Kuatbaca.com - Dalam dunia politik, perubahan kepemimpinan sering kali diharapkan mampu membawa inovasi dan kemajuan untuk rakyatnya. Juru Bicara Anies Baswedan, Sudirman Said, baru-baru ini menyoroti pentingnya pembaruan dalam kepemimpinan yang akan datang, terutama mengingat berakhirnya periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo tahun depan.
Sudirman menekankan bahwa pemilihan umum bukan sekedar ritual seremonial yang terjadi lima tahun sekali, melainkan merupakan momentum penting bagi bangsa untuk mengevaluasi apa yang sudah dicapai dan apa yang bisa ditingkatkan. Menurutnya, para calon pemimpin yang ingin meneruskan program yang sudah ada perlu mempertimbangkan lagi maksud dan tujuannya.
Menyoroti dua tokoh politik yang disebut-sebut akan maju dalam Pilpres 2024, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, Sudirman menilai kedua kubu tersebut terkesan hanya ingin meneruskan program Presiden Jokowi tanpa menawarkan inovasi atau perbaikan. Hal ini, menurut Sudirman, kurang tepat mengingat tantangan yang dihadapi bangsa ini semakin kompleks dan memerlukan solusi kreatif.
Namun, Sudirman tidak memungkiri bahwa beberapa program yang telah dijalankan oleh pemerintahan Jokowi memang patut untuk diteruskan. Anies Baswedan sendiri, dalam penyusunan program kerjanya, telah memetakan kebijakan yang patut dilanjutkan, yang perlu dikoreksi, yang sebaiknya dibatalkan, dan yang benar-benar menawarkan solusi baru.
Sudirman mengemukakan bahwa pembaruan dalam kepemimpinan bukan berarti menentang apa yang sudah ada.
Sebaliknya, pembaruan diperlukan untuk memastikan bahwa negara ini tetap maju dan mampu menghadapi berbagai tantangan yang datang.
Mengacu pada pendekatan yang diambil oleh Anies, adalah penting bagi calon pemimpin masa depan untuk tidak hanya fokus pada "business as usual". Mereka perlu berinovasi, beradaptasi dengan cepat, dan berkomitmen untuk mewujudkan kemajuan yang nyata bagi rakyat Indonesia.
Prabowo dan Ganjar, dalam berbagai kesempatan, telah menunjukkan keinginan kuat mereka untuk meneruskan jejak Jokowi. Meskipun memiliki niat baik, Sudirman berpendapat bahwa para calon pemimpin harus menunjukkan komitmen yang lebih besar dalam membawa perubahan.
Dalam politik, tidak cukup hanya membangun koalisi dengan nama yang menyerupai apa yang sudah ada. Yang lebih penting adalah bagaimana visi dan misi tersebut dijalankan untuk kebaikan rakyat banyak.
Sebagai penutup, Sudirman menyerukan agar semua pihak yang terlibat dalam pesta demokrasi yang akan datang dapat lebih fokus pada isu-isu substantif yang benar-benar berdampak bagi kehidupan rakyat, daripada terjebak dalam retorika politik belaka.
(*)