengisi posisi Sekjen tanpa melalui mekanisme pemilihan yang rumit.
"Kalau di PDIP itu nggak ada pemilihan (terkait Sekjen), misalnya Ibu (Megawati) aklamasi sebagai ketua umum, nanti Ibu yang menyusun kabinetnya, Ibu formatur tunggal," ujar Utut Adianto di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.
4. Spekulasi Tentang Pengganti Hasto
Hingga saat ini, siapa yang akan menggantikan Hasto Kristiyanto masih menjadi tanda tanya besar. Utut Adianto menyebutkan bahwa ia belum mengetahui siapa saja yang masuk dalam bursa calon Sekjen PDIP. Meski demikian, ia menegaskan bahwa yang terpenting bagi partai adalah menjalankan proses internal dengan baik dan menyelesaikan masalah teknis yang ada.
“Kan kalau itu kamu yang tanya, saya mana tahu (soal calon Sekjen),” kata Utut, menunjukkan bahwa soal pemilihan Sekjen adalah keputusan penuh di tangan Megawati.
5. Tantangan dan Harapan PDIP Ke Depan
Kursi Sekjen yang kosong membuat PDIP menghadapi tantangan besar dalam mengelola organisasi partai. Sebagai salah satu partai besar di Indonesia, PDIP tentu membutuhkan figur yang tepat untuk melanjutkan pekerjaan besar partai di tingkat nasional. Selain itu, dengan berbagai kasus hukum yang melibatkan pengurus partai, PDIP juga harus memastikan integritasnya tetap terjaga agar tidak merusak citra yang telah dibangun selama ini.
PDIP, yang dikenal sebagai partai dengan struktur organisasi yang kuat dan terpusat, harus segera mengambil langkah tegas dalam mengisi kekosongan tersebut. Banyak yang berharap, dengan pengalaman dan kebijaksanaan Megawati, partai ini akan mampu melewati ujian internal ini dengan tetap menjaga soliditas dan visi partai.