Cak Imin Ajak Pesantren Berbenah: Hadapi Disrupsi Teknologi dengan Inovasi dan Kemandirian

24 June 2025 11:50 WIB
ketum-pkb-muhaimin-iskandar-atau-cak-imin-di-hut-partai-gerindra-sentul-bogor-jawa-barat-jabar-sabtu-1522025_169.jpeg

Kuatbaca - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Gus Imin, menaruh perhatian serius terhadap kondisi dan masa depan pondok pesantren di tengah derasnya arus perubahan global. Dalam pandangannya, pesantren tidak boleh tinggal diam menghadapi guncangan zaman yang dipicu oleh revolusi teknologi dan hadirnya kecerdasan buatan (AI) dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia.

Bagi Gus Imin, pesantren saat ini berada di persimpangan penting. Di satu sisi, mereka memegang peran historis dan spiritual dalam membentuk karakter bangsa. Namun di sisi lain, jika tidak segera melakukan penyesuaian dan inovasi, lembaga-lembaga pendidikan berbasis tradisi ini bisa tertinggal jauh dalam peradaban yang makin digital dan cepat berubah.

Realitas Ketimpangan dan Tantangan Nyata

Banyak pesantren di Indonesia, terutama yang berada di daerah-daerah pelosok, masih bergulat dengan keterbatasan yang sangat mendasar. Mulai dari minimnya akses anggaran, manajemen yang bersifat tradisional, hingga belum adanya standar kurikulum yang seragam dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Tantangan-tantangan itu, menurut Gus Imin, harus dibaca bukan sebagai hambatan permanen, tetapi sebagai peluang untuk melakukan transformasi. Di sinilah pentingnya sinergi antara pesantren, pemerintah, serta dunia industri dan teknologi, agar semua pihak bisa berkontribusi menciptakan ekosistem pendidikan pesantren yang modern, tetapi tetap berakar kuat pada nilai-nilai luhur Islam.

Adaptasi Bukan Ancaman, Tapi Keperluan

Bagi Gus Imin, kunci dari semua perubahan ini adalah keberanian untuk beradaptasi. Ia menegaskan bahwa modernisasi bukan berarti menghapus nilai-nilai tradisi pesantren, melainkan mencari titik temu antara warisan luhur dan kebutuhan zaman. Artinya, inovasi dan kemajuan harus didekati dengan semangat kolaboratif, bukan dengan kekhawatiran akan kehilangan jati diri.

Pesantren, katanya, tetap bisa menjadi pusat pendidikan moral dan spiritual, sembari membekali santrinya dengan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan—seperti literasi digital, pemahaman dasar teknologi informasi, hingga kesadaran terhadap dinamika sosial global.

Perluasan Peran Pesantren dalam Pembangunan Bangsa

Selama ini pesantren dikenal sebagai pusat pendidikan Islam klasik. Namun di era saat ini, perannya bisa diperluas menjadi pusat pemberdayaan ekonomi, inkubasi kewirausahaan, hingga agen transformasi sosial berbasis komunitas. Hal ini sangat mungkin dilakukan jika ada kemauan untuk mengubah sistem tata kelola pesantren menjadi lebih akuntabel, efisien, dan terbuka terhadap gagasan baru.

Gus Imin mengajak seluruh stakeholder, dari kalangan ulama, pengasuh pesantren, santri, hingga tokoh-tokoh muda, untuk membangun kesadaran bersama bahwa transformasi bukan pilihan, melainkan keniscayaan. Jika tidak dilakukan sekarang, risiko ketertinggalan akan semakin besar.

Dalam rangka mendorong transformasi tersebut, PKB menggelar Konferensi Internasional Transformasi Pesantren yang berlangsung selama beberapa hari di Jakarta. Forum ini diharapkan menjadi wadah gagasan dan diskusi lintas sektoral untuk membedah potensi dan merancang solusi konkret bagi masa depan pesantren.

Forum ini juga menjadi jembatan penghubung antara dunia tradisi dan modernitas, mempertemukan para kiai dan pemimpin pesantren dengan pakar teknologi, pengusaha, akademisi, serta pemangku kebijakan.

Di akhir pesannya, Gus Imin menekankan harapannya bahwa pesantren tidak hanya mencetak generasi yang paham agama, tetapi juga cakap dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Santri masa depan, menurutnya, harus menjadi sosok yang utuh: religius, mandiri, adaptif, dan mampu bersaing dalam lanskap global yang penuh ketidakpastian.

Dengan semangat pembaruan yang tetap berpijak pada akar nilai-nilai Islam, pesantren diyakini akan terus menjadi benteng moral bangsa sekaligus motor penggerak peradaban yang lebih adil dan berkemajuan. Pesantren yang bertransformasi adalah pesantren yang akan tetap relevan, tidak hanya di tengah umat, tetapi juga di tengah dunia.

Fenomena Terkini






Trending