Indonesia Kejar Ofset Teknologi Intangible Dalam Membangun Industri Pertahanan

Kuatbaca.com - Kepala Bidang Alih Teknologi dan Ofset Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) , Yono Reksoprojo mengatakan, Kementerian Pertahanan dengan KKIP tengah mengejar pengadaan teknologi ofset alutsista yang sifatnya secara tidak langsung (intangible), khususnya untuk kendaraan listrik (EV).
Sehingga diharapkan teknisi-teknisi Indonesia dapat diarahkan untuk mempelajari teknologi tersebut.
"Misalnya Fincantieri, ini kan kita butuhin Fincantieri, dia menjual kapal yang sudah jadi. Kalau dia kasih kesempatan untuk kita bangun kapalnya, nggak mungkin kapalnya sudah jadi. Jadi kita minta yang sifatnya indirect. Bikin apa? Bikin apa saja. Salah satunya, Pak Prabowo kebetulan mengarahkan untuk Indonesia memiliki kemampuan bikin EV," jelas Yono.
Dengan adanya program tersebut, diharapkan teknisi maupun perusahaan Indonesia dapat diarahkan untuk mempelajari dan memproduksi teknologi tersebut di masa mendatang.
"Tapi yang paling penting adalah sekarang untuk Indonesia, tahu dulu, kita mau apa yang mau kita ambil. Misalnya Arahan dari Presiden, electric vehicle. Nah di situ kita coba kembangkan untuk bikin industri, bukan pabrik, dan bukan cuma bikin mobilnya, tapi industri-nya. Artinya kemampuan (membuat) komponen, kemampuan untuk mendesain, itu semua lepas-lepas, nggak selalu harus ada di satu tempat," Jelasnya
1. Fincantieri-PT.PMM Masuki Kerjasama Pengembangan Teknologi Proteksi Dasar Laut Jangka Panjang
Salah satunya PT Prima Maju Mapan yang telah menandatangani kesepakatan kolaborasi teknis bidang bidang perlindungan bawah laut (underwater protection) dan proteksi pangkalan angkatan laut (naval base protection) bersama dengan Perusahaan pembangunan kapal (shipbuilding) asal Italia Fincantieri .
"Kebetulan, sekarang menjadi hal yang cukup menarik adalah masalah underwater protection. Misal ada ancaman drone bawah laut apalagi juga drone atas air. itu kan menjadi hal yang harus menjadi penelitian bersama. Jadi, dari situ, Fincantieri merasa cocok untuk bekerjasama secara teknis," kata President Comissioner PMM, Adrianus Prima Manggala.
Adrianus juga mengatakan selama ini perusahaannya telah menerima program offset dari Kementerian Pertahanan dalam pengadaan Kapal PPA
"Ada satu program yang melibatkan kolaborasi industri pertahanan lokal yang disebut dengan program Local content dalam bentuk naval simulator. Jadi, dari situ, kemudian kami mencoba mengeksplorasi apa yang bisa kami dalami dengan Fincantieri," jelas Adrianus.
2. Ekosistem adalah Kunci Pembangunan Industri Pertahanan Indonesia
Staf Bidang Alih Teknologi dan Ofset (KKIP), Sena Maulana mengungkapkan terbentuknya ekosistem merupakan kunci pembangunan industri pertahanan Indonesia.
"Kuncinya adalah ekosistem, Industri-industri besar sekarang sudah makin banyak membuka potensi ajakan kontrak atau membagi rezekinya. Sehingga apa? Selain ekonominya yang terbantu, teknologi-teknologi dan kemampuan juga berdiri. Industri yang kecil yang lainnya itu akan membantu lagi yang lainnya, yang lebih kecil lagi, sehingga pohon industri semakin lengkap," kata Sena.
Sehingga diharapkan ekosistem industri pertahanan Indonesia akan terbangun secara lengkap dalam satu beberapa tahun mendatang. Alhasil kedepannya Indonesia dapat menciptakan teknologinya sendiri.
"Mudah-mudahan di tahun ke depan, di sekitar 5 atau 10 tahun yang akan datang, ekosistem itu sudah terbentuk masing-masing sendiri dan itu akan menjadi sebuah kolaborasi satu sama lain yang baik. Ingat bahwa kita sangat butuh industri pertahanannya," tandasnya. (*)