Bursa Calon Ketua Umum PSI Tanpa Nama Jokowi, Fokus Pada Regenerasi

Kuatbaca.com - Pendaftaran calon ketua umum (caketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk periode kepengurusan berikutnya telah resmi ditutup pada 23 Juni 2025. Meski sebelumnya sempat ramai isu keterlibatan Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), nyatanya Jokowi tidak mendaftarkan diri dalam kontestasi internal partai tersebut. Hal ini menegaskan bahwa bursa caketum PSI tahun ini berjalan tanpa keterlibatan nama besar tersebut.
Penolakan Jokowi untuk maju sebagai calon ketua umum PSI menegaskan fokus partai pada regenerasi dan peran anak muda sebagai penerus kepemimpinan nasional. Kaesang Pangarep, anak bungsu Jokowi dan juga petahana ketua umum PSI, menyatakan bahwa ayah dan anak tidak mungkin saling berkompetisi dalam pemilihan yang sama. Kaesang menegaskan pentingnya memberi ruang bagi generasi muda untuk mengambil peran sebagai pemimpin masa kini, bukan sekadar pemimpin masa depan.
1. Kaesang Pangarep dan Komitmen Memimpin PSI Menuju Pemilu 2029
Kaesang Pangarep kembali mendaftarkan diri sebagai caketum PSI dengan visi membawa partai berlambang tangan bersalaman ini meraih kursi di DPR pada Pemilu 2029. Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh kader dan jajaran pengurus daerah yang telah mendukung langkahnya. Kaesang juga menegaskan komitmennya untuk memperbanyak kader PSI yang menjadi kepala daerah di masa mendatang.
Menurut Kaesang, anak muda adalah pemimpin masa kini yang harus diberi kesempatan penuh untuk memimpin dan memperkuat partai. Ia berharap PSI bisa semakin solid dan terus menunjukkan kerja nyata di masyarakat sebagai modal utama menuju kesuksesan pada Pemilu mendatang.
2. Kandidat Lain Siap Bersaing, Termasuk Bro Ron dan Agus Mulyono
Selain Kaesang, terdapat beberapa tokoh lain yang juga maju sebagai calon ketua umum PSI. Salah satunya adalah Ronald A. Sinaga atau yang akrab disapa Bro Ron. Wakil Ketua DPW PSI Jawa Barat ini maju didorong oleh dukungan dari sejumlah daerah seperti Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan lainnya. Bro Ron mengaku terpacu oleh tantangan dari Ketua Umum PSI saat ini dan berkomitmen membawa PSI semakin kuat dan meraih kemenangan pada Pemilu 2029.
Di sisi lain, Agus Mulyono Herlambang, mantan Ketua Umum PMII, juga mendaftar sebagai caketum di hari terakhir pendaftaran. Ia menyebut dirinya maju bukan karena dorongan pribadi, melainkan mandat dari berbagai daerah yang mempercayakan kepadanya. Agus memilih mendaftar di hari terakhir dengan alasan menghormati sosok Jokowi sebagai guru dan panutan, menunggu kepastian apakah Jokowi akan ikut dalam pemilihan ini.
3. Jokowi Sebagai Sosok Politik dengan Magnet Khusus
Meski tidak ikut mendaftar sebagai caketum PSI, Jokowi tetap menjadi figur sentral dalam perpolitikan nasional. Relawan dan pengamat memandang Jokowi sebagai entitas politik tersendiri yang memiliki magnet kuat di masyarakat. Bahkan tanpa aktif maju dalam kontestasi partai, Jokowi dianggap tetap menjadi kekuatan politik yang sulit tergantikan.
Menurut Immanuel Ebenezer, salah satu relawan pendukung Jokowi, keberadaan Jokowi di kancah politik Indonesia bagaikan partai yang berjalan sendiri. Ia berpendapat bahwa Jokowi memiliki daya tarik dan pengaruh yang unik, sehingga keberadaannya tetap diperhitungkan dalam setiap dinamika politik.
4. Proses Pemilihan Ketua Umum PSI Menuju Kepemimpinan Baru
Pemilihan Ketua Umum PSI ini merupakan momen penting bagi partai untuk menentukan arah dan strategi dalam menghadapi tantangan politik ke depan. Dengan pendaftaran yang telah ditutup dan daftar calon yang sudah resmi, seluruh kader PSI kini menantikan proses Pemilu Raya partai untuk memilih pemimpin baru yang akan membawa PSI semakin maju.
Para calon ketua umum yang maju membawa visi dan misi masing-masing dengan harapan dapat menguatkan posisi PSI sebagai partai progresif yang mewakili kepentingan anak muda dan masyarakat luas. Dengan tidak adanya nama Jokowi dalam bursa calon ketua umum, PSI menegaskan komitmennya pada prinsip regenerasi dan pemberdayaan kader muda sebagai pondasi masa depan partai.