Fadli Zon Dorong Diplomasi Budaya Lewat Film di Venice 2025

Kuatbaca - Indonesia kembali menorehkan jejaknya di panggung perfilman dunia dengan memastikan partisipasinya dalam Venice Film Festival 2025. Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan bahwa kehadiran film-film karya sineas Indonesia di ajang bergengsi tersebut adalah bentuk nyata komitmen pemerintah dalam memperkuat ekosistem perfilman nasional. Tidak hanya sekadar hadir, partisipasi ini juga menjadi langkah strategis dalam memperkenalkan budaya Indonesia di kancah internasional melalui medium film.
Venice Film Festival dikenal sebagai salah satu festival film tertua di dunia yang menjadi barometer industri sinema global. Partisipasi Indonesia dalam ajang ini dianggap sebagai bukti bahwa ekosistem perfilman dalam negeri semakin kuat dan siap bersaing di tingkat internasional. "Ekosistem perfilman Indonesia yang semakin kuat merupakan bukti kebangkitan industri perfilman kita," ungkap Fadli Zon.
Pertemuan Strategis dengan Direktur Artistik Venice Film Festival
Dalam persiapan menuju festival tersebut, Fadli Zon bertemu langsung dengan Direktur Artistik Venice Film Festival, Alberto Barbera. Pertemuan tersebut membahas kesiapan Indonesia untuk berpartisipasi secara maksimal di festival yang akan berlangsung pada Agustus hingga September 2025. Selain membicarakan soal teknis keikutsertaan, pertemuan itu juga menjadi ajang diskusi untuk memperkuat kerja sama internasional di bidang perfilman.
Langkah ini bukan sekadar upaya untuk menampilkan karya sineas Indonesia, tetapi juga strategi diplomasi budaya yang diharapkan mampu meningkatkan kehadiran Indonesia di panggung global. Fadli Zon menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendukung keikutsertaan film Indonesia di berbagai festival internasional sebagai wujud promosi budaya dan identitas bangsa.
Deretan Karya Sineas Indonesia yang Siap Unjuk Gigi
Venice Film Festival tahun ini akan menjadi saksi kemunculan beberapa karya terbaik sineas Tanah Air. Empat film Indonesia telah dipastikan akan berkompetisi dan ditayangkan dalam festival tersebut, yakni Pangku, debut penyutradaraan Reza Rahadian; Sleep No More karya Edwin dan Palari Films; Levitating garapan Wregas Bhanuteja; serta Fox King, hasil kolaborasi antara produser Indonesia, Yulia, dengan sineas Malaysia, Woo Ming Jin.
Kehadiran nama besar seperti Garin Nugroho juga akan memperkuat eksistensi Indonesia di Venice Film Festival. Garin, yang dikenal sebagai sutradara dan penulis skenario ternama, akan hadir membawa inisiatif-inisiatif untuk memperluas jaringan industri film Indonesia di pasar internasional. Kontribusinya selama ini, termasuk pendirian Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF), menjadi bukti nyata upayanya dalam memajukan perfilman nasional.
Fadli Zon meyakini bahwa sinema adalah medium yang efektif untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke mata dunia. Diplomasi budaya melalui film tidak hanya memperluas wawasan internasional terhadap Indonesia, tetapi juga memperkuat identitas bangsa di tengah arus globalisasi. "Kehadiran film-film Indonesia di panggung internasional menjadi sarana diplomasi budaya yang efektif dalam memperkenalkan budaya dan identitas bangsa," jelasnya.
Pemerintah, melalui Kementerian Kebudayaan, akan terus berupaya membangun ekosistem film yang berakar pada jati diri bangsa. Hal ini diwujudkan dengan memfasilitasi sineas lokal untuk dapat bersaing di ajang internasional, termasuk dalam program-program pendukung yang mampu meningkatkan kualitas produksi film nasional.
Tidak berhenti pada sekadar kompetisi, Indonesia juga berpeluang menjadi Country of Focus dalam program Venice Bridge Financing Market yang akan digelar bersamaan dengan festival tersebut. Program ini dianggap sebagai langkah strategis untuk membuka jalur kolaborasi dan investasi internasional dalam industri perfilman Indonesia. Keberhasilan menjadi sorotan dalam program ini diharapkan dapat memperluas akses sineas Indonesia terhadap jaringan industri film global.
Partisipasi aktif dalam Venice Film Festival dan Venice Bridge Financing Market mencerminkan upaya pemerintah dalam menjadikan industri kreatif, khususnya perfilman, sebagai alat diplomasi yang efektif. "Kementerian Kebudayaan siap membangun kolaborasi jangka panjang dengan Venice Film Festival dan membuka peluang kerja sama strategis demi memperkuat diplomasi budaya Indonesia melalui sinema," tutup Fadli Zon.
Inisiatif ini diharapkan tidak hanya meningkatkan eksposur film Indonesia di mata dunia, tetapi juga memperkokoh posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri perfilman internasional.