Garis Baru Dalam Peta Politik: PKS Dukung Anies-Cak Imin dan Hilangnya Wacana Poros Keempat
Kuatbaca.com - Suasana peta politik Indonesia kembali bergolak setelah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara resmi memberikan dukungannya kepada pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, yang dikenal dengan Cak Imin. Keputusan ini mengakhiri wacana tentang adanya "Poros Keempat" yang sempat menjadi pembicaraan hangat di kancah politik tanah air.
Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, memaparkan bahwa keputusan PKS mendukung Anies Baswedan menjadi pukulan telak bagi ekspektasi terbentuknya poros politik keempat. Wacana tersebut muncul ketika Partai Demokrat mencabut dukungannya dari Anies. Alasannya, Anies memilih Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden. Wacana tersebut melibatkan tiga partai besar: Partai Demokrat, PKS, dan PPP.
Namun, menurut Adi, realitas politik menunjukkan bahwa konsep poros keempat lebih mirip gosip daripada sebuah strategi politik yang matang. Sejak awal, konsep ini dianggap kurang realistis karena tak ada partai besar yang tampak serius mengadopsinya. Partai Demokrat sendiri, di mata Adi, tampak seperti "lajang" di tengah kancah politik saat ini.
Adi menambahkan bahwa meski wacana tentang poros keempat sempat mencuat, keberadaan koalisi-koalisi yang sudah mapan membuat wacana tersebut sulit untuk diwujudkan.
Sebagai contoh, PKS dan PPP telah memiliki komitmen dengan koalisi lain, dan dari segi figur, pasangan Sandi-AHY tampak kurang kuat jika dibandingkan dengan figur-figur seperti Ganjar, Prabowo, dan Anies.
Kesulitan lain yang ditekankan oleh Adi adalah kurangnya "kemistri" antara partai-partai yang diharapkan bisa membentuk poros keempat. Hal ini ditambah lagi dengan waktu yang semakin mendesak menjelang pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dalam konteks ini, dukungan PKS kepada pasangan Anies-Cak Imin bukan hanya menandai keputusan strategis partai tersebut, tetapi juga menegaskan bahwa peta politik menjelang pemilihan presiden mendatang kini semakin jelas. Para pemain besar telah menentukan pilihannya, dan bagi para pengamat, saatnya menunggu langkah-langkah selanjutnya dalam permainan politik yang selalu dinamis ini.
(*)